Musibah Besar Umat Islam
Oleh : Ainun Dawaun Nufus
(Muslimah HTI Kediri)
Sesungguhnya musibah yang sedang menimpa kita saat ini ada dua:
Musibah pertama para penguasa di negeri-negeri kaum Muslim yang tidak bertakwa kepada Allah dan tidak memelihara urusan negeri dan rakyatnya. Tidak memelihara urusan umat dengan pengaturan syariah Islam. Rasulullah saw bersabda:
Tidak ada seorang pun wali yang mengurusi rakyat di antara kaum Muslim lalu ia mati sementara ia menipu mereka (rakyat), kecuali Allah mengharamkan baginya surga (HR. Bukhari)
Kita bisa mengetahui bahwa sistem kapitalis yang rusak ini diantara wataknya adalah melahirkan krisis-krisis akut dan menciptakan kemiskinan dengan mengakumulasi kekayaan di tangan segelintir orang berpengaruh. Terlihat jelas bahwa Bank Dunia dan IMF, resep-resepnya dan delegasi-delegasinya hampir-hampir tidak pernah meninggalkan negeri kita. Juga jelas bahwa persyaratan-persyaratan Amerika dan arahan-arahan yang didektekannya merupakan sumber krisis dan kehancuran dimana-mana. Juga tampak jelas bahwa semua itulah yang mendatangkan bencana bagi Indonesia dan penduduknya.
Ironisnya, pemimpin negeri-negeri muslim meninggalkan rakyatnya, memutar-balikkan kebenaran menjadi kebatilan, dan kebatilan menjadi kebenaran, serta menjadikan penelantaran sebagai amanah. Ingat, Ruwaibidhah yang mengurusi urusan rakyat itu akan menuju kebinasaan. Rasulullah saw bersabda:
Sungguh akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh tipu muslihat, orang yang berdusta dipercaya, sementara orang yang jujur dianggap dusta, orang-orang yang berkhianat dianggap amanah, sementara orang-orang yang amanah dianggap berkhianat. Saat itu, orang Ruwaibidhah pun berbicara. Ada yang bertanya, “Siapakah Ruwaibdhah itu?” Nabi saw menjawab, “Orang bodoh yang berbicara tentang urusan orang banyak.” (HR Ahmad)
Musibah kedua adalah diamnya umat terhadap para penguasa zalim dan tidak mengingkari mereka, sekalipun semua musibah mendera umat dalam bentuk kehinaan yang direkayasa oleh para penguasa dengan tangan mereka sendiri. Para penguasa muslim mengabaikan Palestina, Xinjiang, Kashmir, Chechnya, Cyprus, Rohingnya, Timor Timur, dan negeri kaum Muslim lainnya. Termasuk membiarkan Suriah, Sudan, Irak, Afganistan, dan Pakistan serta Yaman dipecahbelah dan berubah menjadi medan pertarungan bagi Barat.
Sampai kapan negeri-negeri Muslim akan tetap menjadi medan pertarungan negara-negara besar dengan memperalat putra-putri Islam? Sampai kapan negeri-negeri kaum Muslim tetap menjadi panggung bagi Barat dalam melakukan permainan untuk menumpahkan darah kaum Muslim dan merampok kekayaan negeri-negeri mereka? Sampai kapan Barat akan tetap memicu api peperangan di negeri-negeri kaum Muslim, kapan dan di mapaun mereka inginkan? Sampai kapan para penguasa di Yaman dan di negeri-negeri kaum Muslim lainnya akan terus menjadi bidak catur yang digerakkan oleh Barat imperialis, sementara para penguasanya sama sekali tidak menolaknya.
Perlu diingat, Allah SWT berfirman:
Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. (QS Thâhâ [20]: 124)
Seorang muslim tidak akan merasakan kecuali kezaliman dari sistem yang memerintah dengan selain apa yang telah diturunkan oleh Allah SWT. Allah SWT berfirman:
Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim. (QS al-Mâidah [5]: 45)
Kita punya Allah yang Maha Penyayang yang tidak akan membiarkan kaum muslim terlantar dan terabaikan. Kita punya teladan Rasulullah saw, yang menjelaskan rahmat, petunjuk dan sistem Islam dari sisi-Nya yang jika kita ikuti maka Anda tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Allah SWT berfirman:
Maka barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. (QS Thaha [20]: 123)
Sungguh Islam yang agung dengan hukum-hukum syariahnya yang adil yang terpancar dari akidahnya yang murni dan bersih adalah satu-satunya yang menjamin keselamatan dunia dan akhirat. Islam pulalah satu-satunya yang menjamin penghapusan kemiskinan, pengangguran dan kerusakan. Dengan negara yang menerapkannya maka penguasanya akan menjadi pengatur dan pemelihara urusan rakyat yang sebenarnya, bukan sebaliknya justru menjadikan rakyatnya sebagai sapi perahan. Penguasa tersebut tidak akan merasakan kenyang sementara anak-anak kaum musim kelaparan. [VM]
Posting Komentar untuk "Musibah Besar Umat Islam"