Lelang Blok Migas, Pertamina dan Petronas Bersaing Ketat
Dua badan usaha milik negara (BUMN) yaitu PT Pertamina (Persero) dan Petronas Carigali International E&P BV asal Malaysia bersaing ketat dalam lelang wilayah kerja minyak dan gas bumi (migas) yang pertama kali diumumkan di era Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
Dari total 16 wilayah kerja migas yang ditawarkan pemerintah, Pertamina berhasil memenangkan tiga wilayah kerja dengan total komitmen investasi sebesar US$ 36,3 juta dolar. Sementara Petronas berhasil memenangkan dua wilayah kerja dengan nilai komitmen investasi yang lebih besar yaitu US$ 70 juta.
Kedua perusahaan tersebut memberi kontribusi komitmen investasi sebesar 73,69 persen, atau US$ 106,3 juta dari keseluruhan komitmen investasi hasil lelang yang ditawarkan pemerintah sejak periode Juni-Oktober 2014 lalu sebesar US$ 144,25 juta.
“Dari lima wilayah kerja yang ditawarkan melalui lelang reguler, ada 2 wilayah kerja yang tidak diminati yaitu Yamdena dan South Aru II,” ujar Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmadja di Jakarta, Rabu (18/3).
Dia menjelaskan, para pemenang lelang nantinya diberikan kesempatan untuk melakukan eksplorasi berupa studi G&G, seismik 2D, dan pengeboran sumur eksplorasi dalam tiga tahun ke depan.
“Untuk membuktikan bahwa para pemenang berkomitmen, pemerintah meminta mereka untuk membayarkan bonus ke pemerintah atau signature bonus sebelum kontrak ditandatangani. Ini ketentuan baru kami,” ungkap Wiratmadja.
Dari hasil lelang yang diumumkan hari ini, total komitmen investasi yang akan masuk ke Indonesia jika seluruh wilayah kerja jadi digarap para pemenang lelang adalah sebesar US$ 144,25 juta. Sedangkan bonus tandatangan pemerintah sebesar US$ 12 juta.
Lambannya Pemerintah
Sementara itu, Presiden Indonesian Petroleum Association (IPA) Craig Stewart menyayangkan molornya waktu pengumuman lelang wilayah kerja migas 2014 tersebut. Menurut Craig dengan masa penawaran yang sudah selesai pada Oktober 2014 lalu, seharusnya di akhir tahun pemerintah sudah bisa mengumumkan pemenang lelang tersebut.
“Pengambilan keputusan dan cara kerja birokrasi di Indonesia sangat lamban,” kritik Craig.
Dia membeberkan, akibat dari penetapan pemenang yang molor tersebut pemerintah sendiri yang akhirnya rugi.
“Kenapa rugi? Masa penawaran dilakukan mulai Juni sampai Oktober 2014, ketika itu harga minyak masih cukup bagus. Kalau diumumkan akhir tahun tentu para pemenang bisa langsung melakukan kegiatan eksplorasi. Tetapi justru baru diumumkan sekarang saat harga minyak anjlok, dan perusahaan-perusahaan menahan kegiatan eksplorasi,” jelasnya. (gir/gir) [www.visimuslim.com]
Sumber : CNN Indonesia, 18/03/2015
Posting Komentar untuk "Lelang Blok Migas, Pertamina dan Petronas Bersaing Ketat"