Revolusi Sistem Pendidikan
Oleh : H. Indarto Imam, S. Pd.
(Forum Pendidikan Indonesia)
Pendidikan yang sekular-materialistik gagal total menghasilkan generasi yang berkarakter mulia sekaligus gagal mengantarkan manusia menjadi sosok pribadi yang utuh, yakni seorang manusia shalih dan mushlih. Hal ini disebabkan oleh dua hal.
Pertama, paradigma pendidikan yang didasarkan pada ideologi sekular, yang tujuannya sekadar membentuk manusia-manusia yang berpaham materialistik dalam pencapaian tujuan hidup, hedonistik dalam budaya masyarakatnya, individualistik dalam interaksi sosialnya, serta sinkretistik dalam agamanya. Kedua, kerusakan fungsional pada tiga unsur pelaksana pendidikan, yakni: (1) lembaga pendidikan formal yang lemah; tercermin dari kacaunya kurikulum serta tidak berfungsinya guru dan lingkungan sekolah/kampus sebagai medium pendidikan sebagaimana mestinya; (2) kehidupan keluarga yang tidak mendukung; (3) keadaan masyarakat yang tidak kondusif.
Perlu ada evaluasi merupakan komponen sistem pendidikan yang sangat menentukan sukses tidaknya pendidikan. Iman, takwa, akhlak, tidak bisa dievalusasi secara kognitif semata. Inilah hakikat pendidikan. Dengan pendidikan yang hakiki inilah insya Allah umat memiliki negara maju, kuat, adil, makmur, dan beradab (negara takwa). Begitu pentingnya adab, sampai Imam Syafii menegaskan, "Aku akan mencarinya, laksana seorang ibu mencari anak satu-satunya yang hilang."
Kita berharap, pendidikan kita tidak melahirkan manusia tak beradab (biadab): yang membangkang pada Allah, utusan-Nya, serakah harta dan tahta, serta gila hormat dan popularitas. Kita sepakat, bahwa Kemanusiaan yang adil dan beradab" bukan slogan kosong dan alat propaganda politik.
Kita juga berharap para orangtua juga bersungguh-sungguh menanamkan dasar-dasar keislaman yang memadai kepada anaknya. Lemahnya pengawasan terhadap pergaulan anak dan minimnya teladan dari orangtua dalam sikap keseharian terhadap anak-anaknya makin memperparah terjadinya disfungsi rumah sebagai salah satu unsur pelaksana pendidikan.
Masyarakat, semestinya menjadi media pendidikan yang real, juga berperan menegaskan seluruh proses pendidikan di rumah dan persekolahan, bukan malah menegasikan. Sebab, dalam masyarakat berkembang sistem nilai sekular; mulai dari bidang ekonomi, sosial, budaya, politik, maupun tata pergaulan sehari-hari; berita-berita pada media masa juga cenderung mempropagandakan hal-hal negatif.
Oleh karena itu, penyelesaian problem pendidikan yang mendasar harus dilakukan pula secara fundamental. Hal itu hanya dapat diwujudkan dengan melakukan perbaikan secara menyeluruh yang diawali dari perubahan paradigma pendidikan sekular menjadi paradigma Islam. Pada tataran derivatnya, kelemahan ketiga faktor di atas diselesaikan dengan cara memperbaiki strategi fungsionalnya sesuai dengan arahan Islam.
Walhasil, pemahaman tentang karakter ideologi ini menjadi sangat penting untuk dipahami. Ketidakpahaman terhadap ideologi yang dianut akan menyebabkan pemahaman yang bias terhadap seluruh sistem yang dibangun. Hal itu berimbas pada ketidakpahaman terhadap tujuan suatu sistem pendidikan dan karakteristik manusia yang hendak dibentuknya. Giliran berikutnya, sistem pendidikan yang dijalankan hanya akan membuat program-program pendidikan sebagai sarana trial and error dan menjadikan peserta didik bagai kelinci percobaan.
Islam punya jawaban. Politik pendidikan Islam adalah solusi ideal. Sangat jelas keunggulan sistem pendidikan Islam yang diatur oleh syariat Islam. Dengan bersikap obyektif terhadap syariat Islam, seharusnya manusia yang jujur, berpikir, dan memiliki nurani jernih akan kembali ke pangkuan syariat Islam.[vm]
Posting Komentar untuk "Revolusi Sistem Pendidikan "