BULAN PERUBAHAN - Ramadhan Hari-14: UBAH ZONASI
Sesungguhnya tidak ada orang maupun kaum, yang mengalami
perubahan nasib tanpa mereka mengubah dulu bagaimana mereka mengatur
zona-zona dalam hidupnya.
Setiap sebuah institusi
membuat gebrakan, dan dia tahu tak mungkin mengubah seluruhnya
sekaligus, maka akan dibuatlah zona-zona. Di kantor-kantor sekarang ada
tulisan "Zona Bebas Asap Rokok". Lalu perokok dikasih tempat di sudut
yang dianggap tidak "membahayakan". Di beberapa jalan polisi memasang
spanduk "Zona Tertib Lalu Lintas". Mafhumnya, di tempat lain untuk
sementara dimaklumi bila belum tertib. Bahkan beberapa negara membuat
"Zona Khusus Bebas Pajak", agar investor datang dan membuat usaha di
sana.
Dari sisi syari'ah, kita gembira bahwa ada beberapa
pesantren menerapkan zonasi sejenis. Ada "Zona Muslimah Wajib
Berjilbab", di mana setiap perempuan yang memasuki area itu diwajibkan
berjilbab, kecuali kalau memang non muslim. Mungkin baru Iran negeri
yang mewajibkan semua perempuan dari manapun untuk ganti kostum ketika
menginjak bandara di wilayah Iran. Ada juga "Zona Berbahasa Arab", di
mana setiap santri hanya dibolehkan berbahasa Arab. Kalau berbahasa
selain itu bisa diberi sanksi. Ada juga di suatu kantor didapati
tulisan "Zona bebas korupsi". Maksudnya tentu saja bukan bahwa di situ
orang bebas melakukan korupsi, tetapi di zona itu [diharapkan] sudah
tidak ada lagi korupsi".
Intinya dari semuanya, zonasi
itu sering diperlukan sebagai trigger perubahan. Di perencanaan
wilayah, tugas utama para planolog adalah membuat zonasi. Mana zona
yang akan dipertahankan sebagai Kawasan Lindung, mana untuk Kawasan
Pertanian, Ruang Terbuka Hijau, Area Permukiman dan seterusnya. Dengan
cara ini, maka pemerintah mengantisipasi perkembangan jauh ke depan,
agar pertumbuhan populasi tidak terkonsentrasi di suatu titik saja, yang
bisa menyulitkan pemerintah dalam melayani warga secara optimal.
Untuk
kehidupan kita pribadi, tidak salah juga kita melakukan zonasi. Rumah
tangga mestinya adalah zona privat, zona di mana diciptakan suasana
nyaman, suasana saling asah - asih - asuh sehingga anak-anak tumbuh
sehat, cerdas dan siap menjadi kader penerus perjuangan umat. Kalau
rumah cukup luas, tidak ada salahnya dilakukan zonasi: zona istirahat
(tempat tidur), zona rekreasi (taman, ruang keluarga), zona ibadah
(mushola), zona belajar (perpustakaan), zona kerja (dapur, garasi), dan
sebagainya.
Dalam dunia pendidikan maupun kerja di mana
interaksi pria-wanita dimungkinkan, ada baiknya diciptakan zonasi pria -
wanita untuk menghindari ekses-ekses pergaulan. Dalam
pertemuan-pertemuan umum seharusnya dibuat deret bangku zona pria dan
deret bangku zona wanita. Alhamdulillah di beberapa negeri saat ini,
bahkan sudah ada zonasi pria-wanita di dalam bus atau kereta api.
Namun
lebih penting lagi adalah zonasi mental. Kita perlu menciptakan
area-area di dalam mental kita agar kita terbawa oleh zona tersebut.
Pada satu sisi kita memang harus menciptakan "zona nyaman" untuk
keluarga, namun di sisi lain kita tidak boleh "terjerat" di zona
nyaman. Sebagai orang yang ingin mengubah tak cuma nasib diri tetapi
juga masa depan umat, maka kita harus sengaja membuat "zona tantangan".
Zona tantangan inilah yang akan memacu adrenalin kita untuk senantiasa
semakin naik kelas dengan selalu menjawab tantangan demi tantangan.
Pikiran yang rapi akan melakukan mapping masalah, lalu menaruhnya
berdasarkan zona-zona. Ada zona tantangan ringan, ada zona tantangan
sedang dan berat. Ada juga zona yang "sepi" dan zona yang "ramai".
Zona
sepi adalah zona di mana kita sering merasa kesepian, tempat orang
jarang tertarik, mungkin karena kurang tantangan sehingga membosankan,
mungkin juga karena tantangannya kelewat berat.
Di
sinilah kita perlu melakukan mapping (pemetaan situasi). Zonasi adalah
menciptakan area yang lebih kondusif dengan keinginan kita. Meski
kita bisa saja mengubah posisi ke tempat lain, tetapi zonasi adalah
cara yang lebih efektif mengubah banyak orang tanpa harus memaksanya
pindah posisi, yang pada akhirnya juga akan mengubah nasib kita sendiri
ke arah yang lebih baik. Dalam merubah masyarakat dulu, Rasulullah juga
melakukan zonasi. Makkah adalah zona pertarungan pemikiran dan
perjuangan politik. Setelah hijrah, Madinah adalah zona penerapan
aturan Islam secara kaffah dan tempat berangkat dakwah dan jihad ke
seluruh dunia. Ada juga pembagian "Darul Islam" dan "Darul Harb"
(negara kafir yang dalam kondisi perang dengan negara Islam). Tetapi di
luar zona yang berseberangan ini, ada pula "Darul Muahiddin" (negara
yang ada pernjanjian damai dengan negara Islam) dan "Darul Mustakminin"
(negara yang dijamin keamanannya oleh negara Islam - karena telah tunduk
dan membayar jizyah).
Mestinya Ramadhan adalah bulan
untuk mengubah zonasi hidup kita. Mudah-mudahan, pada hari ke-14 bulan
Ramadhan, kita sudah bisa mengubah atau mengoptimasi zonasi aktivitas
kita, agar Allah mengubah nasib kita. [Fahmi Amhar]
Posting Komentar untuk "BULAN PERUBAHAN - Ramadhan Hari-14: UBAH ZONASI"