Zionis Makin Brutal, Solusi Hakiki Tak Berhenti Diperjuangkan
Oleh: Yulida Hasanah (Aktivis Muslimah Brebes)
Dikutip dari laman berita gazamedia.net(02/09/2025), Majelis Media Palestina pada Senin(01/09/2025) malam menyampaikan duka cita mendalam atas gugurnya jurnalis Islam Abed, yang gugur bersama suami dan anak-anaknya dalam serangan udara Israel yang menghantam apartemen mereka di Kota Gaza.
Sungguh berita ini telah menambah deretan jumlah jurnalis yang terbunuh di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 yakni sebanyak 247 orang. Tak hanya itu, ratusan jurnalis lainnya juga dilaporkan telah mengalami luka-luka atau penahanan. Sedangkan sejumlah kantor media dan lembaga pers juga ikut menjadi sasaran serangan, hingga mengalami kerusakan berat.
Kebrutalan zionis tersebut makin menjadi-jadi. Tak hanya kekejian yang sudah mencapai tingkat di luar kemanusiaan, mereka juga berupaya membungkam kebenaran yang terjadi di Gaza dan ingin mengahpus narasi Palestina dari ruang publik internasional.
Dunia Tetap Bungkam Dari Solusi Hakiki
Meski Gaza sudah berada di titik yang amat parah sepanjang penjajahan zionis, namun reaksi dunia Islam terhadapnya sungguh ironis. Bagaimana tidak, negeri-negeri muslim masih sibuk dengan kepentingan nasional mereka masing-masing. Jikapun ada sikap penguasa muslim terhadap masalah ini, itu hanya sebuah penghianatan yang membuat rakyat Gaza makin tersakiti.
Dukungan penuh bagi hak Palestina untuk mendirikan negara merdeka pada 4 Juni 1967 dengan Yerussalem Timur sebagai ibu kotanya, bukanlah solusi. Dan penguasa negeri-negeri muslim terus menyuarakan solusi damai dua negara, pengiriman bantuan kemanusiaan dan terus berharap kepada zinos untuk berdamai. Padahal, ini justru telah melegalkan tanah kaum muslimin tersebut dibagi kepada laknatullah zionis. Sikap munafik tersebut juga yang terus dijadikan pembahasan para penguasa Arab di siding luar biasa ke-21 Dewan Menteri Luar Negeri Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang diselenggarakan di kantor pusat organisasi tersebut, Jeddah pada Senin 25 Agustus 2025 lalu. (SindoNews/26/08/2025)
Padahal telah terang benderang begitu tampak bahwa masalah yang menimpa Gaza Palestina merupakan genosida dan perampokan tanah suci kaum muslimin secara fisik. Dan hal tersebut jelas butuh solusi fisik untuk mengeluarkan Gaza dari masalahnya. Apalah gunanya kecaman, kutukan dan berbagai konferensi dilakukan jika penguasa negeri muslim khususnya Arab tidak pernah menyerukan komando jihad. Apakah penguasa Arab menjamin warga Gaza bisa keluar dari kelaparan dan ketertindasan dari pengiriman bantuan kemanusiaan ke sana? Dan apakah mencegah ‘Zionis Israhel’ dari menjalankan kebijakan agresifnya, termasuk upaya menduduki gaza adalah sikap ‘gentle’ seorang pemimpin negara?
Di satu sisi, pemimpin kaum muslimin masih bungkam dari menempuh solusi hakiki membebaskan Gaza. Karena, mereka tidak lagi mengikuti solusi dari pendahulu mereka saat Palestina berada dalam bahaya. Bukankah Shalahuddin Al ayyubi telah mengambil sikap tegas membebaskan Baitul Maqdis dari Tentara Salib dengan jihad? Bukankah Kahlifah Umar bin Al Khaththab telah mengirimkan tantaranya untuk membebaskan Palestina dari kezaliman penguasa Romawi? Lalu mengapa penguasa muslim hari ini begitu bungkam dan enggan berjihad dan mengeirimkan tantara kaum muslimin di bawah komando mereka untuk mengusir zionis laknatullah?
Di sisi lain, realitas umat Islam hari ini telah terpecah belah dalam puluhan negara bangsa. Tak hanya secara fisik mereka terpecah belah, umatpun tidak memiliki kepemimpinan yang satu untuk seluruh dunia. Meski jumlah kaum muslimin mencapai dua miliyar, namun belum mampu bersatu untuk melawan kekejian zionis yang didukung oleh Amerika Serikat. Kaum muslimin juga belum mampu menuntut penguasa mereka untuk menurunkan pasukan militer dalam membebaskan Gaza.
Solusi Hakiki itu Hanya Dengan Jihad dan Khilafah
Masalah Palestina adalah masalah global yang menuntut umat Islam sedunia untuk menyatukan pemikiran dan perasaan mereka. Dan tanah Palestina adalah tanah kaum muslimin seluruh dunia. Kaum muslimin hendaknya memahami bahwa tanah suci ini telah dirampok dan saudara seaqidah mereka telah dianiaya demi mempertahankan tanah mereka oleh zionis laknatullah.
Dari pemahaman inilah seharusnya mendorong kita semua untuk berjuang membebaskannya. Menuntut penguasa-penguasa muslim untuk segera mengirimkan tantara umat Islam berjihad. Jihad menjadi kewajiban yang tidak bisa digantikan dengan perjanjian damai, apalagi berbagi tanah pada perampok zionis. Palestina wajib dipertahankan bukan dengan sekadar bantuan kemanusiaan, tapi dengan mengusir zionis dari pendudukannya. Dan yang demikian jelas butuh pada kepemimpinan yang kuat dan independent.
Oleh sebab itu, jihad merupakan solusi hakiki, tanpanya, Palestina akan terus dijajah. Jihad adalah jalan pembebasan dari kebiadaban zionis, tanpanya zionis dan AS tidak akan pernah mundur dari jajahannya. Maka, saat dunia bungkam, suara kita harus terus menyuarakan solusi ini kepada para penguasa muslim dunia. Karena merekalah yang memiliki kewenangan dan kemampuan mengomando pasukan militernya untuk membebaskan Palestina. Wallaahua’lam
Posting Komentar untuk "Zionis Makin Brutal, Solusi Hakiki Tak Berhenti Diperjuangkan"