Kesaksian Penggali Kubur: Membongkar Rahasia Kuburan Massal Rezim Assad
![]() |
VisiMuslim - Di tengah arus sejarah yang terus bergerak, ada sosok-sosok yang diam-diam memikul rahasia gelap sebuah rezim. Salah satunya adalah pria asal Suriah yang selama ini hanya dikenal dengan julukan “Penggali Kubur.” Pada Ahad (13/4/2025), ia akhirnya tampil di hadapan dunia, mengungkap identitas aslinya serta serangkaian fakta mengerikan tentang kekejaman sistematis yang dilakukan rezim Bashar al-Assad sebelum tumbang.
Dalam Konferensi Arab di Universitas Harvard, Amerika Serikat, pria tersebut memperkenalkan diri sebagai Mohammed Afif Naifeh, warga Damaskus. Ia adalah saksi hidup praktik pembantaian yang berlangsung secara rutin selama bertahun-tahun di bawah rezim Assad. Informasi ini dilansir oleh Al Watan News dan dikutip oleh Kantor Berita Arab Suriah (SANA) pada 14 April 2025.
Naifeh menjelaskan bahwa antara 2011 hingga 2018, ia ditugaskan secara paksa untuk menguburkan mayat para tahanan politik yang meninggal akibat penyiksaan di dalam penjara-penjara rahasia Suriah. Ia melakukan pekerjaan ini di bawah tekanan dan ancaman, tanpa pernah diperbolehkan bertanya atau menolak.
Menurut keterangannya, setiap pekan ada dua hingga tiga kali pengiriman mayat dari rumah sakit militer dan markas keamanan. Dalam satu kali pengangkutan, jumlah jenazah bisa mencapai 600 orang. Seluruh mayat itu dibuang ke dalam lubang besar tanpa identitas dan tanpa ritual pemakaman.
Naifeh menggambarkan kondisi para korban dengan suara bergetar: tubuh-tubuh penuh luka, wajah lebam, tangan terikat, bahkan beberapa di antaranya anak-anak yang tampaknya masih remaja. Ia menyebut pemandangan itu sebagai “neraka di atas tanah.”
Laporan dari Anadolu Agency menyebut bahwa kesaksian Naifeh telah menjadi bagian penting dari kumpulan bukti yang digunakan oleh komunitas internasional untuk menjatuhkan sanksi terhadap Suriah selama masa-masa paling gelap dalam sejarahnya.
Yang mengejutkan, dalam pidato yang sama, Naifeh menyerukan agar masyarakat internasional mengevaluasi kembali sanksi ekonomi terhadap Suriah. Menurutnya, meski Assad telah jatuh, beban penderitaan masih ditanggung oleh rakyat biasa.
“Empat bulan setelah rezim tumbang, tidak ada kelegaan bagi rakyat. Sanksi telah berubah menjadi hukuman kolektif,” ujarnya dalam forum tersebut, diikuti oleh tepuk tangan dan keheningan yang penuh empati.
Naifeh menekankan bahwa fokus dunia seharusnya bukan mempertahankan tekanan ekonomi, melainkan menyeret para pelaku utama ke meja hijau internasional. Baginya, keadilan lebih penting daripada balas dendam dalam bentuk embargo berkepanjangan.
Kesaksiannya mendapat konfirmasi dari Farid Nada al-Madhhan, mantan perwira forensik militer Suriah yang sebelumnya dikenal dengan nama samaran “Caesar.” Madhhan lebih dulu mengungkap identitasnya ke publik pada Februari 2025, setelah bertahun-tahun hidup dalam persembunyian.
Caesar adalah sosok di balik bocoran ribuan foto jenazah para korban penyiksaan yang menggemparkan dunia beberapa tahun silam. Kini, ia dan Naifeh menjadi dua figur kunci dalam penyelidikan kejahatan terhadap kemanusiaan oleh Mahkamah Pidana Internasional.
Rezim Bashar al-Assad resmi berakhir pada 8 Desember 2024 setelah ia melarikan diri ke Rusia di tengah gelombang demonstrasi besar-besaran dan desakan militer internal yang sudah pecah kesetiaan.
Selang sebulan lebih, tepatnya 29 Januari 2025, pemerintahan transisi Suriah terbentuk. Pemerintahan baru itu langsung menghapus konstitusi lama, membubarkan Partai Baath, membekukan parlemen, dan mendemobilisasi milisi bersenjata yang selama ini menjadi tulang punggung kekuasaan Assad.
Namun, jalan menuju rekonsiliasi dan pemulihan masih panjang. Masyarakat internasional dihadapkan pada pilihan sulit antara membantu membangun kembali Suriah atau terus menekan dengan sanksi yang memperpanjang penderitaan rakyat.
Dalam suasana global yang penuh kehati-hatian, kesaksian Naifeh menjadi suara nurani yang tak boleh diabaikan. Ia bukan hanya penggali kubur, tapi saksi bisu dari sejarah kekejaman yang tak boleh terulang kembali. [] N1l
Posting Komentar untuk "Kesaksian Penggali Kubur: Membongkar Rahasia Kuburan Massal Rezim Assad"