Ustadz Mikael Hasan: Refleksi Satu Abad Tanpa Khilafah

 



Amsterdam- Pada 3 Maret 1924, sebuah peristiwa besar terjadi dalam sejarah Islam: runtuhnya Khilafah Utsmaniyah, sistem pemerintahan Islam yang telah berdiri selama berabad-abad. Hari itu menandai berakhirnya sebuah kepemimpinan yang dahulu didirikan oleh Rasulullah ﷺ di Madinah, yang kemudian berkembang hingga mencakup berbagai wilayah yang kini dikenal sebagai dunia Muslim.

Ustadz Mikael Hasan, cendekiawan Muslim dari Belanda, dalam unggahannya di Facebook pada Selasa (4/3/2025), mengingatkan bahwa kejatuhan Khilafah bukan hanya kehilangan institusi politik, tetapi juga hilangnya perlindungan dan kesatuan umat Islam di bawah satu kepemimpinan. “Selama berabad-abad, Khilafah menerapkan hukum Islam, membawa keadilan, serta mempersatukan kaum Muslimin dalam satu bendera,” tulisnya.

Menurutnya, abad ke-19 menjadi titik kritis bagi Khilafah, di mana berbagai faktor internal dan eksternal menyebabkan kemundurannya. Campur tangan negara-negara kolonial, kelemahan internal, serta munculnya ideologi asing seperti nasionalisme dan sekularisme melemahkan fondasi negara Islam hingga akhirnya runtuh pada 3 Maret 1924.

Ustadz Mikael mempertanyakan, apakah setelah satu abad tanpa Khilafah kondisi umat Islam membaik? “Sejak wilayah-wilayah Muslim dipecah menjadi lebih dari 50 negara dengan sistem yang bukan berasal dari Islam, apakah kita mengalami kemajuan?” tanyanya.

Ia menyoroti fakta bahwa sistem kapitalisme dan demokrasi yang diadopsi oleh banyak negara Muslim justru membawa ketimpangan, korupsi, dan ketidakadilan. “Bukannya menjadi lebih kuat, umat Islam justru semakin terpecah belah. Tidak ada lagi kepemimpinan yang melindungi mereka dari penindasan,” tegasnya.

Ustadz Mikael mengutip hadits Rasulullah ﷺ yang menyatakan bahwa seorang imam (khalifah) adalah perisai bagi umat Islam, yang berada di belakangnya mereka berperang dan berlindung (HR. Muslim). “Hari ini, kita tidak lagi memiliki perisai itu, sehingga umat Islam menjadi sasaran serangan dari berbagai arah,” ujarnya.

Dalam unggahannya, ia mengajak kaum Muslimin untuk kembali kepada syariat Islam sebagai satu-satunya solusi untuk membangun kembali peradaban Islam. “Sejarah telah membuktikan bahwa Islam bukan sekadar agama, tetapi juga sistem kehidupan yang menyelamatkan manusia dari ketidakadilan,” jelasnya.

Menurutnya, perjuangan menegakkan kembali Khilafah bukan sekadar romantisme sejarah, tetapi kebutuhan mendesak bagi umat Islam saat ini. “Di tengah kekacauan global dan ketidakadilan yang merajalela, sudah saatnya kita kembali kepada sistem Islam yang mampu membawa keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh manusia,” tambahnya.

Ia menutup tulisannya dengan doa agar Allah memberikan taufik kepada umat Islam untuk berjuang di jalan-Nya dan mempercepat kembalinya kepemimpinan Islam yang akan menyatukan seluruh Muslim di bawah naungan syariat.

“Moga Allah menjadikan kita bagian dari orang-orang yang berusaha menegakkan kembali Khilafah dan memuliakan kita dengan menyaksikan hari kembalinya kejayaan Islam,” tutupnya. [] G3s

Posting Komentar untuk "Ustadz Mikael Hasan: Refleksi Satu Abad Tanpa Khilafah"