Masalah Palestina: Bukti Matinya Rasa Kemanusiaan di Dunia
Oleh: Yulida Hasanah (Aktivis Muslimah Brebes)
Menyedihkan, saat umat Islam seluruh dunia sedang merayakan Idul Adha dalam kondisi berbahagia. Di saat yang sama, Palestina masih dalam keadaan terjajah dan serangan genosida penjajah Zionis Yahudi. Bagi Zionis, dosa mereka adalah karena mereka bayi Muslim keturunan Palestina. Zionis juga menjadikan kelaparan sebagai senjata untuk membunuh secara pelan-pelan generasi Palestina.
Jalur Gaza kembali dilanda kekerasan hebat di tengah perayaan Idul Adha. Serangkaian serangan udara dan tembakan dari pasukan Israel yang dimulai sejak Sabtu (7/6) dini hari telah menewaskan sedikitnya 72 warga Palestina dan melukai sekitar 100 orang lainnya.
Pada hari kedua Idul Adha, pesawat tempur Israel menggempur sebuah rumah di lingkungan Sabra, Kota Gaza, menggunakan dua rudal, menewaskan sedikitnya 15 warga Palestina, termasuk enam anak-anak dan melukai lebih dari 50 lainnya. Tim penyelamat memperingatkan bahwa jumlah korban jiwa kemungkinan bertambah karena masih banyak orang yang dilaporkan hilang dan dikhawatirkan tertimbun di bawah puing-puing bangunan.
Di wilayah selatan Gaza, tepatnya di sebelah barat Khan Younis, 12 warga Palestina, termasuk empat anggota satu keluarga, dilaporkan tewas dalam serangan yang menargetkan tenda-tenda pengungsi. Serangan ini juga menyebabkan lebih dari 40 orang luka-luka. Sementara itu, serangan lain di bagian barat Kota Gaza menewaskan tujuh orang, termasuk pengungsi yang tinggal di sebuah rumah.
Di Gaza utara, dua warga sipil kehilangan nyawa akibat tembakan artileri yang menghantam kawasan Al-Saftawi. Tiga warga lainnya, termasuk seorang anak, tewas dalam dua serangan berbeda di kamp pengungsi Jabalia dan dekat stasiun bahan bakar Al-Mujayda. (www.mediaindonesia.com/08-6-2025)
Serangan-serangan di atas adalah bentuk kejahatan nyata Zionis Yahudi. Sayangnya, hingga hari ini tak ada satupun negeri dan pemimpin negeri muslim yang benar-benar bertindak untuk menyelematkan mereka. Negara-negara besar duniapun diam. Bahkan penguasa muslim juga hanya sibuk beretorika tanpa tindakan nyata. Tak ada yang berani mengirimkan pasukan untuk mengusir penjajah. Mereka diam meski rasa kemanusiaan terkoyak. Padahal rasa itu adalah rasa fitrah bagi manusia, untuk menolong sesamanya, termasuk menolong bayi yang lemah tak berdaya. Benarkah dunia sungguh telah mati rasa kemanusiaannya?
Padahal, matinya rasa kemanusiaan, sesungguhnya menunjukkan matinya sifat dasar manusia. Tanpa disadari, hal ini adalah buah Kapitalisme yang mengagungkan nilai materi dan rasa superior disertai dengan kebencian atas manusia lainnya. Kekejaman yang begitu rupa tak mengusik nurani para pemimpin muslim. Diperparah dengan nasionalisme yang lahir dari Barat, menghalangi para pemimpin negeri muslim untuk bersikap adil pada muslim Palestina. Tak ada seorang penguasa negeri muslim pun yang membebaskannya dengan kekuatan senjata, meski umat sudah menyerukan jihad.
Sedangkan jihad tak mungkin terwujud tanpa adanya seruan negara. Dan model negara hari ini tak mungkin menyerukan jihad, apalagi mereka justru bergandengan tangan dengan penjajah Yahudi. Seruan jihad hanya mungkin dikumandangkan oleh Khilafah.
Oleh karena itu, penegakan Khilafah haruslah menjadi perjuangan bersama umat Islam seluruh dunia. Namun, tegaknya khilafah tak mungkin terwujud ketika umat masih hidup dalam naungan Kapitalisme Sekulerisme. Upaya menegakkan Khilafah ini membutuhkan kepemimpinan jamaah dakwah Ideologis yang konsisten menyerukan tegaknya Khilafah. Jamaah dakwah ini akan membangun kesadaran umat, dan menunjukkan jalan kemuliaan bagi umat.
Sudah saatnya umat menjawab seruan jamaah dakwah ini dan berjuang bersama menjemput pertolongan Allah. Karena hanya dengan pertolongan-Nya, kemenangan bagi Palestina serta umat Islam seluruh dunia akan datang. Sebagaimana datangnya pasukan Shalahuddin Al Ayyubi yang datang mengepung dan membebaskan kembali Baitul Maqdis setelah 88 tahun dikuasai oleh Tentara Salib. Dan hal itu bukanlah hal mustahil jika tentara-tentara kaum muslimin bersatu dalam satu komando kepemimpinan yang berlandaskan keimanan dan ketakwaan hanya pada Allah SWT saja. Wallahaahua’lam
Posting Komentar untuk "Masalah Palestina: Bukti Matinya Rasa Kemanusiaan di Dunia"