Daurah Syar'iyyah Ammah HTI Sulsel
Pesta demokrasi pemilihan umum menarik
banyak kalangan untuk duduk berdiskusi tentang masa depan bangsa indonesia. Wacana
keberpihakan pelbagai partai terkait capres indonesia periode depan dan kinerja
aleg terpilih masih saja menjadi poros pembicaraan di mana-mana. Tak terkecuali
oleh DPD I HTI Sulsel. Bersama puluhan ulama dan asatidz se-kota makassar,
lajnah Khusus Ulama HTI Sulsel mengadakan Daurah Syariyyah Ammah dengan tema, mewujudkan peradaban islam: mungkinkah
berharap pada pemilu? Ahad, 4 mei.
“ Percuma Umat Islam berada di
parlemen, kalau syariat islam tidak diterapkan.” Tutur barlianta.
Adanya keterpilihan wakil islam di parlemen
menurut beliau, membuat umat islam puas padahal dengan begitu justru
memperpanjang umur sistem sekuler dan memperlambat upaya penegakkan syariat
islam di bawah institusi khilafah.
Menepis anggapan berkuasanya orang
kafir dan sekuler jika tidak ada perwakilan dari umat islam di parlemen, ust.
Nashruddin menegaskan bahwa pernyataan itu tidak tepat. Buktinya, eksistensi partai-partai
islam di parlemen tidak mengurangi sedikitpun dominasi pihak asing di
indonesia.
“Kalau yang lalu hanya
rempah-rempah, saat ini seluruh kekayaan indonesia sampai sekolah-sekolah di
kuasai oleh asing, dan ini gara-gara sistemnya.”
Ust. Nashruddin kembali menegaskan
parlemen yang di kuasai partai islam dalam sistem demokrasi tdk bisa menjamin
di terapkannya syariat islam. Salah satu faktanya terjadi di jakarta beberapa tahun lalu, parlemen di
kuasai dan pimpinannya berasal dari partai islam tapi tak jua pun melahirkan perda
syariat.
Pesimisme terhadap perubahan lewat
pemilu juga di tunjukkan oleh para peserta seperti Ust. Zainuddin. Asatidz Mesjid At-Taubah ini menganggap pemilu penuh
dengan manipulatif dan kecurangan sehingga tidak layak di jalankan. Ust.
Syaifuddin marzuki menimpali bahwa negara ini menuju imperialisme. Beliau
bahkan siap berjuang bersama setelah mendengar paparan program Hizbut tahrir
dalam mencerahkan umat.
Menutup paparan materinya bersama
Ust. Nashruddin, Ust. Barlianta meyakinkan peserta bahwa Hizbut Tahrir dalam
perjuangannya Insya Allah akan terus mengikuti metode dakwah rasul. Melakukan
pembinaan kader dan masyarakat umum, melakukan pergolakan pemikiran dengan
ide-ide kufur, serta memahamkan para pemegang kekuasaan riil agar mereka rela
menyerahkan kepemimpinan umat Hizbut Tahrir.
“Ini adalah perjuangan kita, tanpa
kekerasan dan dilakukan setiap saat.” [MI
Sulsel/HTI/VisiMulim.Com ]
Posting Komentar untuk "Daurah Syar'iyyah Ammah HTI Sulsel"