Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pentingnya Kehadiran Penguasa Disetiap Problem Bangsa


Terinspirasi dari hasil pertemuan dengan seorang mantan ketua salah satu parpol di Jatim yang saat ini menjadi seorang akademisi. Semoga migrasi profesi dari politisi teman ini, bukan karena kompensasi atau pelarian akan tetapi menjadi media baru aktualisasi kepedulian terhadap problem bangsa. Meski pertemuan yang dilakukan di salah satu rumah makan besar pojok persimpangan jalan Mayjen Soengkono dengan HR Muhammad Surabaya itu menyisakan pertanyaan besar adanya indikasi embrio langkah elaborasi dan kompilasi kekuatan politik baru karena hadir pula tokoh dari salah satu parpol paling berpengaruh di Jawa Timur dan beberapa tokoh penting yang lain. Setidaknya ada beberapa kemungkinan politik diantaranya selain membentuk parpol baru adalah memunculkan kekuatan di luar parpol dari unsur independen. Kami berempat beserta seorang remaja yang lagi on-onnya respek terhadap dinamika persoalan politik yang berkembang. Sesuatu yang tidak jamak dimiliki oleh golongan remaja atau pemuda pada umumnya. Penulis yang hadir sebagai fasilitator saat itu tidak ikut menikmati jamuan makan siang karena sedang berpuasa. Tetapi suasana siang dengan sejumlah 12 an orang sekitar jam 12.30 an WIB hari Kamis, 4 Juni 2015 itu penuh dengan nuansa keakraban dan mengalir. Layaknya pertemuan di antara teman lama. Dan saat ini, beliau ikut memperkuat sebuah perguruan tinggi Islam di Jombang Jawa Timur. Di antara proses penyelesaian konflik internal yang juga melanda perguruan tinggi tersebut. Sebuah proses yang menurut beliau menuju ke arah soliditas tumbuh kembangnya perguruan tinggi.

Ada yang menarik disampaikan oleh teman ini. Beliau sampaikan bahwa penting membuat sebuah kekuatan ekstra parlemen yang menjadi pressure group. Dan senantiasa mengingatkan pemerintah agar selalu hadir di tempat terjadinya konsentrasi persoalan masyarakat dimana pemerintah tidak hadir. Beliau juga sampaikan apresiasi positip dan harapan besar pada kami agar akhirnya bisa menduduki pos-pos politik/kekuasaan yang penting untuk mengelola negara dengan cara yang adil dan bijaksana. Tentu saja cara yang mengikuti tuntunan Rasullullah SAW yang telah menurunkan Islam. Yang memuat ajaran syareah, dakwah, jihad dan khilafah sebagai penyempurna kehidupan manusia. Dan rahmat bagi seluruh alam semesta. Menaungi kehidupan manusia dari golongan muslim dan non muslim. Seperti secara masif disampaikan oleh sebuah jamaah dakwah yang akhir-akhir ini mengusung tema "Bersama Umat Memperjuangkan Khilafah sebagai Solusi membebaskan Indonesia dari cengkeraman Neo Liberalisme Neo Imperialisme". Beliau menangkap pesan kuat dan sederhana tentang arah tujuan perjuangan yang ingin kami capai. Sebuah kesan pada diri beliau sejak pertemuan awal hingga kini yang menunjukkan tingginya respek beliau terhadap kami.

Pembicaraan berkembang seputar problem bangsa yang sedemikian pelik dan kompleks. Kamipun juga melontarkan keprihatinan terhadap dinamika kehidupan parpol. Parpol yang kering dengan idealisme perjuangan. Tetapi menonjol kepentingan pragmatisnya. Seperti halnya yang terjadi pada parpol manapun yang tidak lekang oleh friksi kepentingan para pemimpinnya. Hampir rata sudah kehidupan parpol didera oleh persoalan internal di dalam tubuhnya. Seperti sebuah gambaran yang disampaikan oleh seorang politisi senior mantan ketua parpol besar di Jawa Timur. “Bahwa para politisi parpol saat ini akan melepaskan baju parpolnya dan diganti dengan baju komisi saat sudah masuk menjadi anggota dewan”. Sebuah pemandangan memprihatinkan yang mengindikasikan miskinnya idealisme sebagai kiblat perjuangan. Beralih ke arah duit dan kepentingan yang menjadi kiblatnya pergolakan politik. Seperti halnya kasus menimpa teman ini sehingga harus menjatuhkan keputusan politiknya untuk membangun kekuatan di luar parlemen dalam rangka berkontribusi ikut terlibat menyelesaikan problem bangsa. Diawali dengan langkah mengundurkan diri dari parpol dimana beliau merupakan salah satu pendirinya. Hanya karena berseberangan dengan salah seorang dari kalangan pengusaha Jakarta yang masuk di jajaran pimpinan pusat. Walaupun belakangan seseorang ini kemudian keluar dan mendirikan parpol baru. Beliau sampaikan kesan atas yang menimpanya dengan mengatakan "bahwa sejarah kelak pasti terungkap bukan sekarang". Sebuah kesan yang sama seperti garis kebijakan Jokowi yang menggandeng China dan Jepang untuk membangun infrastruktur transportasi udara, darat dan laut. Yang disinyalir sebagai sebuah kompensasi politik meski sulit dibuktikan tetapi sangat mudah dibaca. Dimana telah terjadi sebuah pertemuan 4 orang sangat berpengaruh negeri ini di Singapura jauh hari sebelum Jokowi menjadi RI 1. Sebuah pertemuan yang ujungnya sekarang bisa dilihat dari salah satu indikator tidak pernah akan terungkapnya kasus BLBI yang merugikan negara trilliunan rupiah. Dengan jalan memastikan kendali atas pimpinan KPK dan Polri yang berpotensi memiliki kewenangan mengungkap kasus dugaan tipikor termasuk BLBI. Yakni formulasi kepemimpinan baik di KPK dan Polri sekarang sebagai kerangka aman tidak terungkapnya kasus besar BLBI dan Century yang melibatkan orang-orang berpengaruh di negeri ini. Sebagaimana kita tahu bahwa KPK dan Polri adalah dua institusi yang memiliki kewenangan untuk memproses tipikor para penyelenggara negara dan penegak hukum.

Selain beberapa hal di atas beliau juga sampaikan betapa banyak beragam keganjilan terjadi di negeri ini terutama di Jatim diantaranya : 1) Belum pernah ada hitungan pasti berapa jumlah sebenarnya PNS Pemprov Jatim yang ada hingga berimplikasi atas berapa angka riilnya kisaran jumlah gaji yang harus dikeluarkan 2) Banyaknya kecenderungan tutupnya pasar-pasar tradisional di beberapa kota/kabupaten di Jatim karena lemahnya daya beli masyarakat akan kebutuhan pokok 3) Keluarnya ratusan karyawan sebuah pabrik besi karena datangnya bahan besi dari China yang lebih murah daripada rongsokan besi yang dikumpulkan oleh para pengepul besi (para haji pengusaha besi tua). Hingga meniadakan proses pengolahan besi rongsokan yang melibatkan ratusan tenaga manusia. Dan mematikan para pengusaha besi tua. 4) Tidak hadirnya pemerintah pada beberapa kasus begal yang sering terjadi 5) Kurangnya ketersediaan dana kesehatan melalui jalur BPJS. Selain terjadinya permainan manipulasi data BPS untuk kepentingan kesehatan dan data tingkat kemiskinan. Saat laporan pertanggung jawaban angkanya menjadi kecil namun saat realisasi bantuannya angkanya menjadi membengkak. 6) Banyaknya rumah atau gedung bertuliskan disewa/dikontrakkan atau dijual namun jarang ada yang menyewa atau membelinya. Menurut beliau fenomena ini salah satu indikator kelesuan ekonomi yang melanda negeri ini.

Sementara itu di sisi yang lain diperoleh pemahaman yang sama bahwa problem bangsa yang mendera negeri ini adalah problem sistemik. Dan butuh sistem tata kelola negara yang kompatible untuk menyelesaikannya. Dan sebagai seorang muslim yang meyakini Islam sebagai sistem kehidupan manusia yang paripurna diturunkan Allah Subhanahu Wa Ta'alla melalui Rasul-Nya Muhammad SAW cukup menjadi jawaban atas semua problem sistemik yang mengungkung. Persoalannya adalah maukah para pemimpin dan penguasa ini melepaskan diri dari ketergantungan para penjajah. Baik secara ekonomi maupun politik. Dan kemudian membangun good will dan political will bangkit menjadi bangsa yang mandiri dan berdaulat. Akhir acara bincang sua seorang teman ini ditandai dengan saling berjabat tangan untuk sebuah komitmen sinergi memikirkan dan mengingatkan pada para penguasa tentang pentingnya hadir di setiap problem bangsa. Wallahu a'lam bis showab. [Adil Nugroho (Pemerhati Sosial Politik)] [www.visimuslim.com]

Posting Komentar untuk "Pentingnya Kehadiran Penguasa Disetiap Problem Bangsa"

close