Cinta dan Selipan Kekerasan
Oleh: Rusi Anisa (Sahabat Visi Muslim)
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً ۗوَسَاۤءَ سَبِيْلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.” Q.S Al-Isra (17: 32)
Bahas soal remaja pasti nggak akan ada akhirnya. Karena masa remaja itu adalah masa di mana segala rasa yang belum pernah dirasakan, kini harus dijalani dan dinikmati serta masa yang di mana pemikiran kita sedang uji. Kali ini salah satu trend yang dianggap sebagai salah satu kebutuhan dikalangan remaja yakni PACARAN.
Yaps, sepertinya sudah tidak asing lagi, ya dengan salah satu trend ini. Pacaran itu bagi remaja saat ini adalah sebuah cara yang dipilih dalam mengekspresikan rasa cinta mereka. Mereka menganggap hal tersebut sebagai jalan keluar agar bisa menjalin hubungan dengan orang yang dicintai serta dianggap sebagai kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Tapi kali ini aku tidak akan membahas tentang pacaran, tetapi akan membahas kekerasan dalam pacaran.
Tentunya seiring perubahan zaman, otomatis mempengaruhi pola pikir manusia. Di media sering kita melihat beberapa kasus kekerasan bagi mereka yang menjalani hubungan bernama pacaraan. Padahal yang namanya cinta itu pasti akan menjauhi segala hal yang nantinya akan menyakiti salah satu pihak maupun keduanya.
Aku pernah mendengar salah satu berita tentang seorang perempuan yang menghancurkan tempat kerja orang tua kekasihnya hanya karena cinta mereka tidak direstui. Harapan yang selalu didambakan oleh manusia itu adalah direstuinya sebuah hubungan dengan orang yang tersayang, tapi bagaimana jadinya jika tidak sesuai dengan harapan? Padahal masalah besar itu bisa diselesaikan terlebih dahulu dengan cara yang baik tanpa harus main hakim sendiri karena bentuk penolakan pasti disertai adanya alasan.
Kasus seperti tadi sudah bisa dibilang kekerasan dalam pacaran yang hampir menelan banyak korban. Tentunya kekerasan pacaran itu biasanya memang berbentuk tindakan fisik yang disebabkan karena ketidakmampuan dalam mengontrol emosi. Kekerasan pacaran itu sebetulnya tidak langsung tindakan yang keterlaluan, awalnya pun pasti dari hal terkecil misalnya, omelan.
Kenapa kekerasan dalam pacaran itu bisa terjadi? Berikut ini beberapa faktor penyebabnya yaitu:
1. Tidak ada kejujuran
Kejujuran itu pastinya adalah landasan utama dalam memnjalani suatu hubungan karena perlu adanya keterbukaan antara kedua belah pihak dengan kondisi sebenarnya. Tapi yang namanya manusia, adakalannya ia harus berbohong hanya untuk menutupi satu kesalahan. Bibit-bibit ketidakjujuran inilah yang menjadi awal kekerasan dalam pacaran, dengan diri sendiri saja bisa berbohong apalagi nanti dengan pasangan?
Perlunya kejujuran itu adalah suatu hal yang mengajarkan tentang keikhlasan kita dalam menerima apapun yang terjadi pada diri pasangan. Karena meskipun kejujuran atau kebenaran itu rasanya pahit saat diungkapkan, tapi akan menimbulkan ketenangan. Daripada menyelimuti suatu hubungan dengan kebohongan hanya akan membuat perasaan menjadi ketakutan, bukannya yang namanya bangkai meskipun dismpan akan tercium pula baunya?
2. Cinta karena nafsu
Banyak pasangan yang tiba-tiba meninggalkan saat tahu kekasihnya memiliki kekurangan entah itu dari segi fisik, harta, jabatan dan lainnya. Contohnya, seorang lelaki yang menampar wajah kekasihnya karena tak pandai merawat diri dan terbiasa melihat wanita-wanita yang cantk. Bisa dibilang cinta seperti demikian hanya melihat dari segi materi bukan karena ketulusan hati.
Yang namanya nafsu itu berarti hanya melihat dari satu sisi dan sisi yang lain tidak ditanggapi. Kekerasan dalam pacaran itu dominan disebabkan karena cinta yang dilandasi nafsu sehingga berani menyakiti. Jika dia benar-benar cinta pastinya tidak akan sampai main fisik meskipun kekasihnya memiliki kekurangan. Justru jika cinta berlandaskan ketulusan hati, ia akan mengerti seraya menerima bahwa yang namanya manusia tentu tidak ada yang sempurna.
3. Tidak mampu mengontrol emosi
Pasti kita sering melihat saat seseorang sedang dalam kondisi marah? Hal yang dilakukan dalam mengungkapkan rasa amarahnya biasanya dengan tindakan fisik entah itu memukul, menendang, membanting, menghancurkan bahkan membunuh. Orang- orang yang melakukan tindakan kekerasan dalam pacaran itu berarti sedang dalam kondisi marah atau emosi yang tidak terkendali.
Saat seseorang sudah marah akal sehat itu tidak bisa digunakan secara seimbang. Bahkan jika emosi tidak bisa terkontrol dikhawatirkan melakukan tindakan yang tanpa disadari menyakiti salah satu pihak. Yang sering dijumpai dalam kekerasan pacaran di level tinggi itu adalah pemerkosaan dan pembunuhan yang didasari karena rasa kesal atau muak terhadap pasangan.
4. Tak mampu menghargai pendapat
Manusia itu memiliki ego yang bisa dibilang cukup keras, salah satu contohnya saat perbedaan pendapat dalam menyelesaikan suatu persoalan. Setiap manusia itu memliki sudut pandang tersendiri dalam menanggapi suatu hal, baik berupa penolakan, penerimaan secara legowo ataupun mencari jalan keluar lain dengan menghadirkan orang ketiga.
Karena ego manusia yang selalu merasa pendapat dirinya sendirilah yang merasa “paling benar” maka tidak mendengarkan pendapat yang lain. Jika dalam pendapat tersebut bisa diterima, berarti tidak masalah jika pendapat lainnya tidak dianggap, tapi jika pendapat yang dipakai sebagai jalan keluar tidak disetujui salah satu pihak, maka kekerasan pun bisa terjadi.
Bagaimana Islam memandang hal ini?
Kita kembali pada hukum asal interaksi antara laki-laki dan perempuan itu adalah terpisah, mereka hanya boleh bertemu secara fisik ataupun online jika hanya ada kepentingan saja sedangkan di luar itu tidak diperbolehkan. Kekerasan dalam pacaran itu bisa terjadi karena koridor interaksi dalam Islam tidak digunakan, dalam menjalani suatu hubungan memang awalnya akan terlihat baik-baik saja. Tapi karena terlalu menganggap sepele, maka saat ada hal-hal yang terjadi di luar dugaan hanya akan saling menyalahkan.
Padahal dalam Islam itu sudah mewanti-wanti batasan interaksi antara kedua belah pihak, tapi sebab pemahaman tentang hal ini tidak diperdalam akibatnya bisa kita saksikan sekarang setiap hari. Inilah sempurnanya Islam, tindakan preventif disediakan sebelum kejadian sesungguhnya datang. Kalau sudah dicegah masih saja ada 'kecolongan', Islam pun menyediakan hukum bagi pelaku kekerasan.
Memakai landasan agama sebagai jalan keluar setiap permasalahan bukan dimaksudkan untuk merepotkan, memberatkan apalagi mengekang, tapi segala hal yang terjadi dalam kehudupan ini sebelumya sudah pernah terjadi pasa masa Rasulullah. Maka daripada itu Allah menurunkan Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW bukan hanya dibaca melaikan untuk dipahami, dipelajari dan diamalkan agar kasus yang serupa tidak terulang kembali. Ingat bahwa Islam itu turun agar semua umat mendapat ketenangan dan kebahagiaan.
Wallahu’alam bish shawab.
Posting Komentar untuk "Cinta dan Selipan Kekerasan"