Rupiah Jebol 11.000, Kedelai Kena Batunya
Satu demi satu industri nasional mulai merasakan dampak pelemahan nilai
tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang menembus kisaran
Rp 11 ribu. Salah satunya industri berbahan baku kedelai, tahu dan
tempe.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Kedelai Indonesia, Andre Vincent Wenas
menuturkan harga kedelai otomatis terus mengikuti fluktuasi nilai tukar
rupiah. Jika harga pembelian kedelai petani Rp 7.600 per kg maka kini
sudah mulai naik rata-rata 10% menjadi Rp 8.360 per kg.
"Jadi
kalau rupiah melemah ya harga kedelai naik sebesar itu. Jadi akan begitu
terus mengikuti dolar," ujar Andre saat berbincang dengan Liputan6.com, Selasa (27/8/2013).
Seperti
saat ini, kata dia, harga kedelai telah naik 7% sampai 10% mengikuti
besaran pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang sudah
melemah 10%.
Kondisi itu terjadi karena hingga kini hampir 70%
kebutuhan kedelai nasional masih dimpor dari luar negeri, terutama
Amerika Serikat yang tentu menggunakan mata uang dolar.
Dari kebutuhan 2,5 juta ton kedelai, pasokan kedelai petani nasional hanya mampu memenuhi 700 ribu sampai 800 ribu ton.
"Kenaikan
harga ini di luar kendali semua pemain (pedagang kedelai), lemahnya
rupiah bikin harga kedelai mahal padahal harga kedelai di pasar
internasional saat ini stabil," jelas dia. [Nur/Liputan6.com]
Posting Komentar untuk "Rupiah Jebol 11.000, Kedelai Kena Batunya"