Marco Rubio dan Tanda Salib di Dahinya: Simbol Iman di Tengah Diplomasi Politik

 



Washington - Kemunculan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Marco Rubio, di Fox News pada Rabu (5/3/2025) menarik perhatian publik. Bukan hanya karena pernyataan politiknya, tetapi juga karena tanda salib yang tampak jelas di dahinya. Keberadaan tanda tersebut menimbulkan berbagai spekulasi sebelum akhirnya dijelaskan sebagai bagian dari tradisi keagamaan.

Dilansir The Telegraph (6/3/2025), tanda salib di dahi Rubio merupakan bagian dari tradisi Kristen pada peringatan Rabu Abu. Dalam tradisi ini, seorang pendeta menaburkan abu di kepala jemaat atau membentuk tanda salib di dahi mereka. Upacara ini melambangkan pertobatan serta kesiapan untuk menjalani kehidupan yang lebih baik sesuai ajaran agama.

Marco Rubio berasal dari keluarga imigran Kuba yang pindah ke Amerika Serikat pada tahun 1956, sebelum revolusi Fidel Castro. Orang tuanya awalnya menjadi bagian dari komunitas Mormon setelah tiba di AS. Namun, media Katolik melaporkan bahwa keluarga tersebut kemudian meninggalkan Mormonisme atas permintaan Rubio sendiri.

Rubio yang tumbuh dalam lingkungan Katolik akhirnya dikonfirmasi dan menikah di gereja Katolik. Meski demikian, ia kemudian bergabung dengan komunitas Evangelis bersama istrinya, menandakan perjalanan spiritualnya yang dinamis dalam ranah keagamaan.

Selain isu religius, kehadiran Rubio di Fox News juga menyoroti sikap politiknya, terutama terkait konflik Ukraina. Dalam wawancaranya, ia menegaskan kembali bahwa pemerintahan Trump bertekad untuk mengakhiri perang di Ukraina, sebuah konflik yang telah menghabiskan dana miliaran dolar dan merenggut ratusan ribu nyawa.

Menurut Rubio, upaya diplomasi terus dilakukan oleh Gedung Putih. Ia menegaskan bahwa AS sedang mencari solusi yang memungkinkan perdamaian antara Rusia dan Ukraina dengan menjembatani kepentingan kedua negara.

Rubio juga menyatakan bahwa pemerintahan AS tidak ingin konflik ini berlarut-larut dan terus mencari titik temu yang bisa diterima oleh semua pihak. Menurutnya, perdamaian bukan hanya menguntungkan Eropa, tetapi juga mengurangi beban ekonomi dan politik yang selama ini ditanggung oleh AS.

Meskipun fokus wawancara adalah kebijakan luar negeri, penampilan Rubio dengan tanda salib di dahinya menjadi sorotan tersendiri. Beberapa pihak melihatnya sebagai bentuk kesalehan pribadi, sementara yang lain menganggapnya sebagai simbol politik yang bisa memperkuat dukungan dari pemilih beragama di AS.

Sebagai seorang pejabat tinggi, Marco Rubio tidak hanya dikenal karena kebijakan luar negerinya, tetapi juga karena latar belakang spiritualnya yang unik. Sikapnya dalam menjaga nilai-nilai agama di tengah dunia politik yang dinamis menunjukkan bagaimana keyakinan pribadi masih berperan dalam kebijakan publik.

Dengan berbagai tantangan global yang dihadapi AS, termasuk konflik Ukraina, peran Rubio dalam pemerintahan Trump menjadi semakin penting. Bagaimana langkah diplomasi yang ia jalankan akan berdampak pada stabilitas dunia, masih harus dinantikan oleh banyak pihak. [] Ng4

Posting Komentar untuk "Marco Rubio dan Tanda Salib di Dahinya: Simbol Iman di Tengah Diplomasi Politik"