Suriah Bangkit: Pariwisata dan Hubungan Diplomatik Kembali Dibuka

 



Damaskus, Visi Muslim- Setelah lebih dari satu dekade dilanda konflik berkepanjangan, Suriah mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Pemerintah transisi kini berupaya menghidupkan kembali sektor pariwisata yang sempat lumpuh akibat perang saudara sejak 2011. Langkah-langkah pemulihan ekonomi pun mulai dijalankan guna menarik kembali wisatawan mancanegara.

Pemimpin Suriah, Ahmed al-Sharaa, mengumumkan bahwa negaranya telah mengambil kebijakan strategis untuk membangkitkan industri pariwisata. Salah satu langkah utama adalah membuka kembali Bandara Internasional Damaskus yang sebelumnya ditutup akibat konflik berkepanjangan. Bandara ini resmi kembali beroperasi sejak Desember 2024, menandai dimulainya era baru bagi perjalanan udara di negara tersebut.

Suriah dikenal sebagai negeri yang kaya akan warisan sejarah dan budaya. Salah satu daya tarik utamanya adalah Palmyra, kota peninggalan era Yunani-Romawi yang sebagian besar rusak akibat perusakan yang dilakukan oleh ISIS. Namun, pemerintah kini tengah berupaya merestorasi situs ini agar dapat kembali menjadi destinasi wisata utama.

Tak hanya Palmyra, kastil peninggalan Tentara Salib seperti Krak des Chevaliers juga menjadi magnet bagi para pelancong. Lanskap gurun yang eksotis serta arsitektur kuno dari kastil ini menjadikannya salah satu tempat yang paling dicari oleh wisatawan yang ingin menelusuri jejak sejarah.

Guna mendukung kebangkitan sektor pariwisata, Kementerian Perhubungan Suriah telah melakukan berbagai persiapan untuk memastikan fasilitas bandara dan infrastruktur transportasi lainnya berfungsi dengan baik. Perbaikan ini mencakup peningkatan layanan penerbangan serta rehabilitasi jalur transportasi darat yang menghubungkan berbagai kota utama.

Selain pemulihan pariwisata, pemerintah transisi Suriah juga mengambil langkah signifikan di bidang kebebasan informasi. Salah satunya adalah pencabutan pemblokiran terhadap puluhan situs internet yang sebelumnya dilarang di era pemerintahan Bashar al-Assad. Kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan kebebasan berekspresi dan akses informasi bagi masyarakat Suriah.

Langkah reformasi ini juga menjadi bagian dari upaya rekonstruksi yang lebih luas. Pemerintah transisi menegaskan komitmennya untuk menciptakan lingkungan yang lebih terbuka dan demokratis, seiring dengan upaya membangun kembali negara yang porak-poranda akibat konflik selama bertahun-tahun.

Dalam ranah diplomasi, Suriah mulai mendapatkan kembali dukungan dari negara-negara kawasan. Salah satu langkah penting adalah dibukanya kembali Kedutaan Besar Qatar di Damaskus pada 22 Desember 2024. Ini merupakan pertama kalinya dalam 13 tahun terakhir hubungan diplomatik antara kedua negara dipulihkan.

Pemulihan hubungan diplomatik ini diharapkan dapat mempercepat stabilisasi politik di Suriah. Dengan semakin banyaknya negara yang kembali menjalin kerja sama, upaya pembangunan kembali infrastruktur dan ekonomi dapat berjalan lebih lancar, memberikan harapan baru bagi rakyat Suriah.

Dengan segala upaya ini, Suriah kini tengah bergerak menuju masa depan yang lebih cerah. Keberhasilan dalam menghidupkan kembali sektor pariwisata dan memperbaiki hubungan internasional menjadi langkah awal bagi kebangkitan negara yang telah lama dilanda konflik ini. [] Sh3

Posting Komentar untuk "Suriah Bangkit: Pariwisata dan Hubungan Diplomatik Kembali Dibuka"