Pornografi Anak Merajalela, Islam Punya Solusi Nyata

Oleh : Chusnul AK

Masyarakat tengah digegerkan dengan adanya kasus pornografi anak di Indonesia. Kasus ini masuk peringkat empat Internasional dan peringkat dua dalam lingkup regional ASEAN. Cengkraman pornografi pada anak ini tidak bisa dianggap remeh, permasalahan ini sangatlah serius, mengingat anak-anak yang menjadi korbannya berasal dari level disabilitas, PAUD, SD, SMP, hingga SMA.  

Mirisnya, generasi yang diharapkan akan meneruskan estafet perjuangan peradaban gemilang Islam dimasa depan ini telah hancur terpapar konten haram perusak otak dan moral bernama pornografi. Menindaklanjuti kasus ini, pemerintah sibuk membentuk satgas penanganan permasalahan pornografi secara online. 

Satgas tersebut akan melibatkan sejumlah kementrian dan lembaga. Diantaranya; Kementrian Pendidikan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kebudayaan, Kementrian Agama, Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementrian Komunikasi dan Informatika, KPAI, Polri, Kementrian Sosial, Kejaksaan Agung, LPS, PPATK dan Kementrian Hukum dan HAM.

Sikap yang diambil pemerintah dalam menangani kasus ini terlihat serius, pemerintah berharap dengan adanya koordinasi dari berbagai kementrian ini bisa mengusut tuntas tindakan asusila baik secara online maupun offline.

Tindakan asusila dalam bentuk konten pornografi ini jelas telah diharamkan oleh Allah SWT, artinya konten ini hanya akan membawa kerusakan bagi manusia baik secara akal, mental maupun moral. Namun dampak buruk tersebut tidak pernah diperdulikan para produser film porno, yang menjadi fokus mereka hanyalah mengumpulkan keuntungan finansial sebanyak-banyaknya. 

Tak heran, dalam sistem sekulerisme-kapitalisme yang di anut saat ini, manusia sangat mudah melakukan kemaksiatan, karena kesadarannya akan keimanan dan hubungan kepada Allah telah terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Sangat berbanding terbalik dengan sistem Islam, Islam mengatur seluruh aktivitas kehidupan menggunakan aturan yang berasal dari Allah, serta dilaksanakan dengan asas keimanan yang teguh. Aturan Islam dalam seluruh aspek kehidupan ini hanya mampu diterapkan dalam sebuah wadah institusi negara yang kita sebut Khilafah. Khilafah diyakini mampu menyelesaikan masalah pornografi dengan sangat mudah melalui tiga aspek di bawah ini.

Pertama, khilafah akan membina setiap individu agar memiliki akidah Islam yang kokoh dengan pendidikan Islam. Visi pendidikan Islam yaitu membentuk generasi yang bertakwa. Dalam Khilafah yang menerapkan Islam kaffah, akan sangat sedikit individu yang gemar mengupload konten pornografi karena dalam benaknya sudah tertancap hukum keharamannya. Individu yang mengakses konten-konten ini pun sedikit sekali karena mereka sadar hal itu hanya akan mendatangkan murka Allah SWT.

Kedua, masyarakat akan sadar tentang kewajiban amar ma’ruf nahi munkar. Masyarakat islami yang peduli pada sesama pasti tidak akan berdiam diri saat melihat kemaksiatan. Saat mendapati situs-situs dengan konten pornografi atau melihat orang yang membuat situs porno, maka akan dicegah lalu segera dilaporkan kepada pemimpin wilayah.

Ketiga, negara yang menerapkan Islam dengan sempurna. Dalam hal ini institusi Khilafah telah mempunyai mekanisme yang detail untuk memberangus konten pornografi. Khilafah akan benar-benar memperhatikan tayangan-tayangan di media dan memfilternya dengan teliti. Khilafah hanya akan memperbolehkan media menayangkan tontonan yang halal sesuai syariat. Situs-situs porno akan segera diblokir, kemudian pelaku yang mengupload konten tersebut akan disanksi dengan tegas dan menimbulkan efek jera, sehingga jejaknya tidak diikuti oleh orang lain.

Telah terbukti hanya Islam yang serius menjaga moral manusia dengan mekanisme rinci dan shohih yang bersumber dari Allah Azza Wajalla. Maka wajar, jika kita hanya memiliki satu harapan saja untuk membenahi kekacauan ini, yaitu dengan kembali tegaknya hukum Islam dalam naungan Khilafah. Hanya dengan menerapkan Islam saja akan terwujud sistem terbaik sepanjang masa yang akan membawa rahmat bagi seluruh alam. Wallahu a’lam. [] 

Berbagi :