Gelombang Desakan dari Dalam: Seniman dan Tentara Israel Serukan Gencatan Senjata dan Pembebasan Sandera

 



Di tengah situasi yang terus memburuk di Jalur Gaza, gelombang tekanan dari dalam negeri Israel kian menguat. Bukan hanya dari kalangan sipil biasa, tetapi juga dari mereka yang selama ini menjadi bagian penting dari struktur sosial dan militer negara tersebut. Seruan demi seruan muncul, menuntut pemerintah agar segera mengambil langkah konkret demi keselamatan warga yang kini berada dalam cengkeraman konflik.

Sekitar 1.700 seniman dan tokoh budaya terkemuka di Israel diketahui telah menandatangani sebuah petisi yang menyerukan kepada pemerintah agar memprioritaskan pembebasan warga Israel yang ditahan di wilayah Palestina, khususnya di Jalur Gaza. Petisi ini menjadi cermin dari keresahan mendalam para insan budaya terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai kurang mengedepankan keselamatan warganya.

Laporan harian Haaretz yang terbit pada Selasa (15/5) menyebutkan bahwa seruan ini datang dari berbagai kalangan kreatif, termasuk seniman, penulis, musisi, hingga aktor-aktor terkemuka. Mereka menilai bahwa nasib para tawanan Israel tidak boleh dikorbankan atas nama tujuan politik atau militer yang berlarut-larut.

Tidak hanya dari kalangan budaya, tekanan juga datang dari institusi militer itu sendiri. Menurut data yang dikumpulkan oleh kantor berita Anadolu, lebih dari 3.500 veteran dan tentara aktif Israel telah menandatangani petisi yang menuntut penghentian serangan di Gaza. Petisi ini mulai bergulir sejak 10 April dan terus mendapat dukungan dari berbagai kalangan militer.

Para penandatangan petisi militer ini berasal dari beragam latar belakang satuan, mulai dari unit tempur reguler hingga pasukan elit dan intelijen. Kehadiran mereka dalam gerakan ini menunjukkan adanya kegelisahan yang merata, bahkan di tubuh militer yang selama ini dikenal disiplin dan loyal terhadap kebijakan pemerintah.

Lebih mengejutkan lagi, beberapa nama besar dari jajaran komandan militer Israel pun ikut bergabung dalam petisi tersebut. Di antara mereka terdapat Dan Halutz, mantan Kepala Staf Umum IDF, dan Ehud Barak, mantan Perdana Menteri sekaligus eks Panglima Militer. Keterlibatan mereka menjadi sinyal kuat bahwa kebijakan militer saat ini sedang berada dalam sorotan tajam dari mantan-mantan petingginya sendiri.

Desakan dari para seniman, veteran, dan komandan tinggi ini menjadi gambaran bahwa kebijakan militer Israel di Gaza tidak lagi mendapatkan legitimasi penuh dari dalam negeri. Ketika suara-suara penolakan datang dari mereka yang pernah berdiri di jantung kekuasaan, maka pertanyaan besar muncul: sampai kapan pemerintah akan terus mempertahankan pendekatan kekerasan ini? [] G3s

Posting Komentar untuk "Gelombang Desakan dari Dalam: Seniman dan Tentara Israel Serukan Gencatan Senjata dan Pembebasan Sandera"