Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sekolah di Lima Negara ini Menjadi Klaster Baru Covid-19, Indonesia harus Hati-hati



Oleh: Ragil Rahayu, SE

Sekolah baru, seragam baru, teman baru dan semangat baru. Itulah suasana tahun ajaran baru dalam kondisi normal. Namun tahun ini berbeda.  Tahun ajaran baru di Indonesia justru disambut dengan kecemasan para wali murid. 

Kecemasan para orang tua ini sangat beralasan. Di beberapa negara, sekolah justru menjadi klaster baru Covid-19 setelah pemberlakuan new normal. Banyak guru dan murid yang tertular Covid-19 setelah sekolah dibuka. Berikut adalah lima negara yang sekolah menjadi klaster baru corona:

1.  Korea Selatan
Negeri ginseng ini membuka kembali sekolah pada Rabu (27/5/2020). Namun, sehari kemudian, Korea Selatan melaporkan adanya 79 tambahan kasus baru. Ini adalah angka tertinggi di Korsel dalam dua bulan terakhir. Akibatnya, lebih dari 200 sekolah kembali ditutup.

2. Perancis 
Sama dengan Korea Selatan, Perancis kembali menutup sekolah yang sempat dibuka. Hal ini dilakukan setelah Perancis menemukan setidaknya 70 kasus baru Covid-19 yang dikaitkan dengan dibukanya kembali sekolah. Penutupan sekolah dilakukan setelah satu minggu sekolah dibuka.

3. Belanda
Belanda mulai membuka sekolah pada 11 Mei 2020. Pada Rabu (3/6/2020), sebuah sekolah di Den Haag Belanda kembali ditutup lantaran 2 guru dinyatakan positif Covid-19 dan 7 siswa mengalami gejala gastrointestinal (keluhan saluran pencernaan).

4. Finlandia 
Dua hari setelah sekolah dibuka kembali, beberapa kelas di Porvoo dan Sipoo, Finlandia selatan, akan kembali beralih ke pembelajaran jarak jauh. Hal ini terjadi karena puluhan guru dan murid telah terinfeksi virus corona (Covid-19). 

5. Inggris 
Pasca seminggu masuk sekolah, puluhan siswa di Inggris dinyatakan positif virus corona. Dua di antaranya berasal dari Sekolah Dasar St. Paul Church of England di Wibsey, Bradford. Sebab, dua siswa itu merupakan saudara kandung. Selain itu, sekolah juga akan ditutup lagi karena mereka akan melakukan isolasi diri.

Lantas, bagaimana dengan Indonesia? Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menegaskan bahwa tahun ajaran baru 2020/2021 akan tetap dimulai pada 13 Juli 2020. Namun Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menganjurkan hal yang berbeda. 

Dengan memperhatikan jumlah kasus konfirmasi Covid-19 yang masih terus bertambah, mulai melonggarnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), kemungkinan terjadi lonjakan jumlah kasus kedua dan masih sulitnya menerapkan pencegahan infeksi pada anak-anak, maka Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memberikan anjuran resmi pada 30/5/2020. 

Ada lima poin anjuran tentang proses belajar mengajar di masa pandemi, salah satunya sekolah tidak dibuka setidaknya sampai bulan Desember 2020. IDAI menganjurkan agar kegiatan belajar mengajar tetap dilaksanakan melalui skema pembelajaran jarak jauh (PJJ) baik secara dalam jaringan maupun luar jaringan. Pembukaan kembali sekolah-sekolah, lanjut anjuran IDAI, dapat dipertimbangkan jika jumlah kasus Covid-19 telah menurun.

Memperhatikan realitas di Korea Selatan, Perancis, Belanda, Finlandia dan Inggris,  juga anjuran dari IDAI, seharusnya pemerintah tidak membuka sekolah dalam waktu dekat. Jika pemerintah nekat, akan ada nasib satu generasi yang dipertaruhkan. Kita sudah kehilangan banyak nakes. Jangan sampai kehilangan generasi penerus bangsa. 

Ingatlah wahai penguasa. Setiap kebijakan negara akan dipertanggungjawabkan oleh penguasa di hari akhir kelak. Jika penguasa mengambil kebijakan yang membahayakan jutaan nyawa generasi masa depan,  kita akan rugi dunia akhirat. Keberlangsungan Indonesia di masa depan terancam. 

Seharusnya, nyawa manusia lebih diutamakan daripada pertimbangan ekonomi.  Para ahli kedokteran anak sudah memberi anjuran agar anak-anak tidak sekolah dulu. Jika nasehat dari para ahli  diabaikan, tidak menutup kemungkinan akan terjadi lonjakan pasien dari para guru dan murid. Sekolah menjadi klaster baru covid-19. 

Hendaklah penguasa merenungi hadis berikut :

عَنِ ابْنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِىِّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - أَنَّهُ قَالَ « أَلاَ كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالأَمِيرُ الَّذِى عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِىَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ أَلاَ فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ »(رَوَاهُ مُسْلِمٌ)

Artinya: Dari Ibnu Umar RA dari Nabi SAW sesunggguhnya bersabda: sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya. Seorang kepala negara adalah pemimpin atas rakyatnya dan akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin atas anggota keluarganya dan akan ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya. Seorang isteri adalah pemimpin atas rumah tangga dan anak-anaknya dan akan ditanya perihal tanggungjawabnya. Seorang pembantu rumah tangga adalah bertugas memelihara barang milik majikannya dan akan ditanya atas pertanggung jawabannya. Dan kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya atas pertanggungjawabannya (HR. Muslim)

Jika penguasa menerapkan new normal, padahal jumlah kasus masih tinggi, itu sama dengan mengorbankan rakyat. Kelak rakyat yang terzalimi akan menuntut para penguasa ini di hari akhir. Mumpung masih berkuasa, gunakan kekuasaan dengan amanah, untuk kesejahteraan rakyat. Jika tidak, sungguh azab Allah SWT amat pedih. Wallahua'lam bishshawab. 

*) Referensi dari berbagai sumber. 

Posting Komentar untuk "Sekolah di Lima Negara ini Menjadi Klaster Baru Covid-19, Indonesia harus Hati-hati"

close