Nasionalisme Masih Relevan?


 


Oleh: Hadi Sasongko (Direktur POROS)

Nasionalisme terbukti gagal dan sudah tidak relevan lagi untuk membangun peradaban masa depan. Sebagaimana dikutip dari Kalim Shiddiqui,[Kalim Shiddiqiu, Towards a New Destiny (Open Press, Slough, 1971), paham nasionalisme dinyatakan sebagai paham yang menuntut adanya kesetiaan kepada bangsanya melebihi segalanya. Menurut Sardar, nasionalisme merupakan indikator destruktif bagi peradaban masa depan. Paham ini telah berimplikasi buruk bagi umat manusia:

(1) meningkatkan jumlah negara yang hanya mementingkan dirinya sendiri dengan mengesampingkan bahkan cenderung mengorbankan kepentingan pihak lain;

(2) memunculkan rasialisme yang bersifat massal;

(3) memecah-belah umat manusia, bahkan menutup tren dunia global yang saling menopang dan mendukung. Data di lapangan menunjukkan bahwa sejak PD II, 20 juta jiwa hilang karena konflik-konflik yang berdimensi nasionalistik; 29 konflik dari 30 konflik terjadi pada dimensi domestik. Di Sovyet konflik sering terjadi dan menelan korban raturan ribu, bahkan hingga mencapai jutaan.

Biaya ekonomi yang tidak perlu, timpangnya distribusi, dan terhambatnya pertumbuhan ekonomi dunia merupakan konsekuensi logis dari paham nasionalisme. Arus barang dan manusia tidak bisa masuk dengan mudah di sebuah negara akibat pemberlakuan tarif cukai yang melangit.

Anda bisa membayangkan, seandainya cukai tidak ada tentu arus barang dan orang akan lebih lancar. Selain itu, dengan dicairkannya sekat-sekat nasionalistik, biaya-biaya yang tidak perlu itu bisa dipangkas bahkan dieleminasi. Harga barang dan jasa tentu akan lebih murah.

Terbentuknya Uni Eropa merupakan contoh gamblang, betapa  diruntuhkannya arogansi nasionalistik, telah memacu pertumbuhan ekonomi yang sangat luar biasa. Kecenderungan global juga menunjukkan bahwa nasionalisme sudah tidak relevan lagi bagi peradaban mendatang. Saat ini, diperlukan suatu sistem dunia yang saling menopang dan mendukung. Dan kaum Islam punya solusi khilafah Islamiyah sebagai solusi yang cemerlang.

Posting Komentar untuk "Nasionalisme Masih Relevan?"