Kejatuhan Bashar al-Assad dan Jalan Menuju Masa Depan Baru

Okay Pala

VisiMuslim, Dalam sebuah perkembangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, pasukan pemberontak Suriah yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS) telah berhasil merebut ibu kota Damaskus. Dengan ini, berakhir pula kekuasaan selama hampir 25 tahun dari diktator Bashar al-Assad.

Penguasaan Damaskus menandai titik balik dalam sejarah Suriah. Kelompok-kelompok perlawanan telah membebaskan sebagian besar wilayah negara itu dan membebaskan banyak tahanan dari pusat-pusat penahanan rezim yang terkenal kejam. Gambar-gambar yang menunjukkan kerumunan orang bersorak di alun-alun, reuni emosional keluarga, dan tangisan kegembiraan mencerminkan harapan akan awal yang baru.

Tanpa diragukan lagi, kejatuhan rezim tidak hanya meruntuhkan tembok fisik penindasan, tetapi juga menghidupkan kembali mimpi yang hampir padam – sebuah mimpi yang telah merenggut nyawa ratusan ribu orang.

Namun, meskipun kejatuhan Assad adalah tonggak sejarah yang luar biasa, ini hanyalah satu langkah dalam arena perjuangan yang lebih besar. Menyingkirkan seorang tiran saja tidak cukup. Sejarah baru-baru ini menunjukkan banyak contoh di mana diktator digantikan, tetapi sistem yang melahirkan rezim semacam itu tetap utuh. Pemimpin baru dengan cepat menggantikan diktator lama.

Sistem-sistem penindasan ini merupakan warisan dari penjajahan kolonial. Barat telah memaksakan model negara sekuler kepada masyarakat Muslim, yang menyebabkan siklus ketidakadilan dan ketidakstabilan di Suriah dan negara-negara Muslim lainnya.

Konferensi Jenewa tentang Suriah, seperti Konferensi Jenewa II dan resolusi-resolusi berikutnya, termasuk Resolusi 2254 dari Dewan Keamanan PBB, adalah kelanjutan dari kebijakan kolonial ini. Barat mendikte bahwa setiap perubahan di Suriah harus sesuai dengan prinsip-prinsip Barat, yaitu model negara sekuler dan demokratis, bukan model Islam. Ini tidak lain adalah kelanjutan dari sistem lama dan dominasi negara-negara Barat yang kuat. Pengorbanan yang telah dilakukan rakyat Suriah selama bertahun-tahun adalah untuk mengakhiri hal ini.

Para pejuang dan warga sipil yang telah berkorban melakukannya dengan visi membangun masyarakat yang adil berdasarkan Islam. Oleh karena itu, sangat penting bagi umat Islam untuk tetap waspada terhadap upaya dari luar yang mendukung agenda Barat.

Kejatuhan Assad adalah momen kemenangan mutlak, tetapi juga seruan untuk terus waspada dan bertekad. Islam, dan hanya Islam, adalah solusinya. Revolusi baru akan selesai ketika Khilafah Rasyidah yang adil berdiri tegak. []

1 komentar untuk "Kejatuhan Bashar al-Assad dan Jalan Menuju Masa Depan Baru"

Panji 12/11/2024 3:51 PM Hapus Komentar
Mengapa kata pertama yg muncul pemberontak padahal mujahidin berjibaku di tanpa lelah. Seorang muslim menyebut saudaranya pemberontak . Aneh dan miris