Ribuan Massa di Amsterdam Serukan Pembebasan Gaza dan Gulingkan Rezim Pengkhianat

 



Ribuan warga Muslim dan aktivis di Belanda turun ke jalan-jalan kota Amsterdam pada Minggu, 6 April 2025, dalam sebuah aksi bertajuk “Gerakan untuk Gaza” yang diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir / Belanda. Aksi ini merupakan bentuk solidaritas terhadap warga Gaza yang mengalami genosida berkepanjangan oleh entitas Yahudi penjajah.

Aksi tersebut digelar menyusul pelanggaran terbaru atas gencatan senjata oleh entitas Zionis pada Selasa, 18 Maret 2025, yang kembali meluncurkan serangan brutal terhadap warga sipil di Gaza. Sebagian besar korban serangan ini adalah wanita, anak-anak, dan lansia yang tidak berdaya.

Dengan membawa spanduk dan poster, para peserta aksi menyerukan agar umat Islam dunia tidak tinggal diam atas tragedi kemanusiaan ini. Mereka juga menuntut tentara-tentara di negeri-negeri Muslim untuk segera bergerak dan membebaskan tanah suci Palestina.

Seruan keras terdengar di sepanjang rute longmarch di Amsterdam. Para demonstran mengutuk keras diamnya para penguasa Muslim, terutama rezim Mesir dan Yordania, yang justru berperan dalam memperkuat blokade terhadap Gaza dan menjaga keamanan entitas penjajah.

Peserta aksi juga menyuarakan penolakan terhadap solusi-solusi palsu yang ditawarkan lembaga-lembaga internasional. Mereka menilai bahwa lembaga-lembaga tersebut adalah bagian dari sistem global yang menciptakan dan melanggengkan eksistensi entitas Zionis.

Dalam orasinya, para aktivis Hizbut Tahrir menekankan bahwa isu Palestina bukanlah isu nasional sempit, melainkan isu umat Islam secara keseluruhan. Mereka menyerukan penghancuran batas-batas negara yang merupakan warisan penjajahan untuk melemahkan persatuan umat.

Aksi ini diakhiri dengan unjuk rasa di titik kumpul utama, yang diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an. Suasana hening menyelimuti lokasi saat lantunan ayat-ayat mengingatkan umat pada kewajiban membela saudara-saudara mereka di Gaza.

Selanjutnya, Ustadz Okay Pala, juru bicara media Hizbut Tahrir di Belanda, menyampaikan pidato penuh semangat. Ia menyoroti pentingnya menyuarakan penderitaan warga Gaza dan menjelaskan mengapa solusi Islam adalah satu-satunya jalan keluar dari kezaliman ini.

Dalam pidatonya, Ustadz Okay juga menyinggung peran boikot, donasi, dan doa. Namun, ia menegaskan bahwa semua itu tidak cukup tanpa disertai perjuangan politik untuk menggulingkan para penguasa pengkhianat dan mendorong militer Muslim bertindak.

Ia mengajak umat Islam agar tidak tertipu dengan propaganda media Barat dan janji-janji kosong dari dunia internasional. Menurutnya, selama penguasa negeri-negeri Islam masih terikat pada kepentingan Amerika dan Zionis, penderitaan Gaza tidak akan pernah berakhir.

Kesadaran umat, menurut Hizbut Tahrir, adalah kunci utama perubahan. Umat harus memahami bahwa mereka memiliki kekuatan untuk mengubah keadaan jika bersatu di bawah satu panji dan satu kepemimpinan Islam.

“Gaza membutuhkan lebih dari sekadar simpati. Gaza menunggu pengorbanan, keberanian, dan langkah nyata dari umat Islam,” ujar Ustadz Okay dengan suara lantang.

Aksi damai ini mendapatkan sambutan luas dari masyarakat Muslim setempat. Banyak pemilik toko dan warga sekitar yang turut bergabung dalam barisan demonstran sepanjang jalan.

Meski digelar di negeri Barat, semangat ukhuwah dan kesadaran politik Islam terlihat kuat dalam aksi ini. Para peserta menunjukkan bahwa umat Islam di manapun berada tetap satu tubuh, merasakan sakit yang sama.

Dengan penuh semangat, Hizbut Tahrir menyerukan agar aksi ini menjadi pemantik kesadaran dan kebangkitan umat di seluruh dunia, hingga Gaza terbebas dan Masjid Al-Aqsa kembali ke pangkuan kaum Muslimin. [] G3s 


Foto aksi














Posting Komentar untuk "Ribuan Massa di Amsterdam Serukan Pembebasan Gaza dan Gulingkan Rezim Pengkhianat"