India: Tinggalkan Daging Sapi Atau Tinggalkan Negara
Kontroversi meletus pada hari Jum’at lalu menyusul pernyataan Perdana Menteri negara bagian Haryana, Manohar Lal Khattar, yang mengatakan bahwa umat Islam bisa hidup di negara ini, namun mereka harus meninggalkan makan daging sapi. Meski kemudian ia menyangkal pernyataannya ini, namun pernyataannya itu telah cukup menciptakan kekacauan, termasuk Partai Kongres yang menekan Perdana Menteri atas pernyataannya itu. Juru bicara Partai Kongres, Randeep Surjewala, berkicau di Twitter dengan mengatakan: “Hari yang menyedihkan bagi demokrasi di India, Perdana Menteri Khattar sekarang memutuskan tentang kelayakan untuk mendapatkan kewarganegaraan India, apakah ini model baru bagi pemerintahan Modi?”
Khattar mengatakan: “Umat Islam dapat terus hidup di negeri ini, namun mereka harus meninggalkan makan daging sapi, sebab sapi adalah binatang yang disucikan di sini.” Dia juga mengatakan: “Bhagavad Gita dan Saraswati adalah dasar-dasar keyakinan Hindu, sehingga kaum minoritas tidak boleh melanggar keyakinan agama.” Dia menambahkan: “Makan daging sapi menyakiti perasaan orang lain. Anda tidak dapat melakukan ini, sebab konstitusi melarangnya. Konstitusi mengatakan bahwa Anda tidak dapat melakukan sesuatu yang menyinggung saya, dan saya tidak bisa melakukan sesuatu yang menyinggung Anda …”
Kemudian Khattar mengklaim bahwa kata-katanya telah terdistorsi. Dia menambahkan bahwa dirinya siap untuk mengungkapkan penyesalannya. Dia mengatakan: “Pernyataan saya telah terdistorsi. Saya tidak menyatakan pernyataan seperti itu. Namun jika pernyataan saya menyakiti perasaan siapa pun, maka saya bersedia untuk mengungkapkan penyesalan …”
pemerintah Federal India, yang juga dipimpin oleh Partai Bharatiya Janata, berada di bawah bayang-bayang tekanan yang meningkat dari kelompok ekstrimis Hindu yang menuntutnya untuk lebih serius melindungi sapi. Bulan lalu, seorang pria muslim berusia 50 tahun meninggal di tangan massa Hindu di Uttar Pradesh karena rumor bahwa keluarganya menyimpan dan mengkonsumsi daging sapi di rumah. Sedang, anaknya yang berusia 22 tahun, terluka parah dalam serangan itu.
Khattar mengatakan bahwa pembunuhan itu adalah “hasil dari kesalahpahaman”, dan “kedua belah pihak” telah melakukan kesalahan. Dia mengatakan: “Benar, kedua belah pihak telah melakukan kesalahan.” Meskipun penyembelihan sapi dilarang pada skala besar, namun India merupakan eksportir terbesar daging sapi, karena India mengekspor daging kerbau, menurut sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Departemen Pertanian AS. (sumber: BBC dan koran The New Indian Express).
Meskipun kebencian terhadap kaum muslim begitu telanjang di India, namun banyak negara-negara Islam berbondong-bondong melakukan aktivitas bisnis dengan kaum fanatik Hindu. Bagaimana mungkin pemimpin di dunia Islam yang waras dan berakal dapat melakukan aktivis bisnis dengan mereka yang melarang memakan dewa-dewanya, dan pada saat yang sama mereka tidak melihat bahaya apapun dalam penjualan dewa-dewanya dengan harga murah?! [www.visimuslim.com]
Sumber: kantor berita HT, 20/10/2015
Posting Komentar untuk "India: Tinggalkan Daging Sapi Atau Tinggalkan Negara"