Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

15 Anak Tewas Saat Serangan Udara Rusia di Ghouta Timur

Pesawat pengebom jarak jauh Rusia melakukan serangan udara di Aleppo, Suriah, Selasa, 16 Agustus 2016. Pesawat militer Rusia melakukan serangan udara di Ghouta Timur pada Selasa (20/3) yang menewaskan anak-anak.
VisiMuslim - Tim penyelamat di Suriah mencari orang-orang yang selamat dari serangan udara di Ghouta Timur. Serangan itu menewaskan 15 anak yang bersembunyi di ruang bawah tanah sebuah sekolah.

Dilansir the Telegraph, Rabu (21/3), anak-anak, dan dua wanita yang juga tewas, bersembunyi di ruang bawah tanah di lingkungan Arbin untuk melarikan diri dari serangan Suriah dan Rusia yang telah menghantam daerah itu.

Koalisi Nasional oposisi untuk Pasukan Revolusioner dan Oposisi Suriah menuduh tempat penampungan itu sengaja ditargetkan oleh pesawat Rusia. Rusia bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.

Mereka memasang foto di internet yang menunjukkan kerusakan pada infrastruktur bangunan. Kelompok itu mengatakan roket telah menghancurkan tiga lantai sebelum meledak di ruang bawah tanah.

Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan sekitar 50 ribu warga sipil telah meninggalkan pinggiran Damaskus ke daerah-daerah yang dikuasai pemerintah dalam beberapa hari terakhir. 70 persen di antaranya perempuan dan anak-anak.

Mereka mengatakan banyak yang menderita diare dan masalah pernapasan yang bisa mematikan. Rusia, yang mendukung rezim Bashar al-Assad, menyebut jumlahnya 79 ribu. Ini akan membuat sekitar 300 ribu penduduk terperangkap di tiga daerah yang diblokir oleh pemberontak di Ghouta Timur.

Sekitar 1.500 telah tewas sejak pemerintah melancarkan serangan pada pertengahan Februari. Ini dinilai salah satu perang paling brutal selama tujuh tahun.

Para pemimpin pemberontak dari Jaish al-Islam dikatakan telah menolak kesepakatan yang ditawarkan oleh pemerintah. Baik untuk pergi ke daerah-daerah oposisi di Suriah utara atau menyelesaikan situasi mereka dan menjadi bagian dari milisi pro-pemerintah yang akan menjaga keamanan.

Beberapa jam kemudian rejim mulai membombardir Douma, kubu terbesar yang masih ada di wilayah itu. Bentrokan pecah antara kedua pihak.

Beberapa penduduk mengatakan pemberontak telah mencegah mereka untuk meninggalkan koridor kemanusiaan pemerintah. Yang lain mengatakan mereka khawatir ditangkap oleh pasukan rezim.

Kepala hak asasi manusia PBB,Zeid Ra'ad al-Hussein mengatakan pada pertemuan informal Dewan Keamanan PBB bahwa pengepungan lima tahun pemerintah Suriah merupakan kejahatan perang. Mereka menggunakan senjata kimia dan kelaparan sebagai senjata perang.

Hussein dihalangi untuk menghadiri rapat dewan resmi oleh manuver prosedural Rusia, tetapi ia menyampaikan pidato kerasnya ke pertemuan terbuka. Ia mencela kejahatan tersebut.

"Pengepungan Ghouta timur oleh pasukan pemerintah Suriah, setengah dasawarsa lamanya, telah melibatkan kejahatan perang yang meluas, penggunaan persenjataan kimia, memaksakan kelaparan sebagai senjata peperangan, dan penolakan bantuan penting dan menyelamatkan hidup," katanya.

Assad semakin yakin akan kemenangannya. Selama akhir pekan ia muncul dalam sebuah video yang menunjukkan dia mengendarai sedan Honda melalui jalan-jalan ibukota Damaskus ke garis depan dekat Ghouta Timur.

Dia terlihat mengunjungi daerah tersebut untuk memberi selamat kepada pasukannya dan berjabat tangan dengan penduduk yang bersorak-sorai. Beberapa di antaranya mengangkat anak-anak mereka sehingga Assad bisa mencium pipi mereka.

"Anda adalah putra negara kita. Kami akan melindungi semua orang Ghouta," katanya. [vm]

Sumber : ROL

Posting Komentar untuk " 15 Anak Tewas Saat Serangan Udara Rusia di Ghouta Timur"

close