Revolusi di Dunia Islam: Perubahan Hakiki Hanya Terjadi dengan Dukungan Pemegang Kekuasaan terhadap Umat
Terjemahan
Siaran Pers
Revolusi di Dunia Islam Akan Membawa Perubahan Hakiki Hanya Jika Pemegang Kekuasaan Memenuhi Kewajiban Syariah Mereka dengan Menyingkirkan Para Tirani dan Mendukung Umat
Setelah perubahan besar dalam rezim Suriah, disusul perubahan rezim di Bangladesh dan Afghanistan, serta perubahan rezim sebelumnya, kelompok penguasa terus mempromosikan narasi lama bahwa perjuangan terorganisir rakyat melawan penguasa hanya akan memicu kekacauan, kerusakan, dan ketidakstabilan. Baik itu Kepala Angkatan Darat Pakistan, Jenderal Asim Munir, atau penguasa lainnya, mereka semua mengklaim bahwa mereka tidak akan pernah membiarkan negara mereka menjadi seperti Libya, Suriah, Irak, atau Sudan. Untuk menanggapi narasi ini, kami sampaikan tiga poin berikut:
Pertama: Pada dasarnya, negara adalah manifestasi dari pemikiran, emosi, dan keinginan rakyat. Negara yang alami dan stabil mengatur urusan rakyat berdasarkan hukum, nilai, dan ideologi yang diyakini rakyatnya. Oleh karena itu, umat dan negaranya harus didasarkan pada landasan yang sama. Negara harus didasarkan pada Syariah Islam, bebas dari pengaruh dan dominasi sistem, agen, dan peradaban kolonialis kafir Barat. Negara yang tidak demikian akan dianggap tidak alami, sementara, tidak stabil, dan merupakan kekuasaan tirani. Faktanya, tidak ada satu pun dari lebih dari lima puluh negara Muslim yang merupakan negara alami dan stabil. Inilah sebabnya, dengan meningkatnya kesadaran Islam, jurang antara negara dan rakyat telah mencapai titik yang tidak mungkin dijembatani. Oleh karena itu, cepat atau lambat, revolusi tidak dapat dihindari, yang tidak dapat dicegah oleh Mubarak, Ben Ali, Hasina, Bashar, Bin Salman, atau jenderal mana pun!
Kedua: Menghisab (muhaasabah) penguasa adalah kewajiban syariah dan kebutuhan zaman bagi umat. Dengan demikian, mengangkat suara melawan penindasan, penguasa tiran, dan kebijakan kolonialis yang diterapkan oleh penguasa boneka bukanlah kekacauan dan kerusakan, dan tidak ada alasan untuk menafsirkannya sebagai ketidakstabilan. Namun, muhaasabah ini harus didasarkan semata-mata pada perintah (awaamir) dan larangan (nawahi) Allah (swt) dan Rasul-Nya (saw). Hal ini mengarah pada penghapusan sistem dan penguasa saat ini, serta kembalinya Khilafah Rasyidah (Khilafah yang dipimpin dengan petunjuk) menggantikan mereka. Kelompok penguasa memastikan perbudakan terhadap tatanan internasional dengan mengalihkan kebencian rakyat terhadap sistem saat ini kepada individu tertentu, seperti Musharraf, Zardari, Nawaz, Mubarak, Bashar, Gaddafi, atau Ben Ali. Maka, dengan mengganti wajah penguasa, kelompok penguasa mencoba meredam kemarahan umat. Pergantian wajah ini dilakukan di bawah pengawasan langsung para tuan Barat. Akibatnya, rakyat bangkit melawan penguasa baru setelah beberapa waktu, melanjutkan lingkaran setan.
Ketiga: Baik di Libya, Sudan, Yaman, atau Irak, penyebab kekacauan yang terus berlangsung di Dunia Muslim adalah kegagalan pemegang kekuasaan, bukan rakyat. Alih-alih berpihak kepada umat untuk meruntuhkan struktur negara-bangsa kolonial, tatanan liberal Barat, dan penguasa boneka, demi memastikan pengaturan urusan umat berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah Nabi (saw), para pemegang kekuasaan justru mendukung penguasa tirani atau tetap diam. Ketidakaktifan ini memberikan kebebasan kepada penguasa boneka untuk menindas rakyat, mencekik mereka. Ketidakaktifan inilah yang menyebabkan kekacauan. Jika angkatan bersenjata berpihak pada umat, alih-alih mendukung tirani, mencabut penguasa, dan mengembalikan Islam ke pemerintahan, tidak akan ada kekacauan. Kekuasaan membawa tanggung jawab. Tanggung jawab yang melekat pada kekuasaan nussrah adalah menggunakannya untuk Islam dan umat Islam. Namun, umat terus berkorban, memberikan nyawa dan harta mereka, sementara angkatan bersenjata hanya menonton, menghindari tanggung jawab mereka, dan menyebarkan narasi penguasa. Umat selalu siap berkorban. Kelemahan pemegang kekuasaanlah yang menyebabkan syahidnya jutaan Muslim.
Karena itu, siapa pun di antara angkatan bersenjata yang ingin menyelamatkan negara-negara Muslim dari kekacauan dan membawa perubahan hakiki harus memberikan nussrah kepada Hizbut Tahrir.
Kantor Media Hizbut Tahrir Wilayah Pakistan
Posting Komentar untuk "Revolusi di Dunia Islam: Perubahan Hakiki Hanya Terjadi dengan Dukungan Pemegang Kekuasaan terhadap Umat"