Sesungguhnya
tidak ada orang maupun kaum, yang mengalami perubahan nasib tanpa
mereka mengubah dulu "differensiasi"-nya atau membuat perbedaan dalam
dirinya dengan masa lalu atau dengan orang lain.
Allah
menciptakan manusia dengan berbagai perbedaan. Perbedaan fisik, tempat
lahir, latar belakang sosial, pendidikan dan sebagainya, itu qadha
(kehendak Allah, di luar kekuasaan manusia). Jadi ini perbedaan yang
tidak akan diminta pertanggungjawaban, jadi juga tidak perlu
dipersoalkan. Perbedaan ini justru memudahkan manusia saling mengenal.
Coba bayangkan kalau semuanya seragam? Kalau semua perempuan sama
wajah dan pakaiannya, tentunya banyak suami yang kesulitan menemukan
kembali yang mana istrinya.
Namun ada perbedaan yang justru
harus kita ciptakan, kalau kita ingin berubah. Ada dua perbedaan atau
diferensiasi yang bisa kita lakukan:
Pertama, perbedaan dengan
dirinya sendiri di masa lalu. Tentunya perbedaan yang sifatnya mubah.
Syukur-syukur malah yang sunnah atau wajib. Kalau dulu dia jarang
berolahraga, sekarang bikin perbedaan dengan rajin olahraga tiap pagi,
meskipun cuma senam atau jogging keliling RT 10 menit. Kalau dulu tak
pernah pakai baju putih dan peci haji, apa salahnya sekarang pakai baju
putih dan peci haji. Bagi yang belum berhaji, barangkali itu washilah
untuk dimudahkan Allah jalan ke tanah suci. Atau juga washilah untuk
jadi berhati-hati dalam berbuat. Ada sobat yang tinggal di Eropa, biasa
beli daging di sebuah kios yang dijaga orang Turki. Ketika suatu hari
dia datang dengan kostum putih dan peci haji, tiba-tiba penjaga
warungnya bilang, "Pak Haji, ini daging yang dijual di kios ini tidak
halal. Yang nyembelih orang kafir. Saya mah cuma jaga warung saja
...".
Untuk amal yang sifatnya wajib, yang selama ini belum
kita kerjakan, atau belum kita kerjakan dengan serius, apa salahnya
sekarang kita buat perbedaan. Mungkin selama ini kita masih takut-takut
minta break untuk sholat sewaktu rapat di kantor sedang panas-panasnya.
Atau mungkin selama ini kita terlibat dakwah hanya untuk selingan
waktu luang saja. Cobalah sekarang kita buat perbedaan. Kita menjadi
orang pertama yang mengingatkan pemimpin rapat agar break 15 menit untuk
sholat. Atau kita menjadi orang yang berada di depan dalam soal
dakwah, dan dakwah menjadi poros hidup kita.
Kedua, perbedaan
dengan orang lain. Allah memerintahkan kita berlomba dalam kebaikan.
Boleh saja kita menjadikan orang lain acuan untuk memacu prestasi.
Orang lain rajin sholat berjama'ah, kita juga berusaha minimal serajin
dia. Tetapi mari kita membuat perbedaan. Coba kita yang adzan! Kalau
ada seratus orang yang sholat berjama'ah, pasti yang adzan cuma satu!
Ini membuat perbedaan. Kalau di kelas orang berlomba hanya untuk nilai
akademis, sedangkan kita tahu banyak teman kita yang jauh lebih cerdas
dari kita, cobalah kita membuat perbedaan dengan prestasi yang unik,
yang tidak banyak orang mengejarnya, misalnya: kecil-kecil tulisannya
biasa dimuat di media, atau kecil-kecil sudah jadi pengusaha, atau
kecil-kecil sudah hafal Quran surat Al-Baqarah & Ali Imran.
Rasulullah pun dalam memilih komandan pasukan sering mencari yang beda
dari para sahabatnya.
Di dunia bisnis, diferensiasi bisa
sangat menentukan. Kalau qualitas produk, harga dan delivery time sama,
maka yang menentukan tinggal kemasan. Context will be more important
than content ! Kemasan ini bisa berupa bungkus, bisa berupa cara
penyajian, bisa pula berupa acara atau cerita yang mengiringi.
Ini pula rahasia, kenapa sekarang banyak orang tertarik mengikuti
berbagai seminar atau training yang berharga sangat mahal, padahal
isinya yang paling "gitu-gitu saja". Ternyata letaknya pada kemasan
atau context yang berbeda. Jadi kalau selama ini kita merasa kurang
berhasil dalam suatu aktivitas, cobalah, rubah nasib dengan membuat
kemasan yang berbeda. Yang penting ada sentuhan berbeda, walaupun tetap
syar'i.
Mestinya Ramadhan adalah bulan untuk membuat kita
tampil beda. Mudah-mudahan, pada hari ke-10 bulan Ramadhan, kita sudah
bisa merubah diferensiasi kita dalam menjalani kehidupan, agar Allah
merubah nasib kita. [Fahmi Amhar]
Berbagi :
Posting Komentar
untuk "BULAN PERUBAHAN - Ramadhan Hari-10: UBAH DIFFERENSIASI"
Posting Komentar untuk "BULAN PERUBAHAN - Ramadhan Hari-10: UBAH DIFFERENSIASI"