Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

“Om Telolet Om” dan Fenomena Latahnya Umat Islam


Oleh: Aziz Rohman, Pemuda Jombang

Jika kita membuka sosmed saat ini (21/12/2016) maka semua lini sosmed di beranda kita akan dipenuhi guyonan lucu “om Telolet om”. Mungkin, sebagian orang akan bertanya-tanya ada apa ini, sebagian yang lainnya akan mengeluh ini apa-apaan ini dan bisa jadi sebagiannya lagi akan mencari tahu hingga kemudian ikut terhanyut keriangan di dalamnya. Bahkan fenomena yang sedang mewabah di jagad maya ini sampai membuat beberapa selebriti dunia ikut terlarut didalamnya sehingga membuat mereka mencuitkannya hingga mendadak menjadi topik yang popular di dunia.

Fenomena Telolet

Jika kita menulusuri secara detil di jagad maya maka fenomena ini pertama kali di munculkan oleh netizen dari Indonesia. “om Telolet om” adalah sebuah teriakan yang biasa diucapkan oleh anak-anak di pinggir jalan ketika sebuah bus melintas dengan harapan sopir membunyikan klakson dengan bunyi yang khas. ‘Telolet, Telolet,’ begitulah kira-kira bunyinya. Dan hal ini mendadak menjadi popular setelah berbagai DJ terkenal dunia ikut mencuitkannya. Namun, sebelum itu, video-video lucu di you tube yang memperlihatkan orang-orang dewasa  meminta ‘Telolet’ ke supir bus sudah lebih dulu viral di jagad facebook. Hingga, nampak adanya demam “Telolet Challenge” dan “demam Telolet” yang sudah beberapa pekan memang bergerilya dari satu akun ke akun yang lain. Yang kemudian saat BBC Indonesia menuliskan berita ini  pada 21/12/2016  ‘om Telolet om’ sudah disebut 445.000 kali di twitter (menjadi salah satu topik populer dunia) dan juga disinggung lebih dari 80.000 kali di facebook.

Asal Muasal 

Menurut Zaenal Arifin dari Bismania Community mengatakan bahwa bunyi klakson bus Telolet sudah terdengar satu dekade yang lalu. Klakson ini tidak spesifik dimiliki oleh jenis bus tertentu, melainkan hasil modifikasi yang dilakukan oleh perusahaan otobus (PO). Dia mengklaim bahwa kebiasaan meminta klakson itu dimulai dari kebiasaan para penggemar bus yang sering memotret bus. “Sebagai balasan, supir bus biasanya kasih dim atau klakson”.  Dimulai dari  PO bus Efisiensi yang pertama kali memakai klakson Telolet hingga kemudian diikuti oleh PO-PO yang lainnya karena memang bunyi klakson bus yang sangat unik dan menarik. (BBC Indonesia, 21/12/2016). Dan berawal dari sinilah fenomena ini merajai jagad tranding topik dunia.

Sikap Umat Islam

Umat islam adalah umat terbaik yang dilahirkan Allah SWT dan jumlah populasi umat islam terbesar saat ini ada di Indonesia. Sehingga sangat wajar jika sikap yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia, khususnya muslim Indonesia akan selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi seseorang yang ingin mengetahui bagaimana perilaku umat islam saat ini. Terlebih juga dipahami bahwa umat islam adalah umatan wahidan, umat yang satu bahkan diibaratkan sebagai satu tubuh. Dimana jika ada satu saja umat islam yang merasa tersakiti maka yang lainnya akan merasakan rasa sakit. Namun, jika melihat apa yang dilakukan oleh para netizen terutama umat islam di Indonesia pada dua hari terakhir maka sebagai seseorang yang telah mengaku  muslim tentu, sudah seyogyanya kita perlu perfikir ulang atas sikap dan perilaku kita. Kita adalah seorang muslim yang mana sudah diketahui bersama bahwa akhir-akhir ini umat islam diberbagai belahan dunia kondisinya sangat-sangat memperihatinkan. Dua tempat terbaru yang sedang bergejolak menjadi tempat perjuangan umat islam tidak boleh kita lupakan begitu saja. Pertama, Myanmar satu tempat dimana kaum muslimin hingga detik ini merasa ketakutan akibat kelakuan brutal para musyrikin laknatullah. Kedua, di Aleppo umat islam di bombardir oleh tentara rezim beserta sekutunya. Dan sebelumnya yang sudah hampir puluhan tahun merintih, menjerit kesakitan. Di tanah Palestina umat muhammad sudah sekian lama berada pada cengkraman penjajahan kaum zionis laknatullah. Belum lagi di Indonesia, umat islam sedang berjuang agar kasus penistaaan agama yang di lakukan oleh ahok bisa segera tuntas dan dia bisa segera di hukum.

Jika melihat fenomena yang dialami oleh umat islam saat ini yang begitu memilukan tentu tidaklah pantas umat islam malah sibuk bercanda ria hingga candaan itu menjadi tranding topik dunia. Harusnya yang ada di benak umat islam adalah bagaimana caranya agar saudaranya itu bisa tertolong, terbebas dari belenggu penyiksaan. Sehingga harusnya umat islam, wabil khusus muslim Indonesia harus menjadikan kondisi kaum muslimin sekarang itu menjadi isu yang paling panas di seluruh dunia hingga mengetuk hati setiap manusia agar segera membebaskan umat islam dari tindak kedzaliman yang parah ini, terlebih bagi para pemimpin negeri-negeri muslim. Dan sangat tidak pantas umat islam malah sibuk di dalam candaan yang tidak bernilai pahala sedang pada saat yang sama saudara seimannya sangat membutuhkan pertolongannya. Dari sini umat islam benar-benar di uji apakah ia lebih mementingkan sesuatu yang wajib atau yang lain. Lebih mementingkan menolong saudaranya atau mengikuti trend, yang belum tentu bernilai pahala atau bahkan malah bisa menyakiti hati saudaranya disana.

Khatimah

Perlu disadari kembali bahwa umat islam itu adalah bersaudara. Jika saudaranya berada dalam kesusahan maka umat islam yang lain wajib menolongnya. Indonesia adalah sebuah negeri dengan mayoritas muslim terbesar di dunia sehingga sangat besar harapan saudara-saudara kita yang tertindas di luar sana untuk bisa di tolong oleh umat islam Indonesia. Namun, jika melihat bahwa orang-orang Indonesia malah memunculkan sebuah trending topik yang bahkan tidak ada hubungannya dengan keadaan saudaranya yang tersakiti. Bukankah ini malah membuat hati mereka semakin sakit. Seakan-akan mereka mengatakan, “lihatlah saudara-saudara saya di Indonesia sekarang malah sibuk mainan ‘Telolet’ daripada menolongku disini. Bukankah jarak Indonesia dengan Myanmar tidak terlalu jauh?” atau “Lihatlah Muslim Indonesia sekarang malah sibuk ngurusin ‘Telolet challenge’ daripada menghukum ahok. Bukankah penistaan itu ada di depan mata mereka?” atau “Wahai umat islam Indonesia jika kalian tidak mampu menolong kami do’akan kami dan jangan kau buat hati kami di Aleppo menjadi teriris lagi karena engkau sibuk mempopulerkan ‘Telolet’ daripada menolong kami!”.

Terakhir, mari kita renungkan kembali pesan Rasulullah SAW, “Muslim itu saudara bagi muslim lainnya.” (HR. Al hakim). Persaudaaan sesama muslim tentu tidak aka nada apa-apanya jika masing-masing tidak memperhatikan hak dan kewajibannya saudaranya, tidak saling peduli, tidak saling menolong, dsb. “Siapa saja yang meringankan beban seorang mukmin di dunia, Allah pasti akan meringankan bebannya pada hari kiamat. Siapa saja yang memberikan kemudahan kepada orang yang kesulitan, Allah pasti akan memberikan dia kemudahan di dunia dan akhirat. Siapa saja yang menutupi aib seorang muslim di dunia, Allah pasti akan menutupi aibnya didunia dan akhirat. Allah SWT selalu menolong hambaNya selama hamba itu menolong saudaranya.”  (HR. Muslim dan at-Tirmidzi). Lantas, apakah pantas muslim Indonesia terhanyut dalam fenomena ‘om Telolet om’ sedang, disaat yang bersamaan saudaranya diluar sana sedang membutuhkan pertolongan. Tidak bisa membantu tapi, malah sibuk dengan aktivitas lain. Sungguh, ini sangat-sangat melukai hati mereka andai mereka tahu kita malah sibuk ber-Telolet. [VM]

Posting Komentar untuk "“Om Telolet Om” dan Fenomena Latahnya Umat Islam"

close