Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Nasib Umat Islam Dibawah Sistem Kapitalisme Tahun 2022 Semakin Buruk




Oleh: Abu Muhammad Asyam Fathul Ulum


Tahun 2021 telah kita tinggalkan dengan segudang kisah. Saat ini umat Islam khususnya sedang menjalani kehidupannya tahun 2022. Tahun 2021 lalu kisah umat Islam tetap dilanda derita, berada dalam keterpurukan, dan semakin dalam kondisi keterjajahan. Ada banyak fakta yang tidak bisa dipungkiri tentang hal itu. Misalnya, Palestina masih dalam cengkraman Yahudi Israel laknatullah, beberapa negeri muslim yang para pemimpinnya masih dalam kendali negara adiya kafir, penduduk miskin dijagad raya ini masih didominasi oleh umat Islam, juga sampai hari ini sumber-sumber kekayaan alam yang dimiliki negeri-negeri muslim berada dalam penjarahan negeri-negeri kafir, Amerika, Eropa, dan terakhir Cina.

Beberapa fakta tersebut, menjadi pertanyaan paling penting untuk dijawab, apakah nasib umat Islam pada tahun 2022 ini akan menjadi lebih baik ataukah masih menyimpan harapan baru bagi perbaikan nasib umat Islam yang lebih baik?

Kehidupan Masyarakat sangat Dipengaruhi oleh Sistem Ideologi yang Mendasarinya

Masyarakat pada hakikatnya merupakan sekumpulan individu yang saling berinteraksi secara terus menerus dan berkesinambungan yang diikat oleh sebuah peraturan atau hukum- tertentu yang memiliki karakteristik khas. Semua aturan tersebut, lahir dari sebuah pemikiran dasar yang berlaku ditengah masyarakat secara keseluruhan. Pemikiran dasar itulah yang terumus dengan istilah ideologi atau mabda. Menurut Sheikh Taqiyuddin An Nabhani bahwa ideologi atau mabda adalah pemikiran menyeluruh yang bersifat mendasar tentang alam semesta, manusia, dan kehidupan, serta apa yang sebelum dan sesudah alam kehidupannya, yang kesemua itu memiliki keterkaitan erat satu sama lain. Dari ideologi atau mabda inilah yang memancarkan seperangkat aturan hukum untuk mengatur prilaku individu tadi dalam sebuah sistem kehidupan masyarakat, seperti aturan hukum tentang ekonomi, politik, pergaulan sosial, dan lain-lain.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka karakteristik serta format masyarakat, akan sangat dipengaruhi oleh ideologi yang mendasarinya. Fakta peradaban umat manusia, hakikatnya telah dipengaruhi oleh tiga ideologi besar, yaitu Islam, Kapitalisme, dan Sosialisme. Sejak runtuhnya Daulah Khilafah Islam sebagai Negara pengemban ideologi Islam, pada 3 Maret 1924, maka praktis ideologi Islam tidak lagi menjadi penyangga kehidupan masyarakat manapun di dunia ini. Kemudian muncullah dua ideologi besar yaitu Sosialisme yang diemban oleh Negara Uni Soviet dan Kapitalisme yang diusung oleh Amerika Serikat dan Negara-negara Eropa Barat. Tatkala Negara Uni Soviet runtuh pada tahun 1989 melalui kebijakan Glasnost dan Perestroika oleh Presiden Michael Gorbachev, maka praktis ideologi Sosialis tidak lagi diemban secara menyeluruh oleh beberapa negara, kecuali hanya beberapa negara yang masih mengembannya secara parsial, seperti Cina dan Korea Utara.

Sampai saat ini pada abad ke-21, konstelasi dunia dengan berbagai dinamika kehidupan masyarakatnya, dipengaruhi oleh ideologi Kapitalisme yang diusung oleh Amerika Serikat dengan dukungan negara-negara Eropa Barat, terutama Inggris, Perancis, dan Jerman. Begitu juga, kehidupan masyarakat negeri-negeri muslim saat ini, praktis hidup dibawah tatanan kehidupan ideologi Kapitalisme. 

Kapitalisme merupakan ideologi yang menghasilkan konsep pemikiran dasar yang memisahkan antara Agama dengan kehidupan sosial. Inilah yang disebut dengan sekulerisme. Ide inilah yang menjadi asas pokok berpikir dari ideologi Kapitalisme. Artinya, gagasan utama Kapitalisme adalah manusia yang berhak membuat aturan kehidupannya sendiri berdasarkan logika berpikir yang dimilikinya sedangkan Agama dalam hal ini sang pencipta tidak diperkenankan mengatur kehidupan umat manusia. Dari landasan inilah maka Kapitalisme memancarkan landasan pokoknya berupa asas kebebasan. Sehingga dalam Kapitalisme dikenal dengan apa yang dinamakan sebagai kebebasan berpikir, kebebasan kepemilikan, kebebasan ekonomi, kebebasan sex atau kebebasan pergaulan, dan kebebasan beragama.

Kehidupan Umat Islam Semakin Buruk Dibawah Naungan Ideologi Kapitalisme Sampai 2022

Umat Islam yang hidup dibeberapa negeri muslim, yang kebanyakan diantaranya di wilayah Benua Asia dan Afrika, termasuk yang ada di Indonesia, misalnya, menapaki tahun 2022, akan semakin terpuruk dan berada dibawah keburukan serta keterpurukan disegala aspek kehidupan. Realitas kehidupan masyarakat muslim hingga saat ini, tak dapat dipungkiri masih terkooptasi oleh kehidupan masyarakat berbasis ideologi Kapitalisme, meskipun di negeri-negeri yang penduduknya mayoritas muslim. Ini sangat penting untuk dipahami serta dijelaskan kepada seluruh umat Islam bahwa umat Islam tidak boleh berharap banyak kepada ideologi Kapitalisme untuk menuntaskan segala aneka problematika kehidupannya.

Sehubungan dengan itu, maka apapun argumentasi yang hendak dibangun untuk menjamin kehidupan Islam yang lebih baik, tidak akan mungkin tercapai apabila sistem kehidupan umat manusia saat ini, masih berada dibawah naungan ideologi Kapitalisme. Ada banyak fakta yang bisa diungkap betapa kaum muslimain hingga saat ini masih terombang-ambing hidup terpuruk dibawah naungan ideologi Kapitalisme. Artinya, berbagai persoalan terus bermunculan dalam seluruh aspek kehidupan; ekonomi, politik, sosial, budaya, hankam dan sebagainya. Di bidang ekonomi misalnya, sekalipun pemerintah mengklaim ada perbaikan, realita justru bicara lain. Kemiskinan dan tingginya tingkat pengangguran, stunting dan gizi buruk masih menjadi potret buram negeri ini. Sangat miris ! Kekurangan makanan terjadi di negeri dengan kekayaan alam melimpah-ruah. Di bidang sosial-budaya pun tak kalah buramnya. Berbagai konflik horizontal maupun vertikal terus terjadi. Kriminalitas kian merajalela tanpa ada satu kekuatan hukumpun yang bisa mencegah. Pergaulan bebas, aborsi di kalangan remaja, pornografi-pornoaksi, perilaku seks menyimpang tumbuh subur tak terkendali. Di lain pihak, para penguasa dan politisi seolah tak berdaya menghadapi semua keadaan ini. Secara politik, mereka dikungkung ketidakberdayaan menghadapi tekanan asing yang memaksa mereka menjadi pengutangdan pengobral aset milik rakyat, menjadi komprador yang setia menjaga kepentingan imperialis kapitalis, dan selalu siap melayani mereka sekalipun harus mengorbankan rakyatnya sendiri. Kepedulian mereka hanya menjadi bagian ‘ritual’ seremoni ‘pesta rakyat’ lima tahun sekali. Selebihnya, aktivitas politik mereka hanyalah saling berebut kekuasaan dan berupaya melanggengkannya dengan berbagai cara. 

Posting Komentar untuk "Nasib Umat Islam Dibawah Sistem Kapitalisme Tahun 2022 Semakin Buruk"

close