Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SYAIR Kehilangan

Gelombang untuk mengembalikan kehidupan Islam tengah menggema. Satu perasaan satu keinginan bahwa Islam yang mulia ingin keMbali diterapkan. Ini sebuah kerinduan, juga sebuah keinginan menyambut datangnya kembali kabar gembira dari RasulNya. Siapa yang tidak bersedih? Semua tengah berduka. Kecuali mereka yang memang “senang” dengan kehidupan dunia saat peraturan bisa mereka perbuat sesukanya. 
ilustrasi

Saya ingat, sebuah syair yang gemakan atas rasa kegundahan seorang umat muslim. Ia adalah “Syauqi”. Siapa yang akan melupakannya? Saya kira tidak. Ia adalah salah seorang yang menyajikan pujian syair kepada Kemal saat seketika ia dan sekutu-sekutunya menghancurkan KHILAFAH ‘USTMANIYYAH. Ia meratap sedih atas peristiwa yang menimpa umat muslim di dunia. Lihatlah,, bacalah apa yang ia lantunkan. Betapa kala itu hatinya tengah runtuh akan kekecewaan pada orang yang berkhianat (Kemal).

“Kini lagu-lagu pengantin berbalik menjadi ratapan
Aku meratap di tengah-tengah lencana-lencana kegembiraan
Kau dikafankan di malam pengantin dengan pakaiannya
Dan engkau sirna tatkala pagi akan segera menjelang

“Mimbar-mimbar dan tempat adzan bergerak-gerak untukmu
Sedangkan kerajaan-kerajaan meratap menangisi kepergianmu
India, Walhah dan Mesir demikian bersedih ditinggalkanmu
Menangis dengan air mata yang deras untuk kepergianmu”

Syam, Irak, dan Persia semua bertanya-tanya
Adakah KHILAFAH dihilangkan oleh orang-orang dari muka bumi?
Wahai alangkah malang, orang yang merdeka dikubur hidup
Dibunuh tanpa melakukan kesalahan dan kejahatan”

Tidak berhenti disitu, iapun terus dan terus melantunkan nada kecaman dan protes yang keras pada Kemal yang ingin menarik Turki dari Asia ke Eropadengan pena, besi dan api walaupun hal tersebut tidak sedikitpun di ridhoi orang-orang Asia. Dia ingin mengubah akar Turki dari Asia dan berhaluan pada Barat. Dia berkata lagi dalam syairnya:

“Shalat menangis, dan inilah fitnah yang keji bagi Syariah yang ingin disirnakan
dengan cara yang keji

“Khuza’balah memberi fatwa dan mengatakan ini adalah kesesatan
Dan dia datang dengan membawa kekafiran di sebuah negeri
Sesungguhnya orang yang memiliki pemahaman

Telah menciptakan ahli fikih sebagai tentara dan senjata
Kutinggalkan ia laksana orang yang kehilangan ibunya
Sehingga tidak ada pilihan baginya kecuali memuja bayanganmu
Dia telah tertipu oleh ketaatan manusia dan negara
Kelompok besar itu telah menggoda hawa nafsunya”

Syauqi pun tidak membiarkan untuk menerangkan sebab kemunculan orang-orang yang kejam itu di depan kebodohan bangsa-bangsa dan menyerahnya mereka pada thaghut-thagut diktator. Dalam syair ia melanjutkan:
“Kemuliaan telah tergelincir dalam kebinasaan
Kini tak ada harap keabadian mengiringo kepergiannya
Dia dicabut tanpa ada pembelaan dari tentara muslim
Mereka tidak lagi membiarkan kaum muslimin wujud
Mereka hancurkan itu dari kelompok besar manusia yang lalai
Mereka jadikan kelompok besar itu dalam kesesatan dan gulita
Kutatap diriku, dan kulihat bangsaku ternyata kudapati
Sebagaimana kebodohan menjadi penyakit yang menghancurkan bangsa-bangsa
Jika seseorang yang kejam menawan sebuah majlis
Jadilah orang-orang merdeka sebagaimana budak-budak jelata” (SYAFIQ)

Kemal telah melaksanakan secara sempurna dan dia menjauh dari garis-garis Islam. Sungguh kini tengah tiada KHILAFAH Islamiyah. Mari sambut dan bergerak bersama-sama demi terwujudnya kehidupan Islam. 


Sumber : di sadur dari Buku Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyyah karya Ali Muhammad Ash Shalabi. 

Penyadur :
Rizka K. Rahmawati
Mahasiswi Sejarah dan Kebudayaan Islam UIN Sunan Kalijaga


Posting Komentar untuk "SYAIR Kehilangan"

close