Peneliti LIPI Surprise 72 Persen Rakyat Indonesia Inginkan Syariah
Peneliti SEM Institute Kusman Sadik menyatakan hasil survei Survei Syariah 2014 mengungkap fakta 72 persen masyarakat menginginkan tegaknya syariah Islam hingga level berbangsa dan bernegara.
“Ini menunjukkan survei-survei yang selama ini dilakukan, seperti survei capres misalnya, tidak dapat meng-cover keinginan
sebagian besar aspirasi masyarakat,” ungkapnya dalam talkshow Halqah
Islam dan Peradaban (HIP) ke 49, Kamis (27/2) di Auditorium Gedung Dewan
Pers, Kebon Sirih, Jakarta.
Melihat hasil survei tersebut, Pengamat Politik LIPI Ikrar Nusa Bhakti terkejut. “Saya surprise!
Kalau memang 72 persen, pertanyaan saya mengapa pada Pemilu 2009 Partai
Bulan Bintang kalah? Tampaknya apa yang ada dalam gagasan belum sama
dengan tindakan,” ujarnya dalam acara yang bertema Membaca Trend Opini Publik Tentang Politik Keumatan 2014.
Sedangkan Wakil Sekjen MUI Amirsyah Tambunan bukan hanya menyoroti
kekalahan Parpol Islam tetapi juga semakin tingginya tren golput.
“Sesuai Fatwa MUI 2009, haram hukumnya golput!” tegasnya.
Syamsul Ma’arif dari FKUB Jakarta mendukung pernyataan Ikrar Nusa
Bhakti. Menurut Syamsul di tahun politik ini banyak hasil survei yang
berbeda hasilnya. “Memang umat ini seringkali antara prilaku dengan
pikiran berbeda, HTI contohnya, katanya Parpol tetapi tidak ikut
pemilu,” ungkapnya yang kemudian disambut tawa sekitar 150 peserta yang
hadir.
Menanggapi itu, Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Rokhmat S
Labib mengatakan tidak mengikuti pemilu tidak bisa lantas diartikan
bukan parpol. “Bagaimana dengan PNI dan Perindra, keduanya berdiri belum
ada Pemilu?” ungkapnya.
Menurut Rokhmat Hizbut Tahrir adalah Parpol dan seluruh aktivitasnya
adalah politik. “Karena berjuang dan beraktivitas di tengah umat dan
memimpin umat untuk menegakkan khilafah!” tegasnya.
Khilafah adalah sistem pemerintahan dalam Islam. “Artinya, siapa saja
yang memperjuangkan tegaknya khilafah adalah politikus sedangkan
kelompoknya disebut Parpol,” bebernya.
Rokhmat juga menjelaskan, yang menjadi masalah sekarang adalah bukan
tidak nyambung antara gagasan dengan tindakan. Tetapi gagasannya sendiri
yang masih bermasalah. “Katanya Islam tetapi kok masih percaya
demokrasi? Hizbut Tahrir berjuang untuk mengubah gagasan kufur demokrasi
itu!” tegasnya.
Sedangkan Juru Bicara HTI Muhammad Ismail Yusanto mengkritik pihak
yang menyalahkan golput. “Jangan salahkan orang yang tidak mau beli
dong? Kalau semua mangga yang dijual busuk semua, seharusnya penjual
mangganya instropeksi, masa di kebun seluas Indonesia ini tidak ada
mangga segar dan manis yang bisa dijual,” ungkapnya sambil tersenyum.[Joko Prasetyo/MU/VM]
Posting Komentar untuk "Peneliti LIPI Surprise 72 Persen Rakyat Indonesia Inginkan Syariah"