Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bilali Muhammad Ulama Muslim Pertama Dari Amerika

Sebuah kesalahpahaman yang sangat disayangkan pada kalangan komunitas Muslim Amerika saat ini adalah bahwa Islam baru masuk di Amerika kurang lebih sejak 100 tahun yang lalu. Karena menurut mereka banyak Muslim Amerika adalah anak-anak imigran yang datang ke Amerika Serikat dari Timur Tengah dan Asia Selatan pada pertengahan abad kesembilan belas, sehingga mereka keliru menganggap bahwa umat Islam pertama di Amerika adalah mereka para imigran. Kenyataannya adalah bahwa Islam telah berada di Amerika jauh lebih lama dari itu. Selain kemungkinan penjelajah Muslim pra-Kolombia dari al-Andalus dan Afrika Barat, Islam diperkirakan tiba di pantai Amerika melalui gelombang perdagangan budak Atlantik dari abad keenam belas sampai abad kesembilan belas. Dimana saat itu ratusan ribu budak tiba di Amerika dalam rentang waktu tersebut, hanya sedikit cerita yang berkembang dan dikenal saat ini. Salah satu yang paling dikenal dan termasuk yang unik adalah cerita tentang Bilali Muhammad.

Sebuah iklan lelang budak dari Charleston, Carolina Selatan pada tahun 1769.
Perdagangan Budak

Negara-negara Eropa mulai menjajah Dunia Baru sekitar tahun 1500-an, sehingga permintaan untuk tenaga kerja murah muncul. Karena luasnya lahan perkebunan, pertambangan, dan pertanian maka pekerja sangat dibutuhkan untuk bekerja di seluruh wilayah Amerika Utara dan Selatan, dan ternyata penduduk asli Dunia Baru tidak cocok menjadi pekerja karena kurangnya kekebalan terhadap penyakit-penyakit dari Eropa. Sehingga negara-neraga Eropa seperti Inggris, Prancis, Portugal, dan Spanyol mengarah ke Afrika untuk mencari sumber tenaga kerja budak agar bisa dieksploitasi.

Dengan demikian, pedagang budak Eropa mulai tiba di pelabuhan Afrika, mencari untuk membeli budak. Umumnya, orang Eropa tidak mencari budak sendiri. Sebaliknya, mereka biasanya akan membayar penguasa lokal untuk pergi berperang dengan negara-negara Afrika lainnya, menangkap prajurit, dan menjualnya untuk dibawa ke Amerika. Para penguasa Afrika akan dibayar umumnya dengan senjata, yang kemudian terus melanggengkan siklus kekerasan dan perbudakan. Kondisi ini membuat perkembangan sosial, politik, dan ekonomi di Afrika begitu rusak dan hasilnya terjadi genosida yang sampai saat ini masih terasa di Afrika.

Perkiraan bervariasi, tetapi lebih dari 12 juta orang Afrika mungkin secara paksa diambil dari tanah air mereka untuk menjadi budak di Amerika, sebanyak 20% dari mereka meninggal dalam perjalanan trans-Atlantik yang dikenal sebagai
Middle Passage. Karena banyak perdagangan budak difokuskan pada Afrika Barat, maka tidak diragukan lagi bahwa sebagian besar budak tersebut adalah Muslim. Kerajaan savana dari Mali dan Songhai sudah lama menjadi pusat-pusat peradaban Islam di Afrika Barat dan populasi Muslim yang besar ada di wilayah tersebut.

Bilali MuhammadSalah satu dari banyak budak Muslim yang dibawa ke Amerika adalah Bilali Muhammad. Dia berasal dari suku Fulbe dan lahir sekitar 1770 di kota Timbo, yang sekarang disebut Guinea. Dia berasal dari keluarga terdidik, dan menerima tingkat pendidikan yang tinggi di Afrika sebelum ditangkap sebagai budak beberapa waktu di akhir 1700-an. Dia fasih dalam bahasa Fula bersama dengan Arab, dan memiliki pengetahuan tentang studi Islam tingkat tinggi, termasuk Hadits, Syariah, dan Tafsir. Bagaimana ia ditangkap tidak diketahui, tetapi ia awalnya dibawa ke perkebunan di pulau Karibia, dan pada tahun 1802, ia tiba di Sapelo Island, di lepas pantai Georgia di Amerika Serikat bagian selatan.

Di Sapelo Island, Bilali cukup beruntung karena memiliki Thomas Spalding sebagai pemilik budak. Karena kondisi di Selatan menggemparkan bagi yang berstatus budak, mereka dipaksa untuk bekerja sepanjang hari dan sering ditolak untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka seperti pakaian dan tempat tinggal yang layak, Spalding memberikan kebebasan terbatas untuk budak-budaknya yang tidak ada di tempat lain. Dia tidak memaksa budak untuk bekerja lebih dari enam jam per hari, tidak memiliki budak berkulit putih, dan bahkan memungkinkan budak Muslim untuk mempraktekkan agama mereka secara terbuka, kebebasan langka yang diperoleh dari seorang Kristen yang taat di Selatan. Bilali bahkan diizinkan untuk membangun sebuah masjid kecil di perkebunan, sehingga bisa jadi sebagai masjid pertama di Amerika Utara.

Karena tingkat pendidikan Bilali yang relatif tinggi, ia naik kelas di atas masyarakat budak, dan dia diandalkan oleh pemiliknya untuk mengurus banyak administrasi perkebunan dan beberapa ratus budak nya. Mungkin pekerjaan yang paling luar biasa bagi Bilali Muhammad dan kepercayaan itu terus berlangsung selama Perang tahun 1812 antara Amerika Serikat dan Inggris. Pada saat itu Spalding meninggalkan perkebunan bersama keluarganya karena takut serangan Inggris dan menempatkan Bilali sebagai penanggungjawab untuk mempertahanan perkebunan. Ia bahkan memberi Bilali 80 senapan untuk membela perkebunan tersebut dan Bilali kemudian mendistribusikannya kepada orang-orang Muslim yang ada  di perkebunan. Bilali tetap memegang perkataan dari Spalding untuk mengelola perkebunan selama pemiliknya pergi sampai Spalding kembali setelah perang. Fakta bahwa pemilik budak memberikan kepercayaan kepada budaknya dengan tanggung jawab yang besar seperti mempercayakan kepada mereka kontrol atas perkebunan dan senjata adalah pembuktian tentang karakter dan kepercayaan dari Bilali Muhammad.
 
Dokumen Bilali Muhammad
Dokumen Bilali

Sebagai seorang Muslim terdidik dari Afrika Barat, Bilali tidak diragukan lagi membawa pendidikan Islam bersama dia ke Amerika. Hal ini dibuktikan oleh naskah tiga belas halaman yang ia tulis dan diserahkan kepada penulis dari selatan, Francis Robert Goulding, sebelum ia meninggal pada tahun 1857. Naskah itu ditulis dalam bahasa Arab, sehingga dengan demikian tentu tidak bisa terbaca bagi kebanyakan orang Amerika selama beberapa dekade. Hingga akhirnya Goulding mengunjungi  Perpustakaan Negara Georgia pada tahu 1931 dan berusaha untuk menguraikan naskah yang populer diyakini  adalah diary Bilali ini.


Setelah bertahun-tahun upaya untuk mengurai naskah tersebut hingga melibatkan banyak ulama besar seperti dari Universitas al-Azhar di Mesir, hingga akhirnya ulama berhasil menguraikan naskah tersebut. Ternyata itu bukan buku harian sama sekali, tapi benar-benar salinan ayat-ayat dari sebuah risalah pada hukum Islam di Madzhab Maliki ditulis oleh seorang sarjana Muslim fiqh, Ibn Abu Zayd al-Qairawani di Tunisia pada 900-an. The Risala Ibnu Abu Zayd adalah bagian dari kurikulum hukum Afrika Barat lazim di tanah air Bilali di tahun 1700-an ketika ia masih mahasiswa. Ketika ia datang ke Amerika sebagai budak, ia tentu saja tidak dapat membawa barang-barang pribadi dengan dia, dan dengan demikian salinan dari Risala ditulis seluruhnya dari ingatan apa yang dipelajarinya di Afrika Barat. Ini mencontohkan tingkat pengetahuan sudah hadir di Afrika Barat sampai pada saat itu dirusak oleh perdagangan budak Atlantik.

The Bilali Dokumen bisa jadi sebagai buku pertama dari hukum Islam (fiqh) yang pernah ditulis di Amerika Serikat. Dan sementara Islam perlahan-lahan mati di kalangan masyarakat Afrika Amerika di Amerika Serikat pada abad kesembilan belas, penting untuk mengenali dan menghargai kisah-kisah para Muslim Amerika yang pertama. Mereka bukan kelompok ngawur kecil. Mereka berjumlah ratusan ribu dan meskipun kesulitan hampir tak dapat diatasi, mereka berjuang untuk melestarikan warisan Islam mereka di bawah penindasan perbudakan. Kisah Bilali Muhammad adalah contoh sempurna dari upaya komunitas ini awal Muslim Amerika, salah satu yang bisa menginspirasi Muslim Amerika masa kini, apakah mereka menjadi keturunan Afrika atau tidak. [Diterjemahkan Dari Lost Islamic History]

Daftar Pustaka:
Diouf, Sylviane A. Servants of Allah: African Muslims Enslaved in the Americas. New York: New York UP, 1998.
Dirks, Jerald. Muslims in American History: A Forgotten Legacy. Beltsville, MD: Amana Publications, 2006.


 

Posting Komentar untuk "Bilali Muhammad Ulama Muslim Pertama Dari Amerika"

close