Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Antara Keberanian, Kejujuran, dan Hati Nurani

Menonton acara Latenite ABC News tadi malam (8/10/2014), wawancara antara presenter ABC Emma Alberici dan Wassim Doureihi anggota senior Hizb ut-Tahrir, harus saya katakan bahwa saya mengagumi ketangkasan dan keberanian anak muda ini dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan presenter yang menyudutkan. Wassim tidak mau terjebak pada jawaban Ya atau Tidak atas pertanyaan menyudutkan : “Apakah kamu mendukung pembunuhan yang dilancarkan oleh pejuang Negara Islam di Irak ?”. Sebuah pertanyaan yang bila dijawab Ya akan berhadapan dengan pemerintahan Australia dan para pendukungnya, dan jika dijawab Tidak akan berhadapan dengan sebagian saudaranya sesama Muslim. 

Washim Doureihi (Aktivis HT Australia)
Saya sangat paham betul bahwa dalam banyak hal Wassim tidak sependapat dengan cara-cara kekerasan dalam menegakkan Negara Islam dalam bingkai Khilafah, tetapi dia tidak mau terjebak untuk mengutuk sesama Muslim. Wassim justru mengajak berpikir pada akar permasalahan dari terorisme, bahwa penyebab semuanya adalah penjajahan yang dilakukan oleh pemerintahan Barat terhadap negeri-negeri Muslim. Jawaban-jawaban Wassim ini sangat merepotkan sang presenter. (Laporan selengkapnya bisa dilihat disini: http://www.abc.net.au/lateline/content/2014/s4103227.htm).

Tidak lama setelah itu saya membaca status di FB yang mengatas namakan Australian Muslims Women’s Association (AMWA), isinya menyudutkan Wassim karena tidak mau ikut mengutuk ISIS. Perbuatan Wassim dalam wawancara tersebut dianggap sebagai perbuatan yang tidak Islami. Ternyata status tersebut mendapatkan banyak sekali komentar-komentar, tetapi komentar-komentar yang ada justru mendukung dan sangat menghargai argumentasi Wassim di acara tersebut. Para pemberi komentar justru memberikan kecaman-kecaman yang sangat pedas terhadap si pembuat status tersebut. (Status dan komentar-komentar selengkapnya bisa dilihat disini : https://www.facebook.com/AusMusWom/posts/743096612424941?fref=nf).

Yang justru menarik adalah Wassim juga mendapat dukungan dari pemirsa Non Muslim, yang mengatakan bahwa sang presenter tidak bersikap profesional dalam melakukan wawancara, dengan mencoba memaksakan jawaban yang diinginkannya, serta beberapa kali memotong argumentasi Wassim dan tidak memberikan kesempatan untuk menyelesaikan penjelasan-penjelasannya. Sesuatu yang saya rasa di luar dugaan, bahwa masih banyak orang-orang non Muslim yang bersikap jujur dan obyektif. (Komentar-komentar tentang hal itu selengkapnya bisa di lihat disini: https://www.facebook.com/ABCLateline/posts/10153220865118272?fref=nf).

Hal yang bisa saya ambil pelajaran dari sini adalah bahwa menyuarakan kebenaran dan keadilan secara jujur dan berani akan menghadapi banyak resiko. Tetapi menyuarakan dengan hati nurani yang bersih tanpa ada kepentingan-kepentingan lain akan dapat dilihat dengan jujur oleh mereka yang mempunyai mata hati yang sama. Sedangkan sikap pengecut dan menjilat akan memberikan keuntungan keselamatan dan barangkali materi, tetapi tidak akan bisa menipu mata hati orang-orang yang jujur dan jernih melihat sebuah permasalahan, penindasan, dan ketidak adilan. [www.visimuslim.com]

Sumber: www.bambangpk.com

Posting Komentar untuk "Antara Keberanian, Kejujuran, dan Hati Nurani"

close