Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pemberontakan Beberapa Kampus di AS Merupakan Seruan Keras dan Tantangan Nyata yang Membuka Jalan Bagi Hal-Hal Selanjutnya

Kepolisian Amerika Serikat, melaporkan sekitar lebih dari 300 pelajar dan demonstran pro Palestina lainnya ditangkap selama 24 jam terakhir pada Rabu (1/5). (REUTERS/Jay Janner/USA Today Network)

Berita tentang pemberontakan yang berturut-turut, semakin cepat, dan terus meluas setiap jam di universitas-universitas Amerika, untuk mendukung masyarakat Gaza melawan kejahatan entitas Yahudi, serta seruan untuk menghentikan perang kriminal dan bencana yang menimpa kaum perempuan, anak-anak, dan orang-orang yang tidak berdaya, seruan untuk mendukung upaya gencatan senjata di Gaza, juga seruan untuk menghentikan investasi dengan perusahaan-perusahaan yang diduga mendukung entitas Yahudi, serta menarik investasi universitas-universitas dari pemasok senjata dan perusahaan-perusahaan lain yang mengambil keuntungan dari perang, juga mencabut sanksi terhadap para mahasiswa dan anggota fakultas yang didisiplinkan atau dikeluarkan karena protes. Berita-berita ini terus menjadi berita utama di semua media, audio, visual dan cetak. Pada tanggal 27 April 2024, situs Al Jazeera Net menyebutkan sebuah artikel dengan judul: “Universitas-universitas memberontak untuk mendukung Gaza. Apa yang memicu kemarahan di benteng pengetahuan Amerika?” Dalam artikel tersebut dikatakan: “Universitas-universitas paling terkenal di Amerika seperti Columbia, Yale, Harvard, New York … dan universitas-universitas lain menyaksikan apa yang dapat digambarkan sebagai pemberontakan mahasiswa besar-besaran sebagai protes terhadap apa yang dilakukan (Israel) dalam perangnya di Jalur Gaza, dan mengecam posisi Amerika yang tampaknya sejalan dengan novel (Israel).”

Bagaimana hal-hal tersebut berkembang begitu pesat dan cepat? Apa motif kejadian mendadak yang membingungkan seluruh politisi di Amerika ini? Bisakah pemberontakan ini berkembang menjadi revolusi massa besar-besaran yang melawan korupsi, penyimpangan, dan ketidakadilan yang selama ini dilakukan kaum kapitalis? Apa pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari pecahnya peristiwa-peristiwa seperti ini di hadapan para politisi Amerika, serta cara menghadapinya dengan cara yang bertentangan dengan nilai-nilai, cara hidup, dan ide-ide yang mereka anut?!

Sebelum kita mulai memaparkan beberapa fakta yang berkaitan dengan hal tersebut, pertama-tama kita harus mengingat satu fakta penting mengenai hal ini, yaitu bahwa kapitalisme dimulai dengan revolusi dan gerakan pembebasan yang menyertainya yang berlangsung selama bertahun-tahun, dimana semua itu dilakukan untuk melawan ketidakadilan, arogansi, dan tirani yang dilakukan oleh para pendeta dan gereja pada Abad Pertengahan. Hal kedua, yang khusus bagi Amerika, adalah bahwa Amerika pada awalnya didirikan berdasarkan revolusi berdarah hingga keadaan menjadi stabil seperti sekarang, dimana sebuah revolusi besar-besaran terjadi antara Utara dan Selatan dari tahun 1861 hingga 1865, karena ketidakadilan yang dilakukan terhadap orang kulit hitam. Kemudian rekonsiliasi terjadi di bawah kepemimpinan Presiden Abraham Lincoln, dan masalah tersebut diselesaikan dalam undang-undang baru setelah revolusi. Adapun hal ketiga yang melahirkan ketidakadilan, atau menggantikan ketidakadilan yang lama dengan ketidakadilan yang baru, yaitu adanya dominasi dan monopoli kaum kapitalis atas sebagian besar sektor kehidupan masyarakat, yang disebut penguasaan kelas satu, atau penguasaan dua persen terhadap golongan masyarakat lainnya, yang jumlahnya sekitar 98%, merupakan kelas pekerja dalam masyarakat kapitalis.

Faktanya adalah bahwa peristiwa-peristiwa ini bukanlah yang pertama atau terakhir yang menyulut perlawanan terhadap penyimpangan para politisi, atau sistem kapitalis pada umumnya. Ada protes luas yang dilakukan oleh orang kulit hitam dan negara bagian Selatan dan Utara pada tahun 1861, serta ada protes terhadap ide-ide rezim dan ketidakadilannya, yang paling terkenal terjadi pada tahun 1886 di kota Chicago melawan erosi upah dan pembatasan jam kerja. Juga protes besar-besaran terjadi atas isu perang terhadap Vietnam pada tahun 1968, dan protes Seribu Kota terjadi pada saat krisis keuangan yang dimulai pada tahun 2008, dan protes yang menyerukan pendudukan terhadap Wall Street di New York City pada bulan September 2011.

Kerusakan sistem kapitalis, dan protes-protes masyarakat terhadap sistem kapitalis atau terhadap mereka yang menerapkannya, sudah diketahui dan mengakar dalam masyarakat Barat pada umumnya. Jadi, kapan pun terlihat memudar di satu sisi, maka akan menyala di sisi yang lain.

Adapun protes-protes yang luas, meluas, dan cepat ini, pada mulanya terjadi secara spontan, dan tanpa dorongan dari partai politik mana pun, melainkan merupakan seruan untuk menghadapi tirani dan sikap meremehkan yang dilakukan oleh para politisi di Barat, yang dipimpin oleh para penguasa Amerika. Sebagian besar politisi di Amerika dari kedua partai menentang hal tersebut. Alasan yang mendorong terjadinya protes ini dapat diringkas secara singkat sebagai berikut:

1- Krisis ekonomi yang parah melanda Amerika, terutama isu kenaikan harga, inflasi, dan terus erosi upah yang terus terjadi akibat tingginya harga … dan itu semua karena beberapa alasan, terutama pengeluaran luar negeri Amerika yang berkaitan dengan perang, yang bebannya sangat besar ditanggung oleh warga negara Amerika.

2- Mempermainkan nilai-nilai yang ditetapkan Barat, seperti demokrasi, hak asasi manusia, dan kebebasan, sesuai dengan kepentingan politik. Amerika membela Ukraina, menuduh Rusia, dan pada saat yang sama tidak menuduh entitas Yahudi yang menyerang rakyat Palestina. Hal ini telah mendistorsi citra Amerika terlebih dahulu di hadapan masyarakat dunia, dan telah mendistorsi pemikiran kapitalis yang dianutnya.

3- Perbuatan keji yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi di Gaza melebihi segala tindakan kezaliman yang terjadi di muka bumi pada era modern ini, bahkan melampaui tindakan kezaliman Nazisme dan Fasisme.

4- Pernyataan ekstremis oleh beberapa politisi yang menentang hak untuk berdemonstrasi telah memperluas lingkaran protes, seperti yang terjadi ketika Biden mengatakan pada perayaan hari raya Yahudi: “Antisemitisme tercela, dan tidak mendapat tempat di kampus universitas atau di mana pun di negara kami.” Dia menambahkan: “Pemerintahan saya akan terus menerapkan strategi nasional untuk memerangi anti-Semitisme dan mengerahkan seluruh kekuatan pemerintah federal untuk melindungi komunitas Yahudi.”

5- Intervensi pemerintah Yahudi terhadap protes tersebut, dan pernyataan terang-terangan yang dibuat oleh beberapa politisi Yahudi terhadap protes tersebut, terutama Netanyahu dan kepala Mossad. Pada tanggal 26 April 2024, Mossad mengeluarkan ancaman kepada para demonstran di universitas-universitas Amerika yang menentang perang di Jalur Gaza. Ancaman ini menimbulkan riak-riak dalam poros-poros politik di Amerika.

6- Pengaruh para pemuda Muslim di kalangan warga Amerika di banyak universitas, khususnya anggota komunitas Palestina di sejumlah universitas. Ada ribuan warga Palestina yang belajar di berbagai universitas, dan mereka menyampaikan keprihatinan negara mereka kepada rekan-rekannya, termasuk para mahasiswa dari Gaza yang ayah atau ibunya menjadi syahid …

Ini adalah beberapa alasan utama yang telah meniup bara api laten dan menyalakannya, lalu menuangkan minyak ke atasnya, sehingga menyebabkannya semakin terbakar dan berkobar.

Pemerintahan Biden, serta Partai Demokrat dan Republik di Kongres, berusaha mengaburkan kebenaran dan menyesatkan opini publik, namun sejauh ini mereka gagal, karena opini publik meningkat terhadap elit politik serta tindakan dan kesalahan mereka.

Protes-protes ini telah menjadi opini publik di Amerika terhadap para elit politik dan tindakan mereka. Opini ini semakin hari semakin meningkat, dan mungkin mencapai titik ledakan total, yang akan menempatkan masyarakat umum pada konfrontasi nyata dengan para elit politik untuk menjatuhkan mereka, seperti yang terjadi di beberapa wilayah di dunia, termasuk negara-negara Muslim. Sebab para elit ini memanfaatkan negara dan rakyat untuk melayani perusahaan dan kepentingan mereka dengan mengorbankan kelas miskin, dan masyarakat sangat menyadari hal ini.

Meskipun para elit politik yang mengendalikan keputusan politik berusaha untuk menyesatkan opini publik dan mengalihkannya dari arah yang benar, namun upaya mereka masih gagal karena adanya korupsi, kebohongan, dan penipuan yang dirasakan masyarakat dalam praktiknya, terutama dalam isu perang terhadap Gaza, dibandingkan dengan bantuan dan dukungan yang berkelanjutan terhadap Ukraina dalam menghadapi Rusia.

Protes-protes ini akan berdampak besar pada kebijakan Amerika terhadap perang di Gaza untuk memberikan tekanan pada entitas Yahudi, dan juga akan berdampak besar pada propaganda pemilu dan peluang keberhasilan Biden. Hal ini mungkin berkembang di masa depan menjadi sebuah percikan yang menyulut seluruh sektor masyarakat Amerika untuk melawan kerusakan kapitalisme dan penyimpangannya secara umum dalam masyarakat Amerika.

Dalam hal ini, yang paling menjadi perhatian kami adalah dimensi keretakan antara kelas masyarakat dan elit politik, baik di Amerika maupun di Eropa, karena elit hanya mewakili pihak satu persen rakyat yang menguasai sisa rakyat (sembilan puluh sembilan persen). Oleh karena itu, bentrokan akan tetap terjadi, skeptisisme terhadap para elit ini akan tetap ada, sehingga protes akan terus bermunculan dalam berbagai bentuk dan cara yang baru. Hal kedua yang menjadi perhatian kami adalah cara Barat yang menyikapi pemikiran Barat secara pragmatis yang mengutamakan kepentingan di atas prinsip dan gagasan. Hal ini sudah dan sedang terjadi secara nyata di Gaza dan Ukraina.

Sistem (kapitalis) ini tidak akan pernah stabil urusannya, dan nasibnya akan sama dengan gagasan-gagasan yang mendahuluinya. Maka, Amerika khususnya, akan menyusul Uni Soviet cepat atau lambat, dan ini tidak akan lama lagi, sebab semua ini adalah sunnatullah (hukum alam) bagi mereka para pelaku kezaliman sebelumnya, dan juga sunnatullah bagi setiap korupsi (kerusakan) sepanjang masa:

﴿اسْتِكْبَاراً فِي الْأَرْضِ وَمَكْرَ السَّيِّئِ وَلَا يَحِيقُ الْمَكْرُ السَّيِّئُ إِلَّا بِأَهْلِهِ فَهَلْ يَنظُرُونَ إِلَّا سُنَّتَ الْأَوَّلِينَ فَلَن تَجِدَ لِسُنَّتِ اللهِ تَبْدِيلاً وَلَن تَجِدَ لِسُنَّتِ اللهِ تَحْوِيلاً﴾

“Karena kesombongan (mereka) di bumi dan karena rencana jahat mereka. Akibat (buruk) dari rencana jahat itu hanya akan menimpa orang yang merencanakannya sendiri. Mereka hanya menunggu ketetapan (yang berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu. Maka, kamu tidak akan mendapatkan perubahan atas ketetapan Allah dan tidak (pula) akan menemukan penyimpangan bagi ketetapan Allah itu.” (TQS. Fathir [35] : 43).

Sungguh hal ini tengah mempersiapkan muka bumi untuk menerima bayi berikutnya (Islam) yang akan menyelamatkan semua orang dari kejahatan korupsi. Mahabenar Allah SWT yang berfirman:

﴿قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعاً بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى * وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكاً وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى﴾

“Dia (Allah) berfirman, ‘Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama. Sebagian kamu (Adam dan keturunannya) menjadi musuh bagi yang lain. Jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, (ketahuilah bahwa) siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Siapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit. Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta’.” (TQS. Thaha [20] : 123-124). [Hamad Thabib]

Sumber: alraiah.net, 01/05/2024 dari media-umat.info

Posting Komentar untuk "Pemberontakan Beberapa Kampus di AS Merupakan Seruan Keras dan Tantangan Nyata yang Membuka Jalan Bagi Hal-Hal Selanjutnya"

close