Kelompok HAM: Aparat Myanmar terlibat perdagangan Muslim Rohingya
Aparat keamanan Myanmar mengambil keuntungan finansial dalam keterlibatannya dengan para geng kriminal dari memperdagangkan warga Muslim etnis Rohingya, menurut organisasi Hak Asasi Manusi (HAM).
“Otoritas [Myanmar] tidak hanya membuat hidup sangat tidak toleransi bagi orang Rohingya bahwa mereka dipaksa untuk melarikan diri, tetapi mereka juga mendapat keuntungan dari pelarian tersebut,” kata Matthew Smith, eksekutif direktur Fortify Rights yang berbasis di Bangkok dalam sebuah laporan yang dirilis pada Jum’at (6/10/2014), seperti dikutip Anadolu Agency (AA).
Muslim Rohingya |
Fortify Rights melaporkan hal ini setelah mewawancara lebih dari 90 pria dan wanita Rohingya antara September 2013 dan Oktober 2014 di Myanmar, Thailand dan Malaysia.
Pengamatan organsasi HAM tersebut menunjukkan bahwa polisi, angkatan laut dan angkatan darat Myanmar mendapatkan uang dari perahu-perahu Rohingya melalui calo-calo lokal untuk melarikan diri ke Malaysia – dengan jumlah denda rata-rata USD 500 hingga USD 600 per kapal pencari suaka agar mereka bisa melintasi laut.
Para petuga polisi juga diduga memaksa warga Rohingya untuk membayar sebesar USD 15 secara individu jika mereka ingin pergi melewati laut.
Dalam satu kasus yang didokumentasikan oleh Fortify Rights, angkatan laut Myanmar meminta USD 7.000 dari sebuah geng kriminal yang membawa satu perahu penuh dengan warga Rohingya menuju Malaysia.
Setelah pembayaran ditunaikan, angkatan laut mengawal perahu hingga mereka mencapai perairan internasional.
Sejak pertengahan Oktober tahun ini, pelarian Muslim Rohingya dari barat Myanmar telah meningkat, rata-rata 900 orang meninggalkan negara bagian Rakhine per harinya, mereka mencari suaka ke negara-negara tetangga, khususnya negara-negara Muslim.
Chris Lewa, kepala organisasi non-pemerintah Arakan Project, baru-baru ini mengatakan kepada AA bahwa pergerakan tersebut disebabkan oleh gelombang penangkapan para tokoh Muslim Rohingya dan para pemimpin komunitas mereka – sebagian dari mereka bahkan telah meninggal dunia akibat penyiksaan. [arrahmah/visimuslim.com]
Posting Komentar untuk "Kelompok HAM: Aparat Myanmar terlibat perdagangan Muslim Rohingya"