Hanya Khilafah Yang Mampu Memberi Perlindungan


Dunia terasa semakin sempit, ketika dunia tidak lagi memberikan rasa aman dan nyaman kepada mayoritas penduduk dunia di belahan dunia manapun. Perempuan dan anak menjadi  korban kekejaman kapitalisme global. Kemiskinan, kebodohan, tindak kekerasan dan kejahatan seksual menjadi ancaman nyata yang terus mengintai terutama bagi perempuan dan anak-anak.

Kita telah melihat bagaimana muslimah dan anak-anak di wilayah Syam terancam kelaparan karena embargo dan pengusiran dari tanah kelahiran mereka sendiri. Mereka terancam pelecehan seksual bahkan kehilangan nyawa yang dilakukan oleh tentara kafir yahudi la’natullah. Kita juga melihat bagaimana nasib perempuan dan anak-anak di wilayah Timur yang tak kalah mengenaskan. Setiap hari kita disuguhi berita-berita tak sedap tentang kekerasan dan pelecehan seksual dan kriminalitas lainnya. Semua ini terjadi karena para penguasa di negeri-negeri muslim telah berkhianat terhadap umat dengan menerapkan sistem kufur yang tidak memberikan perlindungan kepada perempuan dan anak.

Sistem demokrasi kapitalis liberal telah melahirkan berbagai ancaman, yang tidak hanya menimpa kepada kaum perempuan dan anak di negeri-negeri muslim, namun juga mengancam para perempuan dan anak-anak di negeri Barat. Telah nyata bahwa cara pengaturan demokrasi kapitalisme tentang urusan perempuan dan anak-anak sangat keliru. Cara pandang demokrasi terhadap perempuan adalah memposisikan mereka layaknya barang komoditas yang menguntungkan secara ekonomi. Demokrasi telah memfasilitasi dan membiarkan eksploitasi perempuan dan anak-anak untuk kepentingan bisnis (mengeruk keuntungan materi).

Kita melihat betapa banyak kaum ibu dan anak-anak yang terpaksa mengais rezeki di tempat yang tidak aman dan ramah bahkan berbahaya. Mereka terpaksa melakukannya karena tidak ada pihak lain yang mau bertanggung jawab memenuhi kebutuhan pokok mereka. Perempuan harus bersaing sangat keras dengan laki-laki dalam atmosfir publik yang jahat dan jahannam, yang membuat mereka sengsara. Demikian pula anak-anak, mereka harus bersain dengan orang dewasa, dimana seharusnya orang dewasa yang mengayomi dan melindungi mereka, namun senyatanya anak-anak dieksploitasi oleh orang dewasa demi keuntungan ekonomi.

Kesenjangan ekonomi antara si kaya dan si miskin yang diciptakan oleh sistem ekonomi kapitalisme liberalism demikian lebar. Persoalan distribusi kekayaan kapitalisme yang tidak merata lah yang menjadi penyebab ketimpangan sosial tersebut. Para ibu terpaksa meninggalkan kewajiban mereka di rumah demi ‘sesuap nasi’ yang semakin sulit didapatkan untuk menyambung hidup. Anak-anak meninggalkan sekolahnya demi membantu ekonomi keluarga. Negara demokrasi kapitalis liberal tidak merasa bertanggung jawab dalam pemenuha kebutuhan kolektif masyarakat. Negara yang seharusnya menjadi raa’in (pelayan), pelaku langsung pengaturan dan pemenuhan seluruh kebutuhan hidup rakyat, diposisikan hanya sebagai wasit. Media-media pun dibiarkan berjalan sendiri, merusak masyarakat dengan penyebaran nilai-nilai yang datang dari Barat. Negara pun tidak sanggup menghilangkan narkoba dan minuman keras, pornografi, kejahatan dan kekerasan seksual pada perempuan dan anak. Alhasil kerusakan tidak bias dihindarkan.

Negara semestinya bertanggung jawab terhadap rakyat, memenuhi kebutuhan dasar rakyat, member perlindungan dan rasa aman bagi rakyat, termasuk bagi perempuan dan anak-anak. Negara harus menjamin terjaganya martabat perempuan dan manusia lainnya dengan penerapan sistem yan benar dan tepat. Negara yang mampu menjalankan semua ini adalah Negara Khilafah Islamiyah yang mengikuti manhaj kenabian. Dimana Negara Khilafah akan menerapkan seluruh sistem Islam dan seluruh lini kehidupan. 

Khilafah akan menyiapkan kurikulum pendidikan yang benar dan tepat bagi semua warga Negara termasuk kaum perempuan. Sehingga kaum perempuan akan mampu menjalankan fungsi utamanya sebagai umm wa rabb al-bayt (ibu dan manager rumah tangga). Dimana perempuan-perempuan dalam Negara Khilafah akan mampu menjadi ibu yang baik yang mendidik anak-anaknya menjadi generasi pemimpin masa depan yang gemilang. Ibu pun akan ahli dalam menjaga anak-anak mereka dari berbagai ancaman, kerusakan fisik dan psikis.

Khilafah akan menerapkan sistem pergaulan Islam yang berlandaskan paradigm perlindungan terhadap perempuan dan anak-anak. Setiap laki-laki dilarang memandang kaum perempuan dengan pandangan syahwat, begitu pula sebaliknya. Masing-masing dari keduanya menjaga diri dan kehormatannya. Pandangan syahwat hanya dibenarkan dalam ranah privat, hubungan suami isteri dengan ikatan pernikahan. Dalam kehidupan publik, relasi antara laki-laki dan perempuan adalah relasi kerja sama dalam membangun masyarakat menuju kemajuan. Mereka adalah mitra kerja dalam bidang politik, ekonomi, social, dan lainnya. 

Khilafah akan menjadikan media massa sebagai sarana edukasi. Khilafah akan mengarahkan media untuk menanamkan tsaqafah Islamiyah kepada rakyat. Selain itu, media akan dijadikan sarana dakwah dan propaganda keluar negeri agar syiar Islam menyentuh seluruh penjuru negeri, dan dunia akan melihat keagungan, keluhuran dan kesejahteraan dalam naungan Khilafah Islam.

Untuk itulah, khilafah menjadi kebutuhan yang sangat mendesak saat ini, selain merupakan kewajiban bagi setiap umat Islam. Wa Allahu ‘alam. [Lilis Holisah (Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Banten) [www.visimuslim.com]

Posting Komentar untuk "Hanya Khilafah Yang Mampu Memberi Perlindungan"