Paksa Gelar Miss World di Indonesia, Hari Tanoe Lecehkan Ulama
Meski MUI mengeluarkan fatwa keharaman kontes Miss World dan
semacamnya dan adanya penolakan lebih dari 60 ormas Islam serta elemen
bangsa lainnya, pengusaha MNC Group Hari Tanoe tetap menggelar kontes
pamer aurat dan tabarruj tersebut.
Kecongkakannya pun semakin tampak. Meski Pemerintah telah
memutuskan kontes maksiat ini dilokalisir di Bali, cawapres Hanura ini
ngotot meminta puncak MissWorld tetap dilaksanakan di Jakarta. Pengusaha
yang ingin ambil untung cari kontes cabul ini seperti menantang ulama
dan umat Islam.
“Apa pengusaha itu mau mentang-mentang di negeri ini? Mereka kaya
raya karena mengeksploitasi. Ini bahaya ke depan ini!” tegas Ketua MUI
Jawa Timur KH Abdussomad Bukhari kepada mediaumat.com, (8/9) melalui telepon selular.
Jadi sekarang ini, lanjutnya, orang sekian banyak itu dikalahkan oleh
pengusaha segelintir saja. Pemerintah tidak mau mendengar kepada
pendapat para ulama, padahal membangun negara itu tanpa ulama tanpa
tokoh agama itu tidak mungkin.
“Ulama dan tokoh-tokoh di bawah ikhlasnya bukan main, mereka tidak
mau nuntut apa-apa, hanya ingin supaya negeri ini akhlaknya baik. Coba
bayangkan berapa ratus ribu tokoh di bawah itu!Jeritan itu keluar dari
hati nurani, bukan emosional. Mestinya didengar.”
Ia pun menyatakan: “Dan membangun negara tanpa restunya ulama itu
sudah tidak betul. Jadi pemerintah ini wajib hukumnya mendengar ulama,
jangan apriori. Dalam hadist itu kan membangun negara itu, pertama,
ilmunya ulama. Kedua kerjasama dengan umara, lalu adilnya para pejabat.
Juga tidak mengeksploitasi segala macam cara untuk kekayaannya. Kemudian
dukungan masyarakat. Tanpa dukungan masyarakat juga tidak bisa.”
Orang kan tidak puas dengan gaya-gaya seperti ini. Jangan disamakan
dengan Barat. Indonesia itu negara besar, penduduknya 245 juta, yang
Muslim itu 220 juta. Tolong ini dicatat ini. jadi ini harus jadi
pertimbangan. Inilah yang menimbulkan konflik-konflik di tengah
masyarakat.
“Mengapa ada konflik? Karena ada pancingan. Jadi konflik itu tidak
berdiri sendiri. Karena memang umat itu kalau kata orang Jawa Timur diledek. Orang itu dipancing-pancing, diledek-ledek. Orang yang benar itu sekarang malah disudutkan.”
Ia pun berkata: “Orang yang berjuang dengan baik, ikhlas, untuk
membangun bangsa dan negara, kadang-kadang disudutkan katanya tidak ngerti HAM,tidak ngerti perkembangan zaman.”
Tapi sebenarnya, hal itu tidak akan terjadi kalau ada ketegasan dari
pemimpin negeri ini. Di era Soeharto, ada orang Indonesia jadi peserta
saja sudah tidak boleh, sekarang malah jadi tuan rumah. “Yang jelas,
kita selain dipermainkan, diperdayakan orang tertentu tidak punya
ketegasan,” ungkapnya. [MU/visimuslim.com]
Posting Komentar untuk "Paksa Gelar Miss World di Indonesia, Hari Tanoe Lecehkan Ulama"