Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mulai Hitung Untung-Rugi, Riau Baru Sadar Hampir 50 Tahun Ladang Minyaknya 'Dikuras' Asing


Kontrak kerjasama PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) mengelola Blok Rokan akan berakhir pada 2021 mendatang. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau berniat untuk mengambil alih pengelolaannya dari tangan perusahaan asing tersebut.

Ambil alih tersebut juga menindaklanjuti saran dari Komisi VII DPR RI beberapa waktu lalu agar saatnya BUMN dan BUMD yang mengelola sumber minyak dan gas Indonesia, terutama dari kontrak kerjasama dengan perusahaan asing yang sudah berlangsung lama.

Hal itu juga dituangkan dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Nomor 15 Tahun 2015. Saat ini, Blok Rokan merupakan blok dengan sumber minyak terbesar di Indonesia.

Sementara sudah mendekati 50 tahun Riau hanya menjadi penonton minyaknya dikuras, dan baru saat ini 'sadar' dengan menghitung untung-rugi akan produksi blok minyak tersebut.

"Wajar saja kita bersama Pemerintah Pusat ingin mengambil alih pengelolaan Blok Rokan ke depan. Cadangan minyaknya masih besar dan masih bisa dikelola dalam waktu yang cukup lama," kata Kepala Dinas ESDM Riau, Syahrial Abdi, Senin (24/8/2015).

Sejauh ini, Pemerintah bersama legislator pusat menyarankan agar Blok Rokan dikelola oleh PT Pertamina setelah kontrak kerjasama dengan PT Chevron berakhir.

"Selama ini, pemerintah pusat mendapatkan bagian sebesar 85 persen dari hasil penjualan minyak mentah di Blok Rokan, sedangkan sisanya 15 persen merupakan bagian PT Chevron Pacific Indonesia," jelas Syahrial.

Sejumlah daerah di Riau, tambah dia, jangan takut potensi sumber alam terutama dari sumur minyak akan habis dalam waktu dekat karena perkembangan teknologi saat ini sudah berhasil membuktikan bahwa sisa minyak di sumur tua tersebut masih bisa diambil.

"Upaya itu, bisa saja dilakukan dalam bentuk kerjasama dengan BUMN seperti PT Pertamina," terang Syahrial.

Blok Rokan memegang peranan penting dalam menopang produksi minyak nasional dengan tingkat produksi mencapai 250.000 barel per hari.

Angka tersebut hampir sepertiga dari produksi minyak secara nasional pada kuartal I tahun 2015 yang tercatat hanya 767.000 barrel per hari.

Kemudian dari sisi cadangan di Blok Rokan masih terbilang jumbo mencapai 1.174.262 million stock tank barrels.

Saat kontrak habis pada tahun 2021, katanya, perusahaan asal Amerika Serikat tersebut terhitung telah mengelola Blok Rokan selama 50 tahun. [www.visimuslim.com]

Sumber : goriau.com, 24 Agustus 2015

Posting Komentar untuk "Mulai Hitung Untung-Rugi, Riau Baru Sadar Hampir 50 Tahun Ladang Minyaknya 'Dikuras' Asing"

close