Sesungguhnya
tidak ada orang maupun kaum, yang mengalami perubahan nasib tanpa
mereka mengubah dulu cara mereka menghargai sesuatu (valuasi).
Apa yang Anda anggap berharga di dunia ini? Apa yang kira-kira dianggap berharga oleh banyak orang atau oleh pemerintah negara kita?
Untuk melihat seberapa berharga sesuatu, maka kita bisa melihat dari
kelangkaannya, dan sejauh mana orang bangga dengannya atau berjuang
untuk mendapatkannya atau mempertahankannya. Bagi pemerintah banyak
negara, yang dianggap berharga, dan menjadi indikator keberhasilannya,
adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi mencerminkan hasil
total kerja keras mereka, kestabilan politik dan keamanannya, kecerdasan
rakyatnya, efisiensi birokrasinya, dan sebagainya.
Persoalannya, banyak hal dalam hidup ini yang tidak mudah diukur
nilainya dengan satu macam nilai. Bagaimana kita mengukur harmonisnya
sebuah keluarga? Atau khusyu'nya mereka dalam qiyamul lail? Atau
anak-anak yang dapat berbahagia berlarian bebas di lapangan rumput yang
subur sambil main layang-layang? Atau ikan-ikan yang dapat berenang
gembira di taman laut yang tidak tersentuh?
Untuk hal-hal yang
memang memiliki nilai madiyah (material value) saja, kita kadang-kadang
kesulitan mengukurnya. Berapa nilai hutan kita? laut kita? perut bumi
kita? posisi strategis kita di jalur perdagangan dunia? iklim dan
tanah kita yang subur? kesehatan kita? pengetahuan kearifan lokal
kita? khasanah kebudayaan kita? Karena kita sering gagal menghargai
dan menghitung nilainya, maka banyak kita ditipu oleh asing dengan
istilah-istilah "investasi". Padahal yang lebih tepat adalah "gadai
murah". Kita memberikan hak kepada asing untuk mengeruk kekayaan
berlipat ganda dari asset kita itu, karena kita semula menyangka
nilainya rendah.
Tetapi dalam penelaahan yang lebih mendalam, kita bahkan memiliki banyak hal yang lebih bernilai lagi.
Ada hal-hal yang hanya memiliki nilai insaninyah (human & social
value), tak terukur dengan uang. Akan kita nilai berapakah keutuhan
keluarga kita? kesetiaan istri kita? keakraban persaudaraan atau
persahabatan kita? saling percaya di antara masyarakat kita?
Ada juga hal-hal yang hanya memiliki nilai ahlaqiyah (ethical &
estetical value), tak terukur dengan uang. Akan kita nilai berapa
pemandangan pantai atau pegunungan yang indah setiap pagi? angin yang
berhembus sepoi-sepoi? Sebuah lukisan kaligrafi karya maestro kenamaan?
Masakan lezat dari seorang super-chef?
Dan ada juga hal-hal
yang hanya memiliki nilai ruhiyah (spiritual value), juga tak terukur
dengan uang. Akan kita nilai berapa hidayah sehingga saudara kita
akhirnya mau kembali menjalankan sholat? Berapa kita mau bayar untuk
doa yang mustajab?
Semua memiliki valuasi yang berbeda-beda.
Karena kita selama ini digiring oleh sistem kapitalisme untuk hanya
fokus pada nilai material, maka kita jadi merasa miskin. Padahal boleh
jadi, kalau valuasi ini kita ubah, kita akan berbeda dalam mengejar
nilai-nilai itu, dan juga mempertahankannya. Kita mengejar kemajuan
material, dengan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, kelestarian
lingkungan, dan kekhusyu'an ibadah.
Mestinya Ramadhan adalah
bulan untuk mengubah cara kita menghargai berbagai hal dalam hidup kita.
Mudah-mudahan, pada hari ke-25 bulan Ramadhan, kita sudah memperbaiki
valuasi kita, agar Allah mengubah nasib kita. [Fahmi Amhar]
Berbagi :
Posting Komentar
untuk "BULAN PERUBAHAN - Ramadhan Hari-25: UBAH VALUASI"
Posting Komentar untuk "BULAN PERUBAHAN - Ramadhan Hari-25: UBAH VALUASI"