Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Live Bullying, Generasi Bobrok Bentukan Sistem Rusak


Oleh : Ani Yunita (Pemerhati Generasi) 

Kasus perundungan (bullying) seakan tiada habis-habisnya. Kian hari semakin meresahkan karena tak sedikit yang mengakibatkan kerusakan fisik dan mental hingga menghilangkan nyawa seseorang. Kali ini terlihat begitu sadisnya perbuatan dua pria dibawah umur melakukan aksi perundungan, herannya pelaku juga dengan bangga merekam aksinya secara live TikTok dan viral di media sosial. Bullying yang dilakukan bukan secara verbal semata, pelaku juga menjabak, memukul kelapa korban dengan botol minum kaca hingga terluka, korbanpun menjerit kesakitan.

Sementara itu, pelaku yang berjumlah dua orang ini mengatakan mempunyai paman jendral hingga tidak takut jika perbuatanya di tindak oleh pihak hukum dan siap dibui (penjara). Di lansir dari Detik.com (28/4/2024).

Sedemikian rusaknya mindset anak muda jaman sekarang, perilaku buruk dianggap “keren dan wajar” bahkan dengan terbuka disaksikan oleh khalayak ramai. 

Dari kasus ini hanya sebagian kecil saja banyaknya kasus bullying yang telah terjadi di negeri ini. Bisa dibilang Indonesia sudah memasuki darurat bullying. Indonesia bahkan menduduki posisi kelima dari 78 negara yang paling banyak terjadi kasus perundungan. Menurut Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), kasus perundungan banyak terjadi di lingkungan sekolah pada jenjang SD dan SMP yakni 50%. Sementara pada jenjang SMA dan SMK sekitar 18,78%, serta pada jenjang Tsanawiyah dan pondok pesantren masing-masing 6,25%. (Katadata.com, 07/08/2023).

Mengapa Bullying Bisa Merajalela?

Kasus bullying terjadi karena ada banyak faktor, termasuk lemahnya ketakwaan individu, Faktor utama karena keluarga yang rapuh tidak harmonis dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Orang tua yang sering bertengkar dihadapan anak, mengabaikan pengasuhan, sibuk bekerja, kasus perselingkuh, biasanya membuat anak-anak terabaikan dan kekurangan perhatian sehingga mereka mencari perhatian di luar rumah.

Kedua, faktor lingkungan masyarakat termasuk disekolah. Manajemen dan pengawasan dari pihak sekolah membuat kasus bullying semakin bertambah. Masyarakat yang perimsif juga mengabaikan amar makruf nahi mungkar dan cenderung individualis. Sistem pendidikan hari ini terbukti rusak hanya mementingkan nilai akademik, sementara nilai agama dan moral hanya mendapat sedikit bagian saja. 

Ketiga yaitu karena faktor perkembangan teknologi dan informasi. Hari ini informasi berkembang bebas tidak terkendali. Media sosial begitu terang-terangan menampilkan tontonan bullying hingga kekerasan. Games online yang banyak digandrungi masyarakat khususnya remaja tidak luput dari adegan kekerasan. Begitu pula tontonan kartun dan anime yang secara tidak sadar telah menjadi informasi di alam bawah sadar mereka. 

Kemudian aparat negara yang lamban, serta sistem sanksi yang tidak tegas. Kasus bullying sebenarnya banyak, tetapi yang menjadi perhatian pemerintah hanyalah kasus yang terlanjur viral di media sosial. Bahkan kasusnya tidak semua diselesaikan secara tuntas, karena seiring waktu akan hilang dan terlupakan oleh kasus yang baru.

Buah Dari Sistem Rusak

Semua ini ketika kita cermati maka akan menemukan akar permasalahan utamanya yaitu pemahaman sekuler liberal yang saat ini menjadi cara pandang hidup dalam masyarakat. Pemahaman sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan, akibatnya melahirkan individu-individu yang jauh dari nilai agama. Agama hanya sekedar jadi identitas tetapi tidak menjadi standar dalam berprilaku. Akhirnya seseorang bebas bertingkah laku sesukanya sekalipun merugikan orang lain dan menimbulkan kemudharatan.

Cara Islam Mengatasi Bullying

Dengan demikian, Islam adalah agama yang sempurna dan paripurna. Ia mengatur segala hal termasuk masalah bullying. Dalam Islam bullying jelas terlarang karena ini adalah tindak kedzoliman dan kemaksiatan. Bullying baik berupa verbal, fisik bahkan melalui media sosial pun terlarang. Rasulullah saw bahkan diutus di muka bumi untuk menyempurnakan akhlak. Artinya ajaran yang dibawa Rasulullah adalah kasih sayang, berlemah lembut bukan perundungan.

Dalam (QS Al-Hujurat ayat 11) Allah SWT berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain karena boleh jadi mereka (yang diolok-olok) itu lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok).

Dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita yang lain karena boleh jadi wanita (yang diolok-olok) itu lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri."

Karenanya Islam memandang semua manusia sama, yang membedakan adalah ketakwaan saja. Maka, tidaklah pantas mendzolimi seseorang merendahkan orang lain bahkan sampai melakukan tindakan kekerasan.

Dalam Islam membuat aturan agar keluarga bisa menjadi sakinah, mawaddah dan rahmah yaitu dengan landasan akidah Islam. Rumah akan menjadi benteng yang akan membentuk akidah individu yang kokoh. Tempat dimana untuk saling menguatkan keimanan dan menyalurkan kasih sayang.

Begitupun, Islam juga memiliki sistem pendidikan yang membentuk akidah dan pola sikap sebagai landasan yang akan melahirkan generasi unggul baik secara akademis maupun kepribadian.

Islam juga mengatur interaksi dalam bermasyarakat. Islam menganjurkan untuk saling berkasih sayang , saling tolong menolong dan berlomba dalam kebaikan. 

Allah Ta'ala berfirman: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS Ali Imran [3]: 110).

Sungguh Islam telah memberikan jaminan dan standar mengenai sistem kehidupan sangat terbaik. Semua ini didukung dengan adanya peran ranah negara yang membuat aturan senantiasa menjaga suasana keimanan masyarakat.

Islam juga akan membuat kebiasaan aturan terkait media. Islam memberantas segala tontonan yang akan menimbulkan kemudharatan. Memberikan sanksi tegas dan menimbulkan efek jera sehingga kasus bullying tidak dapat terulang. Semua ini hanya bisa terwujud ketika islam diimplementasikan secara komprehensif dalam setiap aspek kehidupan. Wallahua'lam bishawab. [] 

Posting Komentar untuk "Live Bullying, Generasi Bobrok Bentukan Sistem Rusak"

close