Demokrasi Hanya Menghasilkan Kesengsaraan
Situs “Aljazeera Net” melaporkan bahwa hingga saat ini AS
menolak untuk mengatakan insiden penggulingan Presiden Muhammad Mursi
sebagai kudeta militer. Sehingga hal itu tidak secara otomatis menurut
undang-undang AS menyebabkan pembekuan bantuan militer AS sekitar 1,5
miliar dolar per tahun. Namun Washington pada hari Rabu (24/7)
mengeluarkan peringatan bagi para pemimpin negara dalam periode transisi
ini dengan pembekuan penyerahan empat jet tempur F-16 ke Mesir.
Di bagian lain, mantan delegasi AS untuk Timur Tengah Dennis Ross
mengatakan bahwa “beberapa orang di wilayah ini menilai apa yang terjadi
di Mesir hanya koreksi” yang bertujuan untuk mendukung “peelawanan
rakyat”. Namun pada hari Kamis (25/7) ia menambahkan saat berbicara di
depan Komite Urusan Luar Negeri di Senat AS bahwa ada “cara lain untuk
membaca apa yang terjadi” yaitu bahwa telah selesai penggulingan
terhadap “pemerintahan yang terpilih secara sah”. Meski untuk
pengangkatan para pejabat dari politisi sipil “harus mengakui bahwa
penguasa untuk situasi saat ini adalah militer”.
*** *** ***
Sesungguhnya AS yang mengizinkan terjadinya kudeta di Mesir, hal itu
hanya karena ketidakmatangan demokrasi di Mesir seperti yang terjadi di
Turki. Jadi—menurut perspektif Amerika dan Barat— Mesir harus menempuh
waktu lebih lama untuk menguatkan demokrasi di sana, dan tujuan akhirnya
adalah menyingkirkan momok Islam politik sebelum sampai pada apa yang
telah dicapai oleh Turki.
Oleh karena itu, kami mendapati bahwa reaksi resmi AS terhadap kudeta
di Mesir adalah ragu-ragu dalam menilai apa yang terjadi, apakah
sebagai kudeta atau tidak, berdasarkan standar demokrasi yang berlaku,
dan apakah legitimasi rakyat yang diklaim oleh militer itu sebanding
dengan legitimasi kotak suara?!
Ada garis merah yang tidak boleh dilanggarnya dalam permainan
demokrasi, termasuk tidak mengizinkan negara demokrasi untuk menerapkan
syariah Islam.
Sesungguhnya demokrasi yang dinyanyikan oleh para politisi mulai dari
yang paling pintar hingga yang paling bodoh adalah menyingkirkan Islam
dari politik dan pemerintahan sebagai tujuan akhirnya. Dan hal ini
bertentangan dengan syariah Islam, serta bertentangan dengan keinginan
besar umat Islam untuk menerapkan syariah Islam.
Dengan demikian, demokrasi yang menolak penerapan syariah Islam ini
hanya menghasilkan kesengsaraan dan kecelakaan bagi yang bepegang teguh
dengannya. [Abu Isra’]
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 29/7/2013.
Posting Komentar untuk "Demokrasi Hanya Menghasilkan Kesengsaraan"