BULAN PERUBAHAN - Ramadhan Hari-12: UBAH OBSESI
Sesungguhnya tidak ada orang maupun kaum, yang mengalami perubahan
nasib tanpa mereka mengubah dulu obsesi-nya atau apa yang benar-benar
menggodanya untuk diwujudkan dalam hidupnya.
Dalam
istilah yang lebih lunak, kemampuan melihat inti persoalan atau wawasan
ke depan atau bahkan kemampuan untuk merasakan sesuatu yg tidak tampak
melalui kehalusan jiwa dan ketajaman penglihatan, disebut VISI. Tetapi
ketika seseorang benar-benar meyakini visi itu, lalu hal itu selalu
menggodanya untuk mewujudkannya - bahkan kadang disebut "gangguan jiwa",
maka ini disebut OBSESI.
Setiap capaian-capaian besar
dalam sejarah, selalu dimulai dari orang-oang yang memiliki obsesi.
Mencari jalan ke Kepulauan Nusantara merupakan obsesi bagi orang Eropa
pd abad ke-15. Melihat jalan-jalan terang di malam hari oleh penerangan
listrik merupakan obsesi Thomas Alva Edison di awal abad-20. Membuat
roket yang dapat mendaratkan manusia di bulan adalah obsesi Werner von
Braun di tahun 1960-an. Dan melihat ada komputer di setiap rumah tangga
dan software di dalamnya bertuliskan Microsoft adalah obsesi Bill Gates
di akhir 1990-an. Dan indahnya, setelah mereka bertahun-tahun bekerja
seperti orang kesurupan, sampai sering lupa makan siang, semua telah
berhasil meraih obsesinya !
Ada pepatah, "yang membuat
banyak orang disebut gagal bukanlah karena dia gagal meraih target,
tetapi karena dia menaruh target terlalu mudah". Karena itu, kalau kita
ingin merubah nasib kita di masa depan, kita wajib memiliki suatu
obsesi, atau bahkan merubah obsesi yang sudah ada.
Yang
pasti harus kita ubah adalah obsesi yang negatif. Ada orang yang sangat
terobsesi menjadi kaya atau berkuasa, sampai menghalalkan segala cara.
Secara
umum, obsesi dapat kita bagi ke 3 kategori: obsesi jangka pendek yang
bisa dicapai dalam 1-2 tahun, obsesi jangka menengah yang bisa dicapai
kurang dari 5-10 tahun, dan obsesi jangka panjang yang dipekirakan akan
tercapai dalam 25 tahun. Bagi seorang peneliti, menghasilkan publikasi
ilmiah internasional atau prototype alat yang layak paten bisa dijadikan
obsesi jangka pendek. Bagi seorang mahasiswa baru, menjadi sarjana
atau bahkan doktor bisa dijadkan obsesi jangka menengah. Dan bagi
pengusaha yang baru merintis bisnis, berhasil menguasai pasar domestik
dengan merebut 40% pangsa pasar bisa dijadikan obsesi jangka panjang.
Tetapi semua terserah kita sendiri.
Namun obsesi tidak
cuma sesuatu yang hanya untuk kita nikmati sendiri. Para peletak
milestone peradaban menjadikan sesuatu yang mengubah dunia sebagai
obsesinya. Thomas A. Edison dan Bill Gates adalah contohnya. Mereka
mengubah peradaban dunia di bidang teknologi. Ada juga yang merubah
dunia di bidang politik seperti tokoh anti-apartheid Afrika Selatan
Nelson Mandela atau tokoh proklamator kita Soekarno-Hatta. Bung Hatta
bahkan saat itu bersumpah baru akan menikah setelah Indonesia merdeka.
Dan itu dia tepati !
Kalau kita membaca sejarah Islam,
kita juga menemukan banyak sekali contoh orang-orang yang benar
terobsesi dengan cita-citanya. Imam Syafi'i muda sangat terobsesi untuk
menguasai ilmu fiqih dengan sempurna, sehingga sejak kecil belajar 3
shift. Ketika dia karena kemiskinannya tidak memiliki cukup uang untuk
membeli baik kitab maupun alat tulis, akhirnya semua yang ingin dia
pelajari dia hafalkan ! Obsesinya cukup kuat untuk mendorongnya
melakukan itu. Hal sejenis terjadi dengan Zaid bin Tsabit yang
diperintah Nabi untuk belajar bahasa Romawi, agar dapat menuliskan surat
Nabi ke Kaisar Romawi. Karena obsesinya untuk menjadi orang yang
memiliki kontribusi dalam penaklukan Konstantinople oleh umat Islam,
Zaid mempelajari bahasa Romawi hingga menguasainya dalam waktu kurang
dari satu bulan !
Obsesi pula yang menjadikan Muhammad bin
Murad sejak aqil baligh berusaha tidak pernah ketinggalan takbiratul
ihram setiap sholat berjama'ah lima waktu. Dia benar-benar ingin
menjadi panglima terbaik yang memimpin pasukan terbaik yang masuk
Konstantinopel. Dan itu bersama kebiasaan-kebiasaan baik yang lain dia
lakukan tanpa putus, karena dia benar-benar seperti orang kesurupan oleh
mimpi menaklukkan Konstantinopel, seperti telah dinubuwahkan oleh
Rasulullah ! 820 tahun lamanya kaum muslimin telah mencoba penaklukan
itu, dan selalu gagal, sehingga Muhammad bin Murad ini semakin meyakini,
bahwa yang bisa masuk kota itu harus benar-benar pasukan terbaik dengan
panglima terbaik. Atas prestasinya itulah dia lalu digelari AL-FATIH
(Sang Pembuka).
Namun ada satu lagi jenis obsesi yang saya
sebut "obsesi jangka abadi". Ini adalah obsesi yang tidak mungkin kita
raih ketika kita masih hidup: yaitu obsesi masuk surga !!!". Kalau
kita terobsesi masuk surga, maka kita akan seperti kesurupan terus
menerus melakukan amalan ahli surga sebanyak-banyaknya, baik itu yang
fardhu ain, fardhu kifayah, maupun sunnah nafilah. Kita benar-benar
terobsesi akan dinikahkan dengan bidadari surga dan tinggal di suatu
tempat yang keindahan dan nikmatnya tidak dapat terbayangkan.
Mestinya
Ramadhan adalah bulan untuk merubah obsesi hidup kita. Mudah-mudahan,
pada hari ke-12 bulan Ramadhan, kita sudah bisa merubah atau mempertajam
obsesi kita dalam perjalanan kehidupan, agar Allah merubah nasib kita. [Fahmi Amhar]
Posting Komentar untuk "BULAN PERUBAHAN - Ramadhan Hari-12: UBAH OBSESI"