Testimoni KH Ahmad Zainuddin, Pimpinan Ponpes Al-Husna Cikampek : Mengenal HT Dari Dalam Penjara
Kyai yg akrab dipanggil Kyai Zain ini kemarin, ahad 7 september
2014 memberikan kesaksian yang unik di depan lebih dari 800 orang
peserta liqo syawal HT Karawang. Walau wajahnya sudah tidak asing bagi
aktifis dakwah HT di jabodetabek Jabar dan Banten, namun sepertinya
belum banyak yang tahu cerita ini. Seperti biasa, beliau menuturkan
pidatonya dengan penuh canda yang jenaka.
Selain menjadi guru dan
pengelola bahasa arab di pesantren, dahulu beliau sangat aktif
berdakwah bersama jama’ah thabligh. Bersama jamaah itu beliau menolong
agama Allah, dengan mengajak orang-orang memakmurkan masjid, mengetuk pintu
dari rumah ke rumah untuk mengajak orang jamaah di masjid, juga
menghidupkan amar makruf nahyi munkar.
Entah sudah berapa puluh
tempat prostitusi yang ditutup oleh ia dan jamaah mukhlisin itu. Banyak
cerita lucu, seperti bagaimana para WTS sambil menangis memohon-mohon
supaya tempat ’usahanya’ tidak di bubarkan. Lalu walaupun saat itu jadi
dibubarkan, biasanya tak lama dari itu warung prostitusi itupun kembali
beroperasi lagi. Begitu juga yg terjadi dengan warung2 miras, "tiap
ditutup, besoknya buka lagi...", lirihnya disertai gelak tawa hadirin.
Lalu sampailah satu saat di mana aktifitas nahi munkar itu berbenturan
dengan preman, dan terjadi kekerasan sehingga Kyai Zain bersama
teman-temannya ditahan polisi untuk beberapa waktu.
KH. Ahmad Zainuddin |
Nah ketika
beliau dipenjara itulah, rutin setiap kamis sore, ia didatangi oleh
ustadz Abu Hamzah, tokoh Hizbut tahrir Karawang, yang di acara itu juga
menyampaikan orasi pembuka. Walaupun pada saat itu ust Zain telah sering
mendengar selentingan bahwa hizbut Tahrir sesat, namun ia telah dididik
di Jamaah tabligh untuk selalu duduk dan mendengar. Dari mendengarkan,
ia lalu kemudian dapat menimbang sesuatu itu sesat atau lurus, karena
bisa melihat landasan dalilnya. Beliau terus saja mendengarkan
penjelasan ustadz Abu Hamzah, dari minggu ke minggu hingga akhirnya
beliau memutuskan untuk bergabung dengan HT mendakwahkan syariah dan
khilafah.
Kini beliau faham, upaya individu maupun kelompok untuk
meruntuhkan kemunkaran dan kemaksiatan yang dibolehkan secara sistemik
adalah hal yang Mustahil. Dakwah seperti iNi hanya bisa diwujudkan oleh
institusi negara. Ketika suatu negara tidak mengadopsi Hukum islam, maka
kita yang menegakkan kalimatullah malah bisa menjadi pihak yang
dipersalahkan, seperti cerita beliau tadi. Namun dengan institusi negara
khilafah, kemaksiatan dan kemungkaran memang akan harus musnah demi
hukum. Aparat negaralah, seperti kepolisian dan satpol PP, yang akan
melakukannya secara tuntas demi tegaknya hukum Allah.
Beliau
juga menambahkan, Dengan dakwah individu maupun kelompok, palingan kita
bisa nutup warung mirasnya, tapi dengan khilafah, negara akan menutup
pabriknya. Sampai sekarang, ia terus mendakwahkan syariah islam melalui
jalur pergerakkan politik menuju tegaknya Khilafah, karena perjuangan
inilah yang memang akan membawa hasil, melahirkan adanya institusi
pelaksana, penjaga dan pengusung syariah itu sendiri, yaitu daulah Khilafah.
Di kesempatan lain, saya (penulis) juga pernah
mendengar beliau untuk didoakan oleh para hadirin, mudah-mudahan dirinya bisa
terus istiqomah dalam dakwah ini, ia ingin minimal seminggu sekali
keluar untuk urusan ini, menyampaikan pentingnya dakwah khilafah pada
masyarakat, dan kalau boleh minta, beliau ingin mati dalam keadaan
mengusung urusan ini, entah Allah akan menjemputnya ketika sedang
berangkat, sedang pulang atau di mimbar ketika tengah menyampaikan
risalah dakwah ini. Aamiin. Kala itu juga saya ingat, beliau berpesan
bahwa dakwah syariah khilafah ini juga adalah dakwah yang seperti
diemban oleh para nabi, karena menyampaikan perintah (hukum )Allah agar
dilaksanakan oleh manusia.
Kita do’akan semoga beliau istiqomah di jalan dakwah, dan Allah memberikannya kemudahan. Aamiin. (irp) [www.visimuslim.com]
Posting Komentar untuk "Testimoni KH Ahmad Zainuddin, Pimpinan Ponpes Al-Husna Cikampek : Mengenal HT Dari Dalam Penjara"