Gema Pembebasan Unismuh Gelar Dialog Tentang Kenaikan Harga BBM

 
Makassar, visimuslim.com - Rabu, 26 Juni 2013, dari pelataran gedung AB kampus Unismuh, terlihat sekelompok pemuda sedang mendiskusikan seputar BBM. Kegiatan diskusi ‘kecil-kecilan’ ini diadakan oleh Gerakan Mahasiswa Pembebasan Komisariat Ki Bagus Hadikusumo yang merupakan representasi GEMA Pembebasan di Unismuh. 

Kegiatan diskusi ini lebih sering diperkenalkan oleh kalangan internal dengan nama Dialog Pembebasan. Oleh Fasilitator, Amir / aktivis GP Unismuh kegiatan dibuka pada pukul 16.00. Dialog Pembebasan merupakan aktivitas rutin yang dilaksanakan hampir setiap minggu, dan pada kali ini telah memasuki seri ke-21, dengan mengangkat tema:”Kenaikan Harga BBM, atas nama rakyat, menipu rakyat”.

Fasilitator memulai dengan sedikit gambaran bagaimana ‘efek samping’ yang akan ditimbulkan setelah naiknya BBM.

Ketua GP Ki Bagus Hadikusumo meengatakan bahwa inilah kebohongan pemerintah, kebohongan demokrasi, yang dalam penentuan kebijakan tidak pernah melihat aspirasi rakyat. “Bagaimana mungkin pemerintah merasa berat memberikan subsidi kepada rakyat, sedang mereka tidak pernah merasa berat memberikan subsidi untuk korban lapindo yang sudah berlangsung selama 7 tahun, yang seharusnya yang bertanggung jawab adalah PT. Lapindo bukan pemerintah” jelasnya. “Bohong jika dikatakan atas nama rakyat, tetapi atas nama pemerintah. Di dunia manapun, demokrasi adalah sistem yang membohongi rakyat” tambahnya.

Fahrul, aktivis GP Ki Bagus Hadikusumo mengatakan bahwa kenaikan harga BBM kali ini sangat terlihat adanya tendensi politik, utamanya dari para investor yang telah ‘memberikan modal’ kepada pemerintah dalam proses pembangunan.

Wahid, aktivis GP Ki Bagus Hadikusomo menambahkan pula bahwa anarkisme yang mewarnai detik-detik sebelum dinaikkannya harga BBM ibarat anak kecil yang merengek minta permen, setelah diganti, diam. “Setelah iming-iming BLSM, aktivitas mahasiswa anarkis menghilang entah ke mana, padahal kita semua tahu 150 rb itu tidaklah cukup untuk membiayai kehidupan kita selama 1 bulan” ujarnya.

“Isu kenaikan BBM seperti sebuah drama, Pemerintah memberikan solusi dengn BLSM, apakah betul-betul dari hasil kenaikan harga BBM? Apakah benar untuk kepentingan rakyat?” tambah fariz, mahasiswa FISIP Unismuh. Dalam analisisnya, faris menyatakan bahwa ada kepentingan untuk tahun 2014 mendatang, terlihat dari sosialisasi pemerintah seputar BLSM juga seputar beasiswa.

“saya agak pesimis dengan diskusi kita sore ini. Pertama, BBM sudah naik, pembicaraan sore ini tidak akan memberikan efek apa-apa terhadap pemerintah. Kedua, sebagian besar yang hadir dalam diskusi ini adalah mereka yang kontra terhadap kenaikan harga BBM, seharusnya dihadirkan pula orang-orang yang pro terhadap kebijakan ini.” Ujar Mufly, mahasiswa Unismuh yang mengaku ingin belajar Islam lebih banyak, terutama dengan teman-teman di Hizbut Tahrir.

Selain dari mahasiswa Unismuh, hadir juga mahasiswa dari Politeknik Kesehatan Makassar, Ashlan. Ia mengatakan kebijakan itu seharunya bijak, tetapi apa yang dilakukan pemerintah bukan lagi kebijakan melankan kekurangajaran kepada rakyat. Mengomentari pernyataan Mufly, Ashlan mengatakan, setidak-tidaknya ada opini yang terbentuk utamanya di lingkungan kampus bahwa masih ada mahasiswa yang bersuara untuk memberikan solusi kepada bangsa kita. “Setelah ini apa? Setelah ini, kita sampaikan kepada keluarga kita, kepada orang-orang terdekat kita, jangan lagi ikut-ikutan dalam pesta demokrasi, baik itu pemilu, pemilukada, ataupun pemilu legislatif. Sebab pemerintah dan sistem hari ini akan tetap eksis jika kita masih menaruh harapan kepada mereka.” Ujar Ashlan yang merupakan aktivis GP komsat Poltekkes. “Islam itu sempurna, mengatur segala hal, termasuk tentang BBM, jika teman-teman ingin tahu lebih banyak tidak cukup sampai di sini diskusi kita, ayo gabung bersama-sama mengkaji Islam.” Tambahnya, sekaligus sebagai closing statement pada diskusi sore itu. [LAA]

Posting Komentar untuk "Gema Pembebasan Unismuh Gelar Dialog Tentang Kenaikan Harga BBM"