Soal Illegal Fishing, Susi Pudjiastuti: Hanya Dengan Perintah Presiden Semua Akan Selesai
Jakarta, Visi Muslim- Persoalan illegal fishing dan masuknya kapal-kapal asing di laut Indonesia menjadi perhatian mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Tidak hanya itu, Susi juga menyoroti penggunaan alat tangkap ikan yang bisa merusak lingkungan.
Susi Pudjiastuti menilai bahwa sebentar lagi kapal-kapal raksasa milik asing yang selama 5 tahun hanya bersandar di pelabuhan akan kembali melaut.
"Kapal2 Raksasa eks/ milik Asing yg selama hampir 5 thn sandar di pelabuhan2 akan melaut lagi, kembali semua sprti sebelum November 2014. Kerlip Kota2 terapung di Tengah laut, yg memiliki suply logistik sendiri. Nelayan yg tangkap ikan di pinggir harus puas memandang lampu di Laut," tulis Susi dalam akun Twitternya, Ahad, (14/6/2020).
Susi Pudjiastuti juga menyoroti kebijakan pemerintah yang malah melonggarkan alat tangkap ikan. Karena, dengan dilonggarkannya kembali penggunaan pukat cincin atau purseine, maka akan menguras habis ikan di laut. Bahkan ikan-ikan yang masih kecil.
"Dengan diperbolehkannya purseines ditarik dengan 2 kapal.. baby tuna skan habis .. pelagis lainnya sama.. Trawl/ cantrang beroperasi .. semua akan habis .. Jargon Maluku Lumbung Ikan akan selesai tdk sampai 5 tahun. Laut masa depan bangsa ? Bangsa itu Bukan kita Indonesia," tambahnya.
Namun Susi Pudjiastuti menilai semua bencana itu masih bisa dicegah jika Presiden Joko Widodo sebagai kepala pemerintah bertindak tegas untuk memberi perintah agar tidak ada lagi illegal fishing dan perusakan lingkungan, maka dijamin laut Indonesia akan aman.
"Karena HANYA dg KATA/ PERINTAH PRESIDEN untk Tidak Boleh ada Ilegal Fishing &Kapal Asing tangkap ikan di Laut NKRI & tidak boleh ada alat tangkap yg merusak lingkungan SEMUA AKAN SELESAI. LAUT INDONESIA AKAN AMAN menjadi LAUT MASA DEPAN BANGSA INDONESIA. Hanya Presiden yg BISA," pungkas Susi. [] Gesang
Posting Komentar untuk "Soal Illegal Fishing, Susi Pudjiastuti: Hanya Dengan Perintah Presiden Semua Akan Selesai"