Selama Minsetnya Kapitalisme, Pelecehan terhadap Hak Buruh Muslim Terus Berulang
Kasus pemecatan seorang buruh yang memprotes pejabat perusahaan yang
melarang shalat di tempatnya bekerja menurut Iwan Januar merupakan
cerminan buruknya perlakuan dunia industri.
“Ini adalah cerminan buruknya perlakuan dunia industri dan
ketenagakerjaan terhadap pekerja Muslim,” ungkap anggota Lajnah
Siyasiyah DPP Hizbut Tahrir Indonesia tersebut kepada mediaumat.com, Selasa (7/8).
Menurutnya, meski mayoritas penduduk negeri ini Muslim tapi UU
Ketenagakerjaan yang ada tidak memberikan perlindungan hak-hak ibadah
pekerja Muslim. “Di sana-sini kita masih mendengar ada karyawati yang
dilarang berjilbab, dipersulit untuk shalat Jumat, dipaksa mengenakan
pakaian natal, termasuk tidak disediakan ruangan untuk shalat,”
bebernya.
Alasan efesiensi yang sering dilontarkan manajemen berbagai
perusahaan juga dinilai Iwan mengada-ada. “Yang ada adalah kemalasan
pengusaha untuk memenej kebutuhan pekerja dengan baik. Kan mereka tahu
pekerjanya mayoritas Muslim, harusnya mereka sadar kewajiban ibadah bagi
Muslim. Mereka malas dan tidak kreatif karena memang sudah sekuler,
yang penting profit. Ini sudah kategori kejahatan terhadap umat Islam.”
Iwan menegaskan ini semua merupakan dampak diterapkannya sistem
kapitalisme, sistem yang menyingkirkan agama dalam dunia industri.
“Selama mindset perekonomian adalah kapitalisme selamanya kasus seperti
ini akan berulang. Solusinya harus kembali pada Islam,” pungkasnya.
Sebelumnya, seorang buruh bernama Lami mengaku di-PHK karena
memprotes pejabat perusahaan yang melarang shalat di pabrik tempatnya
bekerja di bilangan Cakung, Jakarta Timur. Lami lantas mengadukan
masalah tersebut ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Rabu
(31/7).
Ia datang didampingi pengurus LSM Kontras dan beberapa temannya.
“Saya dipersulit untuk shalat. Saya protes, lalu malah dipecat,” ujar
Lami saat melapor ke Komnas HAM.[Joko Prasetyo/MU]
Posting Komentar untuk "Selama Minsetnya Kapitalisme, Pelecehan terhadap Hak Buruh Muslim Terus Berulang"