Masuki Pekan Ketiga, Aksi Massa Anti-Pemerintah di Aljazair Kian Besar
VisiMuslim - Puluhan ribu warga Aljazair, Jumat (08/03/2019), kembali turun ke jalan-jalan di ibukota untuk mengecam pencalonan diri petahana Abdelaziz Bouteflika, untuk masa jabatan presiden kelima.
Kantor berita Reuters menggambarkan demonstrasi ini terbesar sejak gelombang revolusi di negara-negara Arab pada 2011 atau yang dikenal “Musim Semi Arab”. Aksi ini merupakan ancaman bagi Bouteflika yang berkuasa selama 20 tahun.
Tumpah ruahnya massa ini memaksa pihak berwenang menghentikan layanan kereta api dan metro di ibukota. Langkah-langkah keamanan diperketat untuk mencegah para demonstrasi kumpul di satu tempat.
Aksi protes anti-pemerintah di Aljazair telah memasuki pekan ketiga. Warga turun ke jalan setelah Bouteflika (82) kembali mendaftar calon kandidat presiden pada pemilihan April mendatang. Sementara kondisi kesehatannya tidak stabil setelah terserang stroke.
Puluhan ribu demonstran menuntut Presiden Bouteflika, yang ikut andil dalam perang kemerdekaan Aljazair antara tahun 1954 dan 1962, untuk mundur. Rakyat menilai bahwa Bouteflika sudah tidak mampu lagi memimpin negara.
Bouteflika telah mengeluarkan peringatan pertama kepada para demonstran pada Kamis bahwa demonstrasi-demonstrasi ini dapat mengganggu stabilitas negara.
Beouteflika tidak berbicara secara terbuka sejak 2013 ketika ia menderita stroke dan saat ini sedang dirawat di kota Jenewa di Swiss.
Para pengunjuk rasa membawa spanduk bertuliskan “Bouteflika, saya akan pergi,” sementara yang lain meneriakkan bahwa Aljazair adalah sebuah republik, bukan monarki, dan bahwa pemilihan tidak boleh terjadi sebelum apa yang mereka sebut geng-geng dibatalkan.
Pasukan keamanan telah dikerahkan dalam jumlah besar dalam beberapa hari terakhir, tetapi tentara masih di baraknya. [vm]
Sumber: BBC
Posting Komentar untuk "Masuki Pekan Ketiga, Aksi Massa Anti-Pemerintah di Aljazair Kian Besar"