Rizal Ramli: “Mafia Migas Mengendalikan Pemerintahan Jokowi”
Dalam diskusi di Perhimpunan Gerakan Keadilan di Tebet, Rabu kemarin (5/11), Rizal menyatakan bahwa mafia Migas mengendalikan pemerintahan Jokowi saat ini.
“Bahkan Mohammad Reza membiayai rumah Polonia Prabowo dan juga rumah transisi Jokowi,” terang pengamat ekonomi ternama ini. Reza yang merupakan pemain lama Migas, telah mengendalikan kebijakan BBM sejak masa SBY.
Rizal Ramli |
Permainan Reza dalam Migas ini juga menyasar pada media. Rizal mengaku beberapa waktu lalu, ia didatangi bos media ternama pemilik cetak dan televise. Bos itu menyatakan minta maaf kepada Rizal karena telah menjalankan kebijakan untuk membatasi akses Rizal pada media-media mainstream. Bos itu -Rizal tidak mau menyebutkan namanya- adalah termasuk tim sukses Jusuf Kalla.” Siapa yang menyuruh anda berbuat demikian?” tanya Rizal. Orang itu mengaku, yang menyuruh dan membiayainya adalah Mohammad Reza.
Rizal juga menyatakan bahwa mafia Migas itu mengendalikan sepenuhnya kebijakan BBM, sehingga pemerintah tidak punya cadangan minyak yang cukup untuk satu hari pun. Mereka harus membeli minyak dari mafia itu dan harga dikendalikan sepenuhnya oleh mereka.
“Mafia Migas itu juga melarang pemerintah Indonesia mempunyai kilang sendiri. Padahal bila punya kilang, maka pemerintah punya stok dan harga lebih murah. Bisa setengahnya, ”terang Rizal. Karena ketergantungan pemerintah kepada mafia ini, maka pemerintah tidak bisa mendapatkan minyak (impor) dengan harga yang lebih murah dan dari pemerintah asing langsung (G to G).
Mantan Menko Perekonomian di masa Gus Dur ini juga sempat senang ketika Jokowi dalam kampanye pilpresnya menyatakan akan memberantas mafia Migas. “Tapi kenyataannya apa, sekarang Jokowi tergantung mereka. Sehingga mereka akan menaikkan BBM ini,” terang Rizal.
Rizal mengaku penjelasannya tentang Mafia Migas ini sudah lama, bahkan sejak zaman Soeharto. Tapi nggak ada yang mau dengar. Kalau seandainya ia jadi presiden, maka ia akan berani memutuskan rantai mafia migas ini.
Ahli ekonomi ini juga pesimis dengan pemerintah Jokowi. Pemerintah yang sebelumnya menjanjikan pembentukan Kabinet Trisakti, kini berubah menjadi ‘Kabinet Kerja’. “Pertanyaannya kerja untuk siapa? Untuk asing,” tanya Rizal.
Ia juga menyatakan bahwa pemerintah harusnya mempunyai ideology yang jelas dalam kebijakan ekonomi. Bukan meneruskan ideologi neo liberalisme yang berujung pada neokolonialisme. Kalau harga BBM dinaikkan maka pom-pom bensin asing akan laku dan itu menguntungkan mereka. Padahal menurut Rizal, dengan turunnya harga minyak dunia saat ini, dari 107 dolar per barel menjadi 80 dolar per barel, harusnya harga BBM turun. Pemerintah Cina saja, telah menurunkan harga BBM hingga empat kali.
Rizal juga mengritik pemerintah yang mengeluh tidak ada uang. Padahal uang Negara tiap tahun dikeluarkan untuk membayar subsidi BLBI sebesar 60 trilyun, selama 20 tahun.
Ia juga membantah pendapat Wapres Jusuf Kalla yang menyatakan bahwa subsidi BBM ini dinikmati oleh 70% orang kaya. Menurutnya, kalau harga BBM dinaikkan maka akan berdampak pada 86,3 juta pemilik sepeda motor, 2,2 juta nelayan dan 3 juta kendaraan umum.
“Orang yang langsung jatuh miskin sekitar 10 juta. Sehingga total orang miskin menjadi 38,2 juta dan kenaikan BBM ini berdampak pada 150 juta orang. Karena ibu-ibu akan merasakan dampaknya langsung karena kenaikan harga-harga pangan,” ungkap Rizal.
Karena itu, ia menyarankan, kalau terpaksa BBM dinaikkan, maka yang dinaikkan hanya untuk Pertamax saja. Sedangkan untuk Premium dengan Oktannya diturunkan 80-83, tetap harganya Rp 6500/liter. Konsumen untuk Premium sekitar 40%. Sedangkan untuk Pertamax dengan Oktan 92-94, harganya dinaikkan menjadi Rp 14.000/liter. Konsumen untuk Pertamax 60%.
“Maka pemilik kendaraan mewah tidak akan berani beli Premium, karena akan merusak mesinnya. Tidak seperti sekarang ini mereka beli semaunya,” terangnya. Jika ini dilakukan, maka pemerintah akan menghemat subsidi sebesar 230 trilyun dan akan untung 130 trilyun. [nh/Islampos/visimuslim.com]
Posting Komentar untuk "Rizal Ramli: “Mafia Migas Mengendalikan Pemerintahan Jokowi”"