Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Membedah Klaim: Jatim Paling Aman dan Nyaman untuk Perempuan dan Anak


Oleh : Hanif Kristianto 
(Analis Politik dan Media)

“Masyarakat Jatim sangat toleran, open minded, dan senang bergotong-royong. Jadi, jangan pindah dari Jatim ya ibu-ibu,” kata Gubernur Soekarwo saat Peringatan Hari Ibu, Hari Kesetiakawanan Nasional (HKSN) dan Hari Disabilitas Internasional (HDI) Tingkat Provinsi Jatim di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (28/12).
 
Menurut dia, keberhasilan meraih APE karena pihaknya berkomitmen untuk memajukan pengarusutamaan gender di Jatim. Hal ini dibuktikan dengan diterbitkannya Perda Nomor 3 Tahun 2014 tentang RPJMD 2014-2019 Provinsi Jatim pada visi misi salah satunya pada strategi pembangunan pengarusutamaan gender dan indeks kinerja utama. Pakde Karwo pun mengklaim bahwa Jawa Timur sebagai provinsi paling aman dan nyaman untuk anak dan perempuan. (http://harianbhirawa.co.id/2016/12/gubernur-klaim-jatim-paling-aman-dan-nyaman-untuk-perempuan-dan-anak/ ).

Tak Sekadar Klaim

Desember menjadi bulan bagi anak dan perempuan. Melalu Kementrian Pemberdayaan Perempuan, penghargaan demi penghargaan diberikan kepada pemerintahan di tingkat provinsi daerah. Surabaya pun menyabet penganugerahan itu. Begitu pula provinsi Jawa Timur. Capaian kinerja ini menjadi catatan penting untuk membedah keberpihakan pemerintah kepada perempuan dan anak.

APE adalah penghargaan sekaligus pengakuan pemerintah atas komitmen dan peran dari pimpinan kementerian/lembaga dan pemerintah daerah yang telah melaksanakan tiga dimensi operasional Pembemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA). Adapun tiga dimensi yang dimaksud antara lain pemberdayaan perempuan, perlindungan perempuan dan anak, pemenuhan hak anak.

Perlindungan pemerintah pada perempuand dan anak memang belum terasa. Faktanya selama ini pelecehan seksual kepada anak dan perempuan tak pernah sepi. Beberapa kasus pernah terjadi di Jawa Timur. Sebagai contoh pelecehan seksual kepada anak-anak di bawah umur di Kediri oleh pengusaha Sony. Hukuman yang diberikan pun belum mampu memberikan efek jera dan sirnanya kasus semacam itu. 

Surabaya pun tak kalah ngerinya. Anak-anak usia dini menjadi korban kekerasan seksual dan pemerkosaan oleh teman sebayanya. Anak perempuan yang seharusnya dilindungi kehormatannya, dilecehkan begitu saja. Kasus di Lamongan juga sama. Menimpa anak TK B dicabuli dan pelakunya pun masih SD dan remaja. Mirisnya, ada seorang gadis remaja di gilir 10 pemuda di pematang sawah. 

Beragam penghargaan tak lantas menunjukan kebanggaan diri. Lebih dari itu, rakyat menunggu pembuktian akan keamanan itu. Jika pemberdayaan perempuan dalam bidang keekonomian, jangan sampai meniadakan peran perempuan sebagai ibu dan pengatur rumah tangga. Mengingat selama ini pengarusutamaan gender masih berpijak pada emansipasi yang salah kaprah dan jauh dari agama.

Tak dapat dipungkiri, meski Jawa Timur menuju provinsi korporasi, jumlah pengangguran masih terbilang tinggi. Seharusnya yang lebih diberdayakan adalah kaum laki-laki. Kedudukannya sebagai kepala rumah tangga agar tetap ada. Bahkan terkadang kemapanan ekonomi yang dialamai perempuan, jika tidak disikapi dengan benar akan berujung perceraian. Gejala ini nampak di beberapa kabupaten di Jawa Timur. Perempuan menuntut cerai dari suami. Fenomena aneh di tengah limpahan materi hidup. Dominasi pengajuan cerai itu ada pada Pegawai Negeri Sipil. Bahkan Tri Rismaharini sudah mewanti-wanti agar PNS tak banyak cerai.

Pelurusan Makna

Agar klaim Jatim sebagai provinsi paling aman dan nyaman bagi perempuan dan anak. Maka arah pembangunan dan pemberdayaan harus diluruskan. Terlebih jika Jawa Timur mau mengambil syariah Islam yang Ramatan lil ‘alamin sebagai panduan dalam pemerintahan.

Pertama, perempuan dan anak di dalam Islam begitu dimuliakan dan dihormati. Bahkan menyebutkan sebaik-baiknya lelaki adalah yang paling baik kepada istrinya. Begitu pula surga di telapak kaki ibu. Perempuan menjadi tumpuan pendidikan yang pertama dan utama.

Kedua, perempuan dan anak dididik dan dibangun jiwanya dengan nilai iman dan ketaqwaan. Tujuannya mereka tahu peran dalam kehidupannya. Pemenuhan aspek pendidikan juga kewajiban dari pemerintah. Perempuan dan anak juga dibekali dengan ketrampilan hidup. Pendidikan mampu membentuknya sebagai insan kamil mutakamil dan berguna bagi masyarakat.

Ketiga, pemberdayaan perempuan dan anak dalam sistem sekarang masih bertumpu pada emansipasi. Jika ditelisik emansipasi terlah melahirkan kehidupan serba bebas dan jauh dari Islam. karena landasannya sekularisme. Pemberdayaan perempuan dalam Islam tidak sampai meniadakan peran keduanya dalam kehidupan. Apalagi sampai menimbulkan ketimpangan. Pemerintah pun memberdayakan laki-laki dengan membuka lapangan pekerjaan.

Keempat, demi melindungi perempuan dan anak, dibuatlah aturan yang baku untuk melindungi. Serta menciptakan stabilitas keamanan yang memadai. Jika rasa aman sudah hilang dalam kehidupan, maka perempuan dan anak akan senantiasa menjadi korban pelecehan seksual dan pencabulan. Karena itu Islam mendorong jika perempuan dan anak bepergian disertai mahramnya. Diminta menutup aurat dan tidak menimbulkan fitnah ketika keluar rumah.

Kelima, menutup segala pintu kemaksiatan yang membuat manusia mudah melakukan kejahatan terhadap anak dan perempuan. Misalnya menutup lokalisasi dan prostitusi, melarang human traficking, dan menyediakan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan fitrah perempuan. Melarang perempuan bekerja di luar negeri jika tidak disertai mahram atau suaminya. Melarang perempuan menjadi pelayan lelaki hidung belang dan segala bentuk pekerjaan yang bertentangan dengan syariah Islam.

Keenam, memberikan sanksi tegas bagi pelaku kejahatan seksual dan pencabulan. Sanksi itu harus mampu memberikan efek jera. Sehingga Jawa Timur bisa bebas dari darurat kejahatan seksual. Lebih-lebih menjadikan syariah Islam sebagai penentu halal dan haram dalam kehidupan.

Jika keenam langkah tadi mampu diwujudkan dalam hidup. Maka Jawa Timur sebagai Provinsi Paling aman dan nyaman bagi perempuan dan anak tidak lagi sebagai klaim. Dirambah lagi dengan mendorong masyarakat giat amar ma’ruf nahi munkar. Serta menerapkan syariah Islam kaffah dalam bingkai Khilafah. Dari Jawa Timur seharusnya Islam Rahmatan Lil ‘Alamin mampu menjadi Ideology Working. Insya Allah. [VM]

Posting Komentar untuk "Membedah Klaim: Jatim Paling Aman dan Nyaman untuk Perempuan dan Anak"

close