Iran, Enam Negara Adidaya Capai Kesepakatan Nuklir
Iran dan enam negara adidaya berhasil mencapai kesepakatan nuklir setelah melakukan perundingan secara tak teratur selama lebih dari satu dekade, dengan melonggarkan sanksi bagi Tehran sebagai imbalan dari upaya meredam program nuklir negara itu.
Kesepakatan itu bertujuan membatasi proyek nuklir Iran selama lebih dari satu dekade sebagai imbalan penghentian secara bertahan sanksi yang telah mengurangi ekspor minyak dan melumpuhkan perekonomian Iran.
“Seluruh kerja keras telah membuahkan hasil dan kami mencapai satu kesepakatan. Tuhan memberkati rakyat kami,” ujar seorang diplomat Iran yang tidak mau disebutkan namanya kepada kantor berita Reuters.
Seorang diplomat Iran lainnya membenarkan bahwa kesepakatan berhasil dicapai.
Para menteri luar negeri Iran dan enam negara adidaya akan bertemu di kantor PBB Wina, hari Selasa (14/7) pagi dan akan diadakan acara jumpa pers.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarid dan Ketua Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini dijadwalkan menyampaikan pernyataan bersama dalam jumpa pers tersebut.
Berdasarkan satu rancangan kesepakatan nuklir yang dibuat sejalan dengan kesepakatan sementara yang dicapai 2 April lalu, para pemeriksa PBB akan mendapat ijin untuk mengunjungi seluruh fasilitas Iran, termasuk fasilitas nuklir, yang dicurigai.
Menteri luar negeri Inggris, China, Perancis, Jerman, Rusia dan Amerika Serikat bertemu selama sekitar setengah jam tengah malam kemarin untuk menyelesaikan kesepakatan yang telah dirundingkan selama lebih dari 20 bulan itu.
Piagam kesepakatan ini akan menjadi pertanda baru dalam hubungan antara Tehran dan negara-negara Barat yang curiga Iran mempergunakan program nuklir sipil untuk menutupi proyek pengembangan kemampuan membuat senjata nuklir.
Tuduhan ini ditolak oleh Iran.
Diantara masalah-masalah yang mengganjal dalam perundingan selama beberapa minggu terakhir adalah keteguhan Iran agar sanksi senjata dari Dewan Keamanan PBB dan larangan program rudal balistik yang dikenakan pada 2006 dicabut sebelum mencapai kesepakatan.
Rusia, yang menjual senjata ke Iran, secara terbuka mendukung Tehran dalam masalah ini.
Negara-negara Barat keberatan Iran bisa membeli dan menjual senjata dengan bebas, karena khawatir langkah ini akan meningkatkan dukungan militernya pada milisi Syiah di Irak, militan Houthi di Yaman dan Presiden Bashar al-Assad di Suriah.
Satu masalah besar lain yang menghadap adalah rencana yang disebut “snapback” yaitu menerapkan kembali sanksi jika Iran melanggar kesepakatan.
Iran menerima rencana ini yang mengatur bahwa sanksi akan kembali diberlakukan dalam 65 hari jika negara itu melanggar kesepakatan tersebut.
Masalah sulit lain meliputi ijin bagi pemeriksa untuk masuk ke pangkalan militer Iran, penjelasan terkait kegiatan masa lalu Iran yang kemungkinan bertujuan mengembangkan senjata nuklir dan percepatan pencabutan sanksi secara keseluruhan.
Sumber diplomatik ini mengatakan resolusi PBB mengenai kesepakatan ini seharusnya diadopsi pada Juli, dan kedua kubu akan mulai menerapkan langkah-langkah pada semester pertama 2016.
Iran dan Badan Energi Atom Internasional, IAEA, menyepakati satu rencana untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait kemungkinan dimensi militer dalam kegiatan nuklir Iran di masa lalu pada akhir 2015, dan menegaskan bahwa pencabutan sejumlah sanksi akan tergantung pada kemampuan Tehran memecahkan masalah ini.
Rencana itu meliputi kunjungan ke pangkalan militer Parchin dan juga kemungkinan wawancara dengan ilmuwan nuklir Iran. [www.visimuslim.com]
Sumber : CNN Indonesia, 14 Juli 2015
Posting Komentar untuk "Iran, Enam Negara Adidaya Capai Kesepakatan Nuklir"