HTI Sul-Sel Adakan Halaqah Intelektual Muslim di Unhas
Pada hari Sabtu (26/4/2014), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) DPD I
Sulawesi Selatan mengadakan Halaqah Intelektual Muslim (HIM) dengan
mengambil tema “Peran Intelektual Muslim Menuju Sistem Pendidikan
Ideal”. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Prof Amiruddin Fakultas
kedokteran UNHAS. Hadir para pembicara diantaranya Prof. dr. Veni Hadju,
M.Sc, Ph.D (Asdir III Program Pasca Sarjana UNHAS), Prof. dr. Noer
Bahri Nur, M.Sc (Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat UNHAS), Prof.
Dr. Hanafi Usman, M.S (Dekan Fakultas MIPA UNHAS), Prof. Dr. Mir Alam,
M.Si ( Guru Besar UIT Makassar), Prof. Dr. drg. Harlina (Guru Besar
Fakultas Kedokteran Gigi UNHAS), Prof. Rosdiana Natzir, Ph.D (Guru Besar
Fakultas Kedokteran UNHAS), Prof. Dr. Ir. Sutinah Made, M.Si (Guru
Besar Fakultas Kelautan dan Perikanan UNHAS), Prof. Dr. Ing. Fahmi
Amhar, M.Eng (Peneliti di BAKOSURTANAL/Aktivis HTI Jakarta).
Beberapa
catatan penting mengenai problematika pendidikan di Indonesia
dihasilkan dari kegiatan ini. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Prof
Hanafi Usman bahwa tujuan pendidikan sebenarnya membentuk manusia
bertaqwa, hanya saja bermasalah dalam operasionalnya, sehingga yang
terjadi orientasinya hanya kecerdesan intelektual saja dan tidak
memperdulikan kecerdasan emosional dan spiritual.
Lebih lanjut
Prof Harlina menegaskan hal tersebut karena cara pandang yang keliru
semisal soal standar Internasional, padahal itu semacam kedok. Menurut
Prof. Rosdiana Natzir, perlu komitmen untuk pendidikan ideal. Dan yang
menentukan adalah penentu kebijakan.
Disisi lain, Prof Sutina
Made mengutarakan yang perlu diperhatikan dalam pendidikan ada dua hal
yaitu biaya pendidikan dan kurikulum. Sayangnya negeri kita yang kaya
akan sumber daya alam belum mampu menjadi solusi akan pembiayaan
pendidikan, kesehatan dan aspek lainnya. Hal ini dikarenakan belum
terkelolanya dengan baik malah diserahkan kepada pihak asing. Begitupun
dengan kurikulum yang masih belum baik. Ini karena kapitalis yang
berasaskan sekuler.
Prof Noer Bahri Nur menyampaikan pendidikan
dari segi kultural dan struktural. Pendidikan kultural memiliki peran
tapi tidak bisa diandalkan begitu saja, oleh karenanya perlu pendidikan
struktural (formal). Menurutnya saat ini perlu revolusi struktural.
Kesempatan
berikutnya, Prof Mir Alam menjelaskan pendidikan ideal berarti
membentuk manusia ideal. Dan ini hanya bisa ditemukan standarnya dalam
Al-Qur’an (Islam). Pendidikan ideal, pendidikan yang mampu menghasilkan
manusia ideal yang meningkatkan kualitas kekhalifahan dan
penghambaannya. Selanjutnya, Prof. Fahmi Amhar menyampaikan sudah banyak
peran yang telah disumbangkan oleh intelektual muslim untuk
menyelesaikan problem ummat Islam ini. Namun, problem ummat termasuk
dalam persoalan pendidikan sampai saat ini belum terselesaikan juga.
Penyebabnya, upaya yang telah dilakukan masih mengikuti kecenderungannya
masing-masing.
Upaya yang dilakukan hanya terfokus pada
persepsinya masing-masing. Berbagai upaya yang telah diupayakan
intelektual muslim tersebut masih belum menyelesaikan masalah Ummat.
Setiap upaya yang dilakukan seperti masuk kedalam lingkaran setan, yang
seakan tak berujung pangkal. Dan peran intelektual untuk memutuskan
lingkaran setan tersebut sangat diperlukan.
Kegiatan ini dipandu
oleh Bapak Mispansyah SH, MH yang saat ini mengikuti program Doktoral di
UNHAS. Acara ini menjadi momentum intelektual muslim khususnya di
Makassar untuk saling mengisi, saling memperkuat, dan saling mengoreksi.
Dan HTI dalam hal ini pelaksana telah mampu mengambil peran untuk
menemukan kesatuan visi dan misi yang diemban intelektual muslim untuk
perubahan Indonesia yang lebih baik, dalam bahasa HTI adalah tegaknya
Syariah dan Khilafah. [taufiq/tribuntimur/visimuslim.com]
Posting Komentar untuk "HTI Sul-Sel Adakan Halaqah Intelektual Muslim di Unhas"