Ulama Aswaja Probolinggo Tolak Keras RUU HIP


Probolinggo, Visi Muslim- Gabungan para ulama Aswaja Probolinggo sepakat menolak RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP), pernyataan ini disampaikan saat menghadiri Multaqo Ulama Aswaja Tapal Kuda pada Jum’at Pagi, (19/06). Ustadz Indra Fakhrudin mengungkapkan bahwa RUU HIP yang digagas sekelompok elit politik itu menyalahi perjuangan para ulama di era kemerdekaan, khususnya terkait posisi agama Islam dalam bernegara.

“RUU HIP sekarang mengundang reaksi masyarakat pasalnya dinilai mencederai perjuangan para pahlawan terutama para ulama pendahulu di masa kemerdekaan,” ujar Ustadz Indra Fakhrudin yang aktif juga sebagai Pimpinan Rumah Inspirasi Perubahan.

Beliau juga menyayangkan adanya upaya atau kesengajaan menghilangkan ketetapan yang melarang ajaran komunisme, leninisme, dan marxisme dalam RUU yang diusulkan tersebut.

“Yang menjadi perhatian kita dan para pengamat tidak ada dalam konsideran tentang larangan ajaran komunisme, leninisme, dan Marxisme. Maka ini patut diduga tentang kaitannya dengan sejumlah paham yang bertentangan dengan ajaran Islam tersebut,” papar Ustadz Indra Fakhrudin di acara publik yang digelar secara daring di Channel YouTube Bromo Bermartabat.

Senada dengan hal tersebut, KH. Abdulloh Amroni, Pimpinan PP. Kyai Sekar Al Amri Probolinggo dalam sambutannya mengutarakan membahas sikap penguasa dan penderitaan rakyat yang didera wabah Corona.

“Rakyat dibiarkan berperang sendiri melawan Corona, sebaliknya sejumlah keputusan memihak kepentingan para pemilik modal. Tidak heran karena sekarang mereka mengusung ideologi kapitalisme dan liberalisme,” tegas KH. Abdulloh Amroni.

“Masyarakat sedang cemas, khawatir, dan ketakutan dengan wabah Corona, tetapi apa yang dilakukan penguasa? Mereka malah ingin mengesahkan undang-undang Haluan Ideologi Pancasila yang banyak dikritik karena dapat memunculkan kembali komunisme dan sosialisme,” lanjut KH. Abdulloh Amroni.

Selanjutnya Kyai Ahmad Marzuki, Pengasuh PP Su’udiyah Kota Probolinggo menjelaskan pandangannya mengenai peran ulama sebagai warosatul anbiya’ dalam membimbing umat menuju penerapan syariah kaffah. “Sesungguhnya para ulama merupakan pewaris para Nabi. Yang diwarisi para ulama merupakan dakwah terhadap Islam dengan ilmunya. Karena semua Nabi, terutama Nabi Muhammad Saw mempunyai tugas menyampaikan Islam dan menerapkan syariah Islam secara menyeluruh atau kaffah,” ungkap Kyai Ahmad Marzuki.

“Jangan sampai menjadi ulama jahat atau suu’ sebagaimana dalam sabda Rasulullah Saw. Kita diingatkan Rasulullah Saw akan datang sebuah masa dimana ada penguasa yang bodoh dan para ulama tidak setia pada ilmu, yang semestinya ulama menjadi penerang umat malah menjadi penyesat umat menuju jurang kesesatan dan kebodohan,” tutur Kyai Ahmad Marzuki.

Ulama lain dari Probolinggo yang menyampaikan tausiyahnya adalah Gus Tuhu, Pengasuh MT. Al Mustanir mengutarakan sistem buatan manusia pasti mengandung banyak kelemahan dan kemudharatan.

“Kelemahan sistem buatan manusia itu seiring dengan kelemahan manusia itu sendiri. Sesungguhnya Allah SWT menciptakan manusia dalam keadaan lemah. Kelemahan manusia itu benar-benar ditunjukkan Allah SWT dalam Al-Qur’an Karim,” ungkap Gus Tuhu.

“Maka kelemahan ideologi dan sistem buatan manusia itu nyata. Betapa lemah dan tidak berdayanya ideologi dan sistem mereka menghadapi pandemi. Dari sisi keimanan, seorang muslim tidak layak dan tidak benar mengambil ideologi dan tatanan hidup yang berasal dari luar Islam. Mereka diwajibkan mengambil tatanan hidup dan hukum Islam,” jelas Gus Tuhu.

Dari sisi keimanan seharusnya kaum muslimin mudah dalam meninggalkan sistem buatan manusia menuju sistem Islam dan syariah kaffah, ungkap Gus Tuhu dalam lanjutan tausiyahnya. []

Posting Komentar untuk "Ulama Aswaja Probolinggo Tolak Keras RUU HIP"