Korban Kebrutalan Densus 88 Suardi (51) “Tertutup”?

Tudingan beberapa media massa yang menyebut bahwa Suardi (51), korban tembak mati ditempat oleh Densus 88, sebagai orang yang “tertutup” menurut praktisi media massa Farid Wadjdi sebagai tuduhan yang tendensius agar masyarakat mentolelir tindakan brutal aparat.

“Pola propaganda pihak aparat dan media ini tentunya sangat tendensius dan akhirnya menggiring masyarakat kepada sikap apologi. Parahnya, prilaku media dan aparat ini sering dilakukan pada tertuduh pelaku teroris dan terus berulang,” ungkapnya kepada mediaumat.com, Senin (21/10) melalui surat elektronik.

Tudingan tersebut terbantahkan pula dari fakta keseharian lelaki yang menjadi imam shalat Idul Adha kemarin di lingkungannya itu. “Suami saya hanyalah sekolah guru mengaji yang membina anak-anak TPA di rumah dan masjid dekat rumah. Dan membina pengajian bapak-bapak dan anak muda seminggu sekali tiap hari Selasa malam,” tutur Iswawati, istri Suardi, pada mediaumat.com, Ahad (20/10) di rumahnya, Dusun Cebba, Desa Allinge, kecamatan Amali, Bone, Sulsel.

Hal senada juga disampaikan oleh Humas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Sulawesi Selatan Dirwan Abdul Jalil. “Suardi dikenal masyarakat sekitar sebagai orang baik, shalih dan banyak membantu warga,” ungkapnya.

Berdasarkan penelusuran mediaumat.com, Suardi yang merupakan mantan PNS guru di sekolah Dasar Inpres Kalakkang Kec. Amali ini dikenal sebagai aktivis dakwah di beberapa kelompok kajian seperti Wahdah dan Hidayatullah serta dikenal masyarakat sebagai Imam Masjid SMPN 2 Bila, Kec Amali sekaligus membina TPA di rumahnya yang tidak jauh dari masjid tersebut. [itonroy-fm/joy/htipress/visimuslim.com]

Posting Komentar untuk "Korban Kebrutalan Densus 88 Suardi (51) “Tertutup”? "